Kampus ITS, ITS News – Kecintaan Sukma Laksita Rafa terhadap lingkungan membuatnya terbang ke Universiti Kuala Lumpur (UniKL), Malaysia. Mahasiswa Departemen Teknik Lingkungan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) ini menjadi peserta program Student Research Internship yang diadakan satu bulan, mulai 23 Desember 2019 – 17 Januari 2020.
Sukma mengakui, ini merupakan kesempatan terakhir ke luar negeri dengan status mahasiswi sarjana. Pasalnya Sukma sekarang sudah menginjak semester tujuh. Sebetulnya, kebanyakan mahasiswa semester tujuh dan delapan akan lebih fokus untuk mengerjakan tugas akhir. “Namun saya mencoba kesempatan terakhir ini dan tidak akan saya sia-siakan,” gumamnya.
Untuk urusan ke luar negeri, Sukma pernah sekali mengikuti program Internasional. Ia pernah mengikuti Program Summer School di Harbin Institute of Technology, Heilongjiang, Republik Rakyat Tiongkok selama satu bulan. Sukma merasakan pengalaman baru ketika berada di luar negeri. “Inilah yang membuat saya tertarik untuk mencoba program magang di UniKL ini,” tambahnya.
Sukma memutuskan tujuannya melakukan penelitian di UniKL, Malaysia karena ITS jarang membangun relasi dengan kampus ini. “Jadi harapannya agar kedua kampus ini bisa memiliki relasi yang baik,” tutur mahasiswi kelahiran Nganjuk, 16 Februari 1998 ini.
Sewaktu disana, putri dari Baroto dan Hartatik ini akan melakukan riset mengenai pengolahan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Rencana riset ini merupakan hasil diskusinya dengan dosen walinya yakni Dr Ir Ellina S Pandebesie MT. Riset ini sebetulnya tidak relevan dengan tugas akhirnya. “Namun tujuan saya adalah mencari ilmu dan pengalaman yang banyak,” ungkapnya.
Saat ditemui ITS Online, Sukma mengungkapkan, dalam program magang penelitian di UniKL ini ia akan mengikuti serangkaian seminar dan kunjungan ke perusahaan pengolahan limbah. Saat kunjungan inilah Sukma berencana menggali lebih jauh tentang risetnya. “Saya ingin mengetahui cara dan teknik pengelolahan limbah di Malaysia secara detail,” terangnya.
Menurut Sukma, program di UniKL sangat cocok dengan studinya di Departemen Teknik Lingkungan ITS. Terlebih lagi ia juga sedang mengambil mata kuliah pengolahan limbah B3 yang satu rumpun dengan teknik mesin dalam hal teknologi hijau. Ketertarikannya itu berujung keinginan studi limbah elektronik. “Saya memutuskan ke Malaysia karena negara tersebut sudah memiliki pengolahan limbah yang baik,” jelasnya.
Menurut Sukma, di Indonesia, limbah elektronik masih belum memiliki regulasi yang jelas. Karena masih belum ada kebijakan yang mengatur. Ia berharap, kesempatan ini akan dijadikan ajang untuk mendapatkan pengetahuan yang banyak. Sehingga ketika pulang ke Indonesia dapat ia terapkan. “Saya juga ingin hasil studi ini bisa dijadikan laporan sebagai bahan literatur,” imbuhnya.
Sukma mengungkapkan, peserta program ini tidak hanya dari Indonesia namun juga dengan mahasiswa dari Prancis. Oleh sebab itu, kegiatan ini juga dijadikan batu loncatan bagi Sukma untuk rencana studi magisternya yang ingin ia ambil di luar negeri. Selain itu, pengalamannya ini termasuk cara untuk mebangun relasi dan membanggakan orang tua. “Saya juga berharap dengan pengalaman ini, adik tingkatnya juga ikut termotivasi untuk mencoba ke luar negeri,” pungkasnya (ion18/qin)
Sukma saat berfoto dengan Lili Loushi guru bahasa Mandarinnya dari Harbin China
Kampus ITS, ITS News — Rangkaian penutupan kegiatan Manajemen Bisnis Festival (MANIFEST) disuguhkan dengan penuh makna. Melalui talkshow, acara
Kampus ITS, ITS News — Nelayan kerang kini dihadapkan pada tantangan serius akibat menumpuknya limbah cangkang kerang yang terus
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus berupaya mendorong peningkatan kualitas pendidikan dan kesejahteraan guru
Kampus ITS, ITS News — Untuk tingkatkan kualitas maggot, tim mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) inovasikan metode untuk meningkatkan