ITS News

Senin, 18 November 2024
05 November 2019, 23:11

Perdalam Wawasan Teknologi Perkerasan Jalan Lewat Kuliah Tamu

Oleh : itsyus | | Source : ITS Online

Para Pembicara dan Dosen Departemen Teknik Infrastruktur Sipil berfoto bersama dalam Kuliah Tamu Rekayasa Perkerasan dan Optimalisasi Pemeliharaan Jalan

Kampus ITS, ITS News Sejak era revolusi industri dimulai, perkembangan teknologi seolah tak bisa ditawar. Semua aspek dalam kehidupan berubah tanpa terkecuali, termasuk di dalamnya bidang ketekniksipilan. Oleh karena itu, Departemen Teknik Infrastruktur Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menyelenggarakan kuliah tamu. Bertajuk Rekayasa Perkerasan dan Optimalisasi Pemeliharaan Jalan, kuliah tamu tersebut membahas berbagai macam teknik perkerasan jalan di Ruang Auditorium Vokasi, Sabtu (2/11).

Ir Djoko Sulistiono MT, dosen pengampu mata kuliah Rekayasa Perkerasan Jalan memaparkan, kuliah tamu tersebut menjelaskan bahwa selama ini mahasiswa mempelajari perkerasan jalan menggunakan hotmix, campuran aspal panas. Mulai dari materi di kelas, hingga praktikum yang dilaksanakan, kesemuanya mempelajari hotmix. Oleh karena itu, menambah pengetahuan mahasiswa mengenai kondisi riil perkerasan jalan di lapangan merupakan hal penting. “Karena perkerasan jalan yang saat ini diterapkan, tidak hanya menggunakan hotmix saja,” ujarnya.

Djoko juga mengungkapkan bahwa pada kuliah tamu tersebut, mahasiswa diberi penjelasan mengenai perkerasan jalan menggunakan aspal coldmix, aspal emulsi, dan aspal modifikasi. Aspal coldmix sebagaimana dijelaskan adalah campuran aspal dingin yang saat ini banyak digunakan untuk pemeliharaan jalan. “Meskipun bukan teknologi baru, mahasiswa perlu mengerti proses perkerasan jalan menggunakan coldmix,” terang dosen yang tergabung dalam Laboratorium Transportasi dan Geoteknik tersebut.

Sedangkan jenis aspal emulsi adalah aspal yang diberi campuran bahan kimia pengemulsi dan air. Berbeda halnya dengan aspal emulsi, aspal modifikasi merupakan aspal dengan campuran berupa kombinasi berbagai bahan. Aspal jenis inilah yang kini sedang marak diteliti dan dikembangkan. Campuran yang digunakan bermacam-macam, mulai dari limbah plastik, hingga hasil pembakaran batubara atau yang biasa disebut fly ash. “Jenis ini kebanyakan bertujuan untuk pemeliharaan jalan, tetapi juga sebagai aksi untuk menanggapi isu lingkungan,” tutur Djoko.

Tak hanya mengenai jenis-jenis aspal yang kini kerap dipakai dalam perkerasan jalan, dalam kuliah tamu kali ini juga dijelaskan mengenai proses perkerasan jalan itu sendiri. Mulai dari perencanaan, proses produksi aspal, hingga eksekusi di lapangan. Dari proses panjang tersebut, dapat diketahui bahwa terdapat banyak pihak yang terlibat, mulai dari kontraktor, konsultan, hingga penyedia jasa.

Mahasiswa nantinya di dunia pasca kampus dibebaskan untuk memilih menjadi siapa dan pihak yang mana dalam setiap proses tersebut. Namun, menyetujui ungkapan dari para narasumber, Djoko menyampaikan bahwa dalam suatu pekerjaan, mahasiswa haruslah memiliki integritas. Tak boleh asal merencanakan, tetapi menjalankan peran sesuai dengan kompetensi dengan sepenuh hati dan beretika. “Diharapkan mahasiswa memiliki kecerdasan IQ dan EQ yang seimbang,” pungkasnya. (yus/id)

Berita Terkait