Kampus ITS, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali mengukirkan prestasi membanggakan di kancah Internasional. Adalah Moses Andrian, mahasiswa Departemen Teknik Biomedik, berhasil menyabet gelar Delegasi Terulung Jogjakarta International Model United Nation (Joinmun). Pada acara yang dilaksanakan di Sheraton Mustika Hotel selama tiga hari, mulai Kamis (24/10) ini Moses mengusung isu yang lagi panas, yakni terorisme.
Joinmun ini sendiri digelar oleh Universitas Gadjah Mada (UGM) melalui Komunitas MUN UGM dan dilangsungkan kali pertama pada tahun 2012. Tahun ini merupakan kali kedelapan UGM mengadakan Joinmun.
Mengusung tema The Endeavor to Traverse Dynamic Regime : Ending Tyranny, Ushering Libierty, Joinmun 2019 ini mengedepankan topik tentang stabilitas internasional. Dalam kesempatan ini, Moses Andrian menjadi delegasi dari negara Prancis dan menyinggung tentang permasalahan Pakistan dengan etnis Pashtun.
Moses menjelaskan, Pashtun sendiri merupakan kelompok etnis yang banyak mendiami wilayah Afganistan dan Pakistan. Sayangnya, etnis Pashtun acapkali dipandang sebagai teroris. “Padahal mereka sebenarnya adalah korban dari penekanan pemerintah Pakistan dan pihak-pihak lain,” tambah mahasiswa Angkatan 2017 ini.
Demi mengatasi permasalahan tersebut, delegasi Prancis pun unjuk gigi. Pemuda yang berasal dari Bandung itu menyuarakan beberapa jalan keluar atas perselisihan ini. Caranya yakni dengan mengedepankan adanya gerakan moral. “Solusi yang aku gagas ya tentang komitmen mendasar,” ujarnya ketika diwawancarai kru ITS Online.
Lebih lengkap, pemuda berusia 20 tahun tersebut membeberkan solusi terkait yakni melalui upaya penyediaan rumah bagi etnis Pashtun lewat komite internasional. “sebab mayoritas rumah etnis Pashtun justru hancur dan mereka tidak memiliki fasilitas apa pun,” jelas Moses ketika menerangkan kesedihan konflik yang melanda Pakistan.
Bagi Moses, kepedulian harus ada dalam bentuk nyata. Tak lupa moses juga mengusulkan mengenai pemenuhan edukasi bagi etnis Pashtun. Tetapi dengan tetap memerhatikan izin dari negara setempat. “Penting juga untuk memberikan edukasi yang cukup bagi etnis Pashtun,,” tutur pemuda kelahiran September tersebut.
Pemuda yang tergabung dalam Klub MUN ITS itu juga berkata, selama ini etnis Pashtun kurang diperhatikan oleh negara Pakistan, sehingga mereka berupaya merekomendasikan etnis ini. Namun, “Apabila Pakistan tidak menerima rekomendasi mereka tidak apa-apa sebab komite internasional sudah berupaya membantu,” imbuhnya.
Lewat poin-poin yang disampaikannya berkenaan dengan konflik antara etnis Pashtun dengan Pakistan, Moses berhasil menyandang gelar Delegasi Terulung (Most Outstanding Delegate) dalam konferensi MUN terbesar yang ada di Indonesia tersebut. (jev/qin)
Kampus ITS, ITS News – Dalam menarik para pengunjung, tidak lepas dengan faktor indahnya visual bangunan sendiri. Guna meningkatkan
Kampus ITS, ITS News — Capaian membanggakan kembali ditorehkan oleh wisudawan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Ia adalah Hendy Gilang
Kampus ITS, ITS News — Banyaknya persoalan sampah di Indonesia menimbulkan berbagai dilema masyarakat. Oleh karena itu, tim Kuliah
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus mendukung kemajuan teknologi dan pendidikan Indonesia. Kali ini,