ITS News, Opini – Mengenang peristiwa Gerakan 30 September PKI (G30S/PKI) memang tiada habisnya. Segala kontroversi hingga berbagai asumsi yang menyertainya selalu tumbuh kembali setiap tahunnya. Sejatinya, G30S/PKI bukan hanya sekedar noda hitam, namun gerakan ini seharusnya mengajarkan kita arti loyalitas pada negara.
G30S/PKI merupakan gerakan yang dilakukan Partai Komunis Indonesia (PKI) untuk merongrong pemerintahan Indonesia. Bukan hanya pemberontakan biasa, G30S/PKI mengakibatkan gugurnya tujuh jenderal Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI). Gerakan ini tidak hanya menimbulkan kedukaan yang mendalam bagi Bangsa Indonesia, tapi juga terganggunya stabilitas politik dan ekonomi. Imbas gerakan ini adalah munculnya orde baru sebagai titik balik berkembangnya pembangunan Indonesia.
Gerakan ini bukan hanya menjadi tragedi tapi juga ikut menjadi riak sejarah perkembangan Indonesia. Masih banyak asumsi dan dugaan terkait sebab ataupun dalang dari peristiwa ini. Terlepas dari itu, peristiwa ini memberi warna dalam dinamika politik dan pertahanan di Indonesia. Peristiwa ini juga memberi pelajaran bahwa perjuangan Indonesia selanjutnya justru lebih berat karena melawan bangsa sendiri.
Satu pelajaran penting dari peristiwa ini adalah sebuah makna loyalitas sesungguhnya kepada negara. Pengorbanan tujuh jenderal ABRI yang dengan tegak kepala dibawa oleh pasukan Cakrabirawa dan rela bertaruh nyawa demi negara memberi makna bagaimana pahlawan itu sesungguhnya. Bahkan dalam berbagai versi cerita yang beredar, para pahlawan revolusi ini rela melindungi keluarganya dan dengan rela dibawa pergi oleh pasukan Cakrabirawa dengan dalih memenuhi panggilan presiden.
Cerita loyalitas lebih tergambarkan pada sosok Lettu Piere Tendean yang mengorbankan diri dengan mengaku sebagai Jenderal A H Nasution. Sejarah mencatat, Lettu menyerahkan diri ketika Cakrabirawa secara membabi buta melakukan tembakan dan pengepungan di rumah Jenderal A H Nasution. . Mengetahui hal buruk apa yang kemungkinan terjadi pada atasannya dan betapa pentingnya posisi Nasution dalam militer Indonesia menyebabkan ia memutuskan untuk menyerahkan diri ke Cakrabirawa.
Loyalitas atau patuh dan setia menjadi landasan para pahlawan revolusi dalam berkorban. Memang tidak ada niat untuk mencari mati dan meninggalkan keluarga. Tapi ketika pasukan Cakrabirawa menungkapkan alasan bahwa untuk memenuhi panggilan presiden, mereka pun siap. Meski banyak kejanggalan dalam proses menjemput para jenderal tersebut, mereka tetap dengan siap mengikuti pasukan itu tanpa tahu kalau itu saat terakhir mereka bertemu keluarganya.
Loyalitas ini memang harus diterapkan dalam kehidupan bernegara saat ini bahkan harus ditanamkan sejak dini. Berprestasi dalam pendidikan ataupun olahraga, mengungkapkan ide dan pikiran untuk perbaikan negara, atau ikut mengawasi lembaga negara agar melakukan tugasnya dengan baik merupakan upaya menjaga loyalitas kepada Negara Indonesia.
Ideologi Pancasila juga harus ditanamkan dan segenap hati dipertahankan oleh seluruh masyarakat Indonesia. Berhasil digagalkannya upaya kudeta setelah peristiwa G30S/PKI menunjukkan bahwa dengan dukungan masyarakat, Pancasila tetaplah kuat. Pancasila menjadi landasan hidup Bangsa Indonesia ke depannya yang harus dijaga kesakralannya.
Menjadi masyarakat Indonesia saat ini bukanlah saatnya untuk selalu meminta hak kepada negara tapi juga harus memiliki peran untuk negaranya. Berkontribusi lewat berbagai keahlian yang dimilikinya dapat menjadikan kita pahlawan masa kini bagi negara. Satu perkataan yang paling diingat bahwa jangan tanyakan apa yang negara berikan padamu, tapi tanyakan apa yang dirimu berikan untuk negaramu haruslah jadi landasan pejuang Indonesia masa kini untuk berperan.
Ditulis oleh
Septian Chandra Susanto
Mahasiswa S-1 Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota
Reporter ITS Online
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan
Kampus ITS, ITS News — Proses pembuatan batik sebagai warisan tanah air seringkali melibatkan penggunaan zat pewarna sintetis yang
Kampus ITS, ITS News — Terdapat lebih dari 13.000 sumur minyak terbengkalai di Indonesia yang memiliki potensi sebagai sumber energi
Kampus ITS, ITS News — Dalam upaya memperkenalkan pentingnya sertifikasi halal, tim Kuliah Kerja Nyata pengabdian Masyarakat (KKN Abmas)