Kampus ITS, ITS News –Mahasiswa yang digadang menjadi pelaku usaha aktif dalam pasar global, mesti paham betapa sengitnya persaingan merebutkan hati konsumen saat ini. Tantangan tersebut lantas coba dijawab oleh Departemen Manajemen Bisnis Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melalui kuliah tamu bertajuk Offers The Prospect of New Markets, More Sales, Better Profit, and a Greater Spread of Customers, pada Kamis (17/10).
Dalam kesempatan tersebut Procurement & Marketing Export Manager PT Indoprima Gemilang, Simon Hariono SE menyebutkan bahwa setidaknya ada lima poin yang menjadi tantangan para pelaku usaha dalam menghadapi pasar global. Yakni mulai dari situasi ekonomi, fluktuasi nilai tukar mata uang, perilaku pasar, kompetitor, hingga sistem politik dan kelegalan yang mengikat.
Dalam hal ini, perusahaan kemudian wajib melakukan survei dan riset mendalam untuk memperoleh data yang menunjang. “Penting bagi kita mengetahui apa yang dibutuhkan pasar, untuk dapat mengembangkan produk sesuai kebutuhan konsumen,” ungkap pria tamatan Universitas Negeri Surabaya tersebut.
Lebih lanjut, Simon menambahkan penjelasannya tentang segmen pasar. Dimana segmen pasar itu sendiri merujuk pada strategi untuk mengelompokkan calon konsumen berdasarkan kebutuhannya. Contohnya seperti current market dan new market, dimana kedua pasar ini memiliki strategi masing-masing yang cara analisis dan berpikirnya pasti berbeda.
Menilik lebih dalam, yang membedakan antara keduanya adalah current market sendiri produknya sudah dikenal dan hanya perlu memperdalam serta meningkatkan daya jualnya. Yaitu dengan melakukan market penetration, sebagai usaha upaya untuk mengetahui kelebihan, kekurangan, serta kesempatan dan ancaman dari usaha kita.
Tak hanya itu, situasi pasar juga tidak boleh lepas dari perhatian para pelaku usaha di segala bidang. Entah itu ekonomi, sosial, teknologi, lingkungan, dan lain sebagainya. “Sebagai contoh, kita harus paham, misalnya, mengapa USD (mata uang Amerika Serikat, red) hari ini berfluktuasi,” tanya bapak dua anak tersebut kepada mahasiswa.
Lain halnya jika produk yang diusung merupakan sesuatu yang baru (new market, red), maka strategi yang tepat adalah market development. Dalam strategi ini, diperlukan analisis gross domestic product (GDP) yang punya peran penting untuk menerangkan indikator perilaku pasar. Yang kemudian diikuti dengan analisa populasi yang ditinjau berbeda-beda menurut sektor perusahaan. “Jangan sampai memasuki pasar yang populasinya sudah banyak,” pesan Simon.
Setelah semua poin di atas dilakukan, jangan lupakan analisis kompetitor yang ada. Mulai dengan mencari tahu seberapa banyak merk yang produknya sama dengan milik kita, dan juga harga yang mereka tawarkan pada pasar. Namun, kompetitor bukanlah musuh yang harus ditakuti. Sebab setiap produk sejatinya punya target pasarnya masing-masing, serta tak akan ada produk yang mampu memenuhi segala tuntutan pasarnya.
Dalam pemaparannya, Simon terus berpesan pada peserta untuk tetap mengingat teori-teori yang sudah mereka pelajari dalam delapan semester masa studi. “Karena itulah yang nantinya kalian aplikasikan dalam pekerjaan,” pungkasnya. (ion2/yok)
Kampus ITS, ITS News — Tak henti-hentinya, tim riset Nogogeni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali mencetak prestasi dalam ajang
Kampus ITS, ITS News — Menjawab tantangan perkembangan teknologi komunikasi masa kini, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menghadirkan Program Studi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi