ITS News

Minggu, 29 September 2024
06 Oktober 2019, 09:10

Dibandingkan dengan Emas, Ini Potensi Aset Kripto

Oleh : itsojt | | Source : ITS Online

Fransiskus Bupu Awa Du’a ketika membawakan materinya mengenai aset kripto

Kampus ITS, ITS News – Digitalisasi sudah menjadi tumpuan di berbagai sektor kehidupan, sehingga aset digital menjadi hal yang penting. Bahkan, dalam prospek ke depannya, aset digital memiliki potensi yang lebih luas dibandingkan dengan emas. Hal inilah yang menjadi pokok pembahasan dalam acara Vexanium Goes To Campus di Gedung Rektorat Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Jumat (04/10).

Seminar bertajuk Blockchain: Industrial Revolution 4.0 ini menjelaskan bahwa aset digital yang dirancang sebagai media pertukaran dengan pengamanan yang kuat disebut aset kripto. Aset kripto tidak memiliki bentuk fisik dan menggunakan teknologi blockchain sebagai teknologi penyimpanan data terdesentralisasi yang memastikan bahwa segala transaksinya aman.

“Sama seperti emas, kita dapat membeli aset kripto dengan rupiah. Di negara lain pun dapat dibeli menggunakan mata uang negaranya sendiri,” Jelas Fransiskus Bupu Awa Du’a, pembicara dalam sesi tersebut. Lebih lanjut, Fransiskus menjelaskan bahwa harga emas dan aset kripto sama-sama tidak diatur oleh satu entitas, sehingga kemungkinan hilangnya aset akibat bangkrut dapat dieliminasi. Aset kripto juga tidak dapat diduplikasi maupun dihancurkan.

Dibandingkan dengan emas, Faransiskus memaparkan bahwa aset kripto memiliki beberapa kelebihan. Terlebih lagi di masa yang serba digital, penyimpanan aset kripto termasuk mudah, karena pemilik aset hanya perlu menyimpannya di smartphone, laptop maupun gawai lain yang ia miliki.

Untuk pemindahan aset, tidak seperti emas yang perlu waktu dan perlakuan khusus untuk proses pemindahannya—terlebih jika jumlahnya banyak— aset kripto dapat dipindahkan ke mana saja dan kapan saja melalui teknologi blockchain yang menjamin kestabilan dan keamanan sistem aset kripto.

Fransiskus mengklaim Saat ini belum ada orang yang benar-benar berhasil melakukan peretasan dalam servernya. “Jika ingin melakukan peretasan , si peretas itu harus melakukan peretasan pada 50+1% dari server pengamanan di seluruh dunia dalam waktu kurang dari 10 menit. Sedangkan di dunia ada ribuan server, yang pada tiap 10 menit akan ada server baru yang muncul,” urai Fransiskus yang sekaligus merupakan Bussiness Development Specialist di INDODAX.

Untuk ongkos keamanannya sendiri, pria yang berasal dari Flores tersebut mengatakan bahwa tidak ada biaya lebih. Blockchain menjadi jaminan keamanan dan kestabilan sistem aset kripto. “Gratis, dan dijamin keamanannya. Kan kalau kita mau menyimpan emas kita harus beli brankas, mempekerjakan petugas, beli cctv. Itu butuh biaya lebih,” terangnya.

Melalui seminar ini, Fransiskus berharap dapat mengedukasi dan membuka lebar wawasan mahasiswa ITS tentang blockchain dan aset kripto. “Kami juga berharap bahwa teman-teman mahasiswa ITS di sini bisa terlibat dalam pengembangan teknologi blockchain. Kami siap mengadakan bimbingan maupun seminar yang lain,” pungkas Fransiskus. (ion25/id)

Foto bersama peserta dan pembicara acara di penghujung seminar

 

Berita Terkait