ITS News

Minggu, 29 September 2024
30 September 2019, 18:09

Tiga Usulan Guru Besar ITS Mengenai Pemindahan Ibu Kota

Oleh : itsojt | | Source : ITS Online

Prof Ir Joni Hermana MscES PhD saat menyampaikan presentasinya di Auditorium Gedung Research Center, Senin (30/9)

Kampus ITS, ITS News – Menanggapi isu pemindahan Ibu Kota Negara Indonesia, Prof Ir Joni Hermana MscES PhD memberikan kritik dan usulan dalam seminar bertajuk Diseminasi dalam Persiapan Pembangunan Ibukota Negara. Joni memaparkan tiga usulan penting dalam proyek pemindahan ibu kota ini, Senin (30/9).

Diungkapkan dalam presentasinya, alasan pemindahan ibu kota negara tersebut karena Jakarta memiliki banyak permasalahan, yaitu beban dan densitas penduduk, beban lingkungan, potensi hazard akibat perubahan iklim, dan tidak layak huni secara psikologis. Hazard sendiri merupakan segala sesuatu yang dapat berpotensi menjadi bahaya bahkan accident atau incident.

Isu lain berupa ketimpangan regional antara wilayah barat dan timur atau ketimpangan antara jawa dan non-jawa pun turut menjadi masalah pemerintah. “Apabila ibu kota jadi pindah, apakah permasalahan Jakarta ditinggal begitu saja?” ujar Rektor ITS Periode 2015-2019 tersebut membuka pertanyaan.

Bapak tiga anak itu juga mengungkapkan bahwa rencana pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, diperkirakan akan menelan biaya sebesar Rp 466 triliun ($ 32,7 miliar) yang akan dibiayai negara sebesar 19%, sedangkan sisanya dimodali dari Public-Private Partnership (PPP) dan dari pihak swasta. Biaya ini termasuk untuk perkantoran dan tempat tinggal bagi Aparatur Sipil negara (ASN). “Saya rasa biaya yang digunakan itu murah. Sedangkan dalam konteks masyarakat, apakah sepadan?” tambahnya.

Rencananya jika proyek tersebut disetujui DPR, maka proses pembangunannya akan dimulai tahun depan pada lahan seluas 40 ribu hektar dan akan memulai perpindahan layanan administrasi pemerintahan sekitar tahun 2024. Dari situ, Joni dan beberapa narasumber yang lain mengusulkan tiga hal penting untuk merealisasikan proyek tersebut.

Usulan pertama, yaitu dasar pembangunan kota tersebut mempunyai akses ke laut atau di wilayah pesisir. “Dikarenakan Negara Indonesia adalah negara kepulauan, nantinya diharapkan akan menjadi basis pengembangan ekonomi negara,” ucapnya penuh semangat.

Pada usulan ke duanya, kota yang akan dijadikan ibu kota baru harus memenuhi kriteria kota masa depan. Menurutnya, ibu kota ini nantinya akan dipenuhi oleh generasi milenial, kultur dan kebiasaan mereka tentu saja berbeda dengan para penyusun ide. Maka dari itu, ide Guru Besar Departemen Teknik Lingkungan ini adalah pembangunan kota cerdas ditambah modernisasi sesuai tuntutan global yang berbasis Information and Communications Technology (ICT).

Usulan yang terakhir yaitu tetap memperhatikan keberlanjutan Kota Jakarta. “Jakarta memang memiliki sejuta masalah. Pemindahan ibu kota bukan berarti harus meninggalkan masalah yang ada di kota sebelumnya,” tuturnya tegas.

Untuk menjadikan desain ibu kota baru yang sesungguhnya, dibuka kesempatan untuk sayembara dalam perancangan desain ibu kota baru. Joni berharap terdapat tim dari ITS untuk mengikuti lomba tersebut. “Ini adalah bagian dari tantangan kita semua agar bisa berkontribusi bagi pembangunan ibu kota baru,” pungkasnya. (ion23/id)

 

Prof Ir Joni Hermana MscES PhD (tengah) bersama pemateri lainnya dalam seminar bertajuk Diseminasi dalam Persiapan Pembangunan Ibukota Negara

Berita Terkait