Kampus ITS, ITS News – Mahasiswa Departemen Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali berinovasi, kali ini dalam event Taiwan Innotech Expo 2019. Adalah Reza Aulia, Riantama, dan Afif Purwandi yang berhasil meningkatkan inovasi pada alat pendeteksi kelelahan masinis yang bernama Machinist Fatigue Detector (MAFTEC). Inovasi ini berhasil meraih dua penghargaan sekaligus di event yang berakhir pada Sabtu (28/9).
Taiwan Innotech Expo 2019 merupakan event besar tahunan di Taiwan yang diikuti perusahaan, asosiasi, dan mahasiswa dari seluruh dunia. Acara yang berlangsung selama tiga hari di TWTC Exhibition Hall 1, Taiwan ini mengusung tema Suistainability Innovative Invention Future Technology. Yang kemudian dibagi ke dalam beberapa kategori, salah satu kategori yang diikuti oleh Reza dan kawan-kawan adalah Electric Power, Measuring, Optics & Information Storage Based on Relative Movement Between Record Carrier, and Transducer. Mereka memilih kategori tersebut karena inovasi yang diangkat fokus pada human factor (karakteristik manusia), khususnya kelelahan dan kantuk masinis integrasi.
Alat yang berhasil meraih medali perak di Korea International Youth Olympiad Idea, Innovation, Invention, and Intellectual Property (KIYO 4I) tahun lalu ini telah ditingkatkan spesifikasinya. Dari yang sebelumnya mendeteksi kantuk masinis melalui gerakan mata, kali ini MAFTEC menggunakan metode baru, yaitu mendeteksi kantuk melalui denyut jantung. Inovasi ini juga disertai kontrol secara real-time tingkat kelelahan seorang masinis.
Ketua tim MAFTEC, Reza, menjelaskan, cara kerja alat ini yaitu mendeteksi lelah dan kantuk dari masinis kemudian memberikan getaran. “Alat dapat mengetahui seseorang itu lelah atau mengantuk melalui pengolahan oleh komputer dengan basis kombinasi antara kedipan mata dan denyut jantung,” ujar mahasiswa ITS angkatan 2016 ini.
Reza melanjutkan, jika masinis terindikasi mengantuk, maka alat ini akan bergetar untuk membangunkan penggunanya. Selain itu Alat ini juga dapat mendeteksi kelelahan dan kantuk secara real-time melalui online lewat website. “Sehingga harapannya pusat kendali dapat mengetahui kondisi masinisnya secara langsung,” tambahnya.
Dengan inovasi metode deteksi yang baru ini, MAFTEC berhasil meraih honorable mention di event tersebut. “Walaupun alat ini bisa dibilang umum, namun metode yang kami gunakan ini baru yaitu deteksi denyut jantung dan kedipan mata,” gumamnya.
Penghargaan lain yang didapat adalah Special Award dari Korean Invention Promotion Association (KIPA), karena menurut asosiasi KIPA penemuan ini memiliki potensi besar untuk diimplementasikan di pasar yang lebih besar. Tidak hanya di aplikasikan di kereta api, namun juga di sektor transportasi lainnya.
Untuk kedepannya, Reza berharap agar MAFTEC ini dapat diimplementasikan dalam dunia kereta api dan dapat berguna bagi masyarakat. Sekarang ini, Reza dan timnya masih berusaha untuk memperoleh proses paten untuk alat ini. “Kami juga ingin mendapat kepercayaan bahwa produk ini telah teruji dan agar dapat digunakan untuk praktikum di Laboratorium Ergonomi dan Perancangan Sistem Kerja (EPSK),” pugkasnya. (ion7/qin)
Kampus ITS, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali melahirkan lulusan doktor berprestasi dari Departemen Fisika, Fakultas
Kampus ITS, ITS News — Timbunan sampah rumah tangga Desa Kalirejo, Kabupaten Gresik menjadi masalah yang mengganggu warga setempat.
Kampus ITS, ITS News – Rangkaian Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) 2024 di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Kampus ITS, ITS News — Keberadaan lahan tidak produktif menjadi salah satu hambatan dalam mengembangkan sumber daya pertanian yang