Kampus ITS, ITS News – Guna membekali mahasiswa tentang kehidupan pasca kampus, Bidikmisi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (Bimits) mengundang Hanif Azhar MSc sebagai narasumber dalam Dialog Tokoh yang bertema Strategi Generasi Milenial dalam Menyongsong Dunia Pasca Kampus yang Gemilang. Hanif menjelaskan kiat sukses berkuliah di luar negeri, Sabtu (9/10).
Hanif memaparkan, melalui hasil observasinya di beberapa seminar, sebanyak 91% mahasiswa mempunyai keinginan untuk keliling dunia, tetapi 87% belum mengetahui bagaimana caranya. “semua orang dapat memiliki kesempatan ke luar negeri, tetapi tentunya membutuhkan motivasi yang kuat dan aksi nyata,” jelasnya membuka dialog.
Alumni Departemen Desain Produk ITS ini juga menjelaskan, untuk memulai segala sesuatu itu harus diawali dengan pertanyaan ‘mengapa?’, karena hal itu dilakukan untuk memotivasi diri. “Mengapa ingin ke luar negeri? Agar kekinian, mimpi dari kecil, atau ingin menjadi orang sukses?” tanyanya interaktif.
Pria yang pernah bekerja sebagai Public Policy Specialist di Kantor Staf Presiden Republik Indonesia ini memaparkan bahwa setidaknya terdapat enam persiapan yang harus ditempuh untuk dapat menempuh pendidikan tinggi di luar negeri.
Pertama adalah quick win, ia menjelaskan bahwa orang yang sukses itu karena hasil dari kerja kerasnya, bukan dari keberuntungan. Lalu Uni Research, bahwa program di universitas yang dituju haruslah sesuai dengan kemampuan dan kompetensi yang dimiliki. “Yang harus kita lakukan adalah menentukan programnya, bukan negaranya,” ujar Hanif.
Hanif yang pernah mengabdi sebagai pengajar muda Gerakan Indonesia Mengajar ini menjelaskan bahwa persiapan ketiga adalah perencanaan keuangan yang tentunya berhubungan dengan beasiswa. “Setiap beasiswa mencari karakter yang berbeda-beda, maka carilah yang sesuai dengan karakter kalian,” ujarnya.
Persiapan selanjutnya yang tidak kalah penting yaitu IELTS, GRE, atau GMAT karena membutuhkan proses yang panjang. “Tentunya harus menikmati proses tersebut, karena belajar bahasa Inggris itu tidak mudah,” jelasnya.
Yang kelima adalah personal statement, yaitu bagaimana memanfaatkan potensi yang dimiliki untuk dibuktikan ke orang lain. Dan yang terakhir adalah action atau bukti nyata dari semua yang telah dipersiapkan.
Di akhir sesinya, Hanif menjelaskan bahwa orang gagal terlahir dari orang sukses yang tidak mengetahui cara meraihnya. “Saya percaya bahwa titik nol setiap orang itu adalah orang sukses,” pesannya memungkasi dialog. (ion9/id)
Kampus ITS, ITS News — Tak henti-hentinya, tim riset Nogogeni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali mencetak prestasi dalam ajang
Kampus ITS, ITS News — Menjawab tantangan perkembangan teknologi komunikasi masa kini, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menghadirkan Program Studi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi