Kampus ITS, Opini – Gejolak yang beberapa waktu ini terjadi tiada hentinya menerpa Indonesia, telah menyita perhatian nyaris dari seluruh kalangan. Hal tersebut patutlah menimbulkan pertanyaan, apa yang sebenarnya terjadi pada negeriku? Sampai kapan masalah yang senantiasa timbul ini akan menemukan titik terang? Di manakah ‘patriot’ bangsa yang rakyat dambakan?
Besarnya animo mahasiswa dalam menyikapi beberapa isu yang penuh kontroversi seperti UU KPK, RKUHP, kebakaran hutan dan lahan, dan berbagai topik panas lain, menyebabkan segenap masyarakat turut antusias dalam mengamati pergerakan mahasiswa seantero negeri. Banyak yang mendukung, namun tidak sedikit pula yang mencibir. Sebagian yang lain memilih untuk acuh dan fokus dengan pekerjaannya masing-masing.
Di Surabaya sendiri, luapan kegeraman yang menumpuk dalam benak segenap mahasiswa pun berhasil disampaikan melalui aksi di sekitar Gedung DPRD Jawa Timur, Kamis (26/9) lalu. Sekitar delapan hingga sepuluh ribu peserta aksi tersebut berjuang menyuarakan keresahan mereka. Dengan anggapan bahwa mereka telah berusaha menjadi pahlawan yang dibutuhkan Indonesia. Gerombolan patriot itu rela turun ke jalan, mempertaruhkan keselamatan pribadi demi rakyat dan ibu pertiwi.
Terlepas dari pro dan kontra pelaksanaan aksi tersebut, satu hal yang perlu diberi apresiasi adalah rasa patriot membara yang tumbuh dari berbagai kalangan mahasiswa. Dari yang aktif berorganisasi dan kritis hingga mahasiswa yang cenderung jarang beraktivitas sosial, semua berbondong-bondong turun ke jalan.
Di bawah terik matahari mereka bersuara lantang. Aspirasi yang telah mereka kaji dan bawa, berharap sesegera mungkin didengarkan dan dikabulkan. Dari satu frekuensi keresahan, mereka turun ke jalan, mengharap adanya perubahan baik untuk Indonesia.
Namun, apakah aksi yang bertujuan menyelamatkan nasib bangsa ini hanya akan berhenti sampai di situ saja? Berharapnya sih, tidak. Apakah aksi dan demo adalah satu-satunya jalan? Tidak juga. Sebagai mahasiswa, ada opsi penting yang sekaligus menjadi kewajiban kita sekalian, yaitu menimba ilmu sebaik mungkin. Belajar dengan sungguh-sungguh di balik bangku kuliah, dan tetap peduli dengan kondisi terkini yang sedang menimpa negara.
Dengan belajar bersungguh-sungguh sesuai ranah yang diminati dan hendak dijajaki di kemudian hari, kesalahan yang dilakukan oleh generasi tua dapat diminimalisir dan diperbaiki. Sekecil apapun peran yang kita ambil di masa mendatang, tentu akan sangat terpengaruh dari apa yang kita tanam saat di bangku kuliah. Oleh karena itu, penting rasanya untuk turut memerhatikan aspek ini.
Tidak cukup sampai di situ, pemaknaan adab dan moral yang sesuai dengan norma-norma yang berlaku juga penting diterapkan oleh generasi muda saat ini. Jika moral seseorang masih berada di garis yang benar dan hal tersebut mampu ditanamkan kuat ke dalam setiap individu generasi muda, khususnya yang saat ini menjadi mahasiswa, maka tindakan kejahatan dan tercela yang dilakukan generasi sebelumnya pun dapat hilang dengan sendirinya.
Luruskan niat para mahasiswa sekalian! Engkaulah harapan bagi bangsa ini kelak. Patriot bangsa sejati akan mempersiapkan dirinya sebaik mungkin untuk bumi pertiwi. Tidak hanya termakan euforia sesaat, tetapi untuk kebaikan jangka panjang. Sehingga nanti, generasi setelah engkau diharapkan akan menerima warisan terbaik yang pernah diberikan generasi sekarang. Demikian untuk generasi selanjutnya, seiring dengan berjalannya waktu.
Reporter ITS Online
Muhammad Faris Mahardika T
Departemen Teknik Kelautan
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan
Kampus ITS, ITS News — Proses pembuatan batik sebagai warisan tanah air seringkali melibatkan penggunaan zat pewarna sintetis yang
Kampus ITS, ITS News — Terdapat lebih dari 13.000 sumur minyak terbengkalai di Indonesia yang memiliki potensi sebagai sumber energi
Kampus ITS, ITS News — Dalam upaya memperkenalkan pentingnya sertifikasi halal, tim Kuliah Kerja Nyata pengabdian Masyarakat (KKN Abmas)