Kampus ITS, ITS News – Guna membahas berbagai permasalahan yang terkait pendidikan tinggi di Indonesia, para rektor dan wakil rektor dari 11 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Jawa Timur (Jatim) menghadiri Rapat Kerja (Raker) Paguyuban Rektor se-Jatim yang berlangsung di kampus Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Selasa (6/8).
Kesebelas PTN tersebut antara lain Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Universitas Jember (Unej), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Airlangga (Unair), Universitas Brawijaya (UB), Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Universitas Negeri Malang (UM), Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” (UPN) Jatim, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA), Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim, dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember.
Ketua Paguyuban Rektor PTN se-Jatim, Drs Moh Hasan MSc PhD menyampaikan, pertemuan antar rektor dan wakil rektor PTN se-Jatim ini rutin dilakukan untuk membahas isu-isu penting yang tengah terjadi akhir-akhir ini. “Tentunya isu-isu yang menyangkut PTN saat ini,” ujar Rektor Unej ini.
Pada raker kali ini juga menghadirkan perwakilan Pemerintah Provinsi Jatim yang dalam hal ini diwakili oleh Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Jatim Dr H I Gusti Ngurah Indra S Ranuh SH CN MSi yang memberikan sedikit gambaran mengenai kondisi Provinsi Jatim saat ini. “Paparan dan gambaran tentang kondisi Jatim ini bisa kita ketahui bersama sekaligus kita bahas bersama apa yang menjadi hal penting nantinya,” jelas Moh Hasan.
Dalam materinya, Kepala BPSDM Jatim tersebut memaparkan kondisi terkini Provinsi Jatim terkait tingkat kemiskinan yang masih besar di beberapa daerah dan kabupaten atau kota. “Selain itu, juga kualitas pendidikannya masih rendah,” terangnya.
Oleh karena itu, ia mengharapkan adanya bantuan maupun masukan dari para pimpinan PTN tersebut kepada Pemprov Jatim. “Mungkin bantuan tersebut bisa dengan adanya dukungan beasiswa terhadap masyarakat yang kurang mampu atau program-program lain yang bisa menunjang,” imbuhnya.
Dalam hal ini, Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng mengungkapkan, salah satu praktik yang cukup ‘sakti’ untuk memutus tingkat pengangguran dan kemiskinan tinggi di Provinsi Jatim adalah pendidikan. “Kami (ITS, red) sudah menandatangani MoU dengan Gubernur Provinsi Jatim dan UNUSA untuk program One Pesantren One Product (OPOP),” aku rektor yang biasa disapa Ashari ini.
Menurut Ashari, ini sesungguhnya program pemberdayaan untuk santri, pesantren, dan masyarakat sosial di sekitar. Saat ini ada sekitar kurang lebih 1.500 pesantren di Jatim yang terlibat dan ada beberapa yang sudah memberikan hasilnya. Di program OPOP ini ITS memberikan support pada platform Information Technology (IT) untuk mempertemukan produsen dan konsumen. “Untuk saat ini, program tersebut dikelola oleh ITS dan UNUSA, namun tidak menutup kemungkinan bagi universitas lain jika ingin bergabung kami akan sangat welcome,” tutur guru besar Teknik Elektro ITS ini. (HUMAS ITS)
Kampus ITS, ITS News — Dalam upaya memperkenalkan pentingnya sertifikasi halal, tim Kuliah Kerja Nyata pengabdian Masyarakat (KKN Abmas)
Kampus ITS, ITS News — Tim Spektronics dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali sukses mendulang juara 1 pada ajang
Kampus ITS, ITS News — Kurang meratanya sertifikasi halal pada bisnis makanan khususnya pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM),
Kampus ITS, ITS News — Perayaan Dies Natalis ke-64 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) telah mencapai puncaknya di Graha Sepuluh