Kampus ITS, ITS News – Seakan tiada bosan mengharumkan nama Indonesia di mata dunia, tim Spektronics Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali berhasil mengusung gelar juara internasional. Prestasi membanggakan kali ini ditorehkan dari ajang lomba mobil prototipe berbahan bakar reaksi kimia Chemeca 2019 sebagai juara umum di Sydney, Australia, Selasa (1/10).
Tim Spektronics ITS berhasil menyudahi perlombaan dengan raihan juara satu pada kategori race dan juara dua untuk kategori poster. Dengan total raihan juara tersebut, tim Spektronics ITS pun dinobatkan sebagai juara umum dalam kompetisi tahunan berskala internasional tersebut.
Chemeca sendiri merupakan konferensi untuk chemical engineers (insinyur teknik kimia) dan dari berbagai disiplin ilmu lain. Salah satu kegiatan utama dalam konferensi ini ialah perlombaan chem-E-car, yakni purwarupa mobil dengan energi reaksi kimia. Delegasi tim Spektronics ITS sendiri diwakili oleh Satrya Fuad Afif Sulistiyo, Widi Citra Lestari, Evan Mika Subnafeu, Kharisma Perdana Setiawan, dan Tiara Mahendra Kurniawati.
Setelah vakum dari ajang lomba ini selama tiga tahun, tim yang membawa terobosan mobil bernama Spektronics Aerio Superior (AS) ini berhasil mengungguli peserta lain, nyaris dalam seluruh aspek. Terbukti, Spektronics hanya sedikit di bawah University of Queensland Australia dalam kategori poster.
Dalam kategori race sendiri, tim Chem-E-Car ITS ini menjadi yang terbaik dengan jumlah error hanya 53 sentimeter. Sesuai dengan aturan lomba yang telah ditetapkan, yakni tim dengan jumlah error paling minim dan mampu menempuh jarak terjauh akan dinyatakan sebagai pemenang.
Satrya Fuad Afif Sulistiyo yang dipercaya sebagai manajer tim menyampaikan rasa bangga dan bahagianya, lantaran berhasil mengharumkan nama kampus dan bangsa dalam perlombaan ini. Apalagi, tim Spektronics ini terakhir kali berhasil memenangi Chemeca saat digelar di Adelaide pada tahun 2016 lalu. “Jadi kami juga bangga sebab masih mampu membuktikan bahwa arek ITS sanggup bersaing dengan mahasiswa Australia, Singapura, dan sebagainya,” tutur mahasiswa Teknik Kimia ini saat dihubungi melalui pesan daring, Selasa (1/10).
Dijelaskan mahasiswa yang akrab disapa Fuad ini, tim Spektronics melakukan registrasi lomba pada Minggu (29/9) dan baru mulai berlomba serta presentasi poster dua hari setelahnya, yakni Selasa (1/10) ini. Menurut Fuad, hal menarik dari perlombaan ini ialah seluruh peserta mendapat kejutan dari penyelenggara berupa arena lintasan dengan permukaan karpet yang ditutupi plastik.
Meskipun tim Spektronics sendiri sudah mempersiapkan adanya kemungkinan tersebut, namun pada saat perlombaan nyatanya lintasan sangat bergelombang. “Sehingga kami merasa perlu melakukan perhitungan ulang untuk volume reaktan yang dibutuhkan,” terangnya.
Pada percobaan pertama, Fuad bercerita bahwa mobil Spektronics AS memiliki jarak berhenti sebelum garis finis atau error yang sama dengan mobil milik University of Sydney, yakni 65 sentimeter. Hal ini menjadikan Spektronics terpacu, sebab mereka merasa tidak ada ruang untuk melakukan kesalahan lagi. Hingga pada percobaan kedua, tim ini melakukan kalibrasi ulang data, sehingga error dapat diperkecil hingga 53 sentimeter, sementara Univesity of Sydney belum berhasil melakukan hal yang sama.
Di satu sisi, mahasiswa angkatan 2017 ini juga bercerita bahwa saat percobaan kedua terdapat hal yang menegangkan, di mana mobil University of Queensland sangat lambat dan berhenti di dekat garis akhir dengan posisi keluar dari lintasan. Sehingga menyebabkan tim yang menjadi juara 1 kategori poster tersebut tersingkir dari kompetisi. “Hal ini cukup membuat perlombaan tegang sih,” ceritanya.
Fuad yang juga anggota tim teknis Spektronics ini mengungkapkan tantangan terbesar yang mereka temui adalah permukaan lintasan yang memaksa timnya untuk memodifikasi ban mobil untuk menghindari slip. Lebih lanjut lagi, dalam mencari material lintasan untuk latihan dan material ban yang sesuai untuk kompetisi ini cukup menyusahkan tim mereka. Terlebih mereka harus berkeliling beberapa toko perangkat keras di negeri asing.
Berkat raihan ini, semakin bertambah banyak rangkaian prestasi yang diukir tim Spektronics ITS. Setelah kurang lebih persiapan selama satu tahun, perjuangan tim binaan Setiyo Gunawan ST PhD ini akhirnya memberikan buah manis. Setelah ini, Fuad membocorkan bahwa tim Spektronics akan mengejar gelar juara pada kompetisi ICECC 2020 dan AIChe 2020. “Kami optimistis sanggup mengharumkan nama Indonesia lagi dan membawa pulang piala bagi ITS,” tandasnya yakin. (dik/HUMAS ITS)
Surabaya, ITS News – Kenyamanan dan fungsionalitas menjadi aspek utama dalam desain bangunan yang ramah lingkungan, tak terkecuali bagi
Kampus ITS, Opini — Kontribusi ibu di dalam tumbuh kembang anak merupakan aspek yang krusial, terutama bagi mahasiswa baru
Kampus ITS, ITS News — Menyokong antisipasi terjadinya bencana serta terus berupaya mengedukasi masyarakat, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melalui
Kampus ITS, ITS News — Transisi menuju energi terbarukan menjadi fokus utama demi lingkungan yang berkelanjutan. Mendukung hal tersebut,