Kampus ITS, Opini – Tiap kali mendengar lagu Gugur Bunga karangan Ismail Marzuki, selalu terbayang sosok-sosok tangguh yang tak gentar membela bangsa. Sosok mereka yang rela bercucuran keringat dan menukar jiwa demi memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Meski mereka sudah tiada, apakah semangat juang itu ikut terkubur bersama jasad mereka? Jika bukan, dimana semangat juang itu berkobar?
Sebagai seorang mahasiswa, mari sedikit merenung dan menanya. Benarkah kobaran semangat juang itu ada dibalik anarkisme dan vandalisme aksi atas nama keadilan? Pernahkah hati kita tergerak untuk berjuang demi sesama yang kesusahan tanpa alasan kesibukan? Sudahkah kita berprestasi tanpa egois untuk mengedukasi diri sendiri? Semoga semangat itu masih berkobar tanpa mengkambing hitamkan kemaslahatan yang berujung permasalahan. Semoga semangat juang itu untuk kepentingan sesama, bukan semata-mata untuk segelintir orang atau golongan.
Terlebih kini, kita dihadapkan dengan tantangan yang lebih kompleks, lawan tidak datang dalam bentuk penjajahan fisik. Ancaman terbesar justru hadir saat kita tak saling menjaga persatuan. Apalagi, dengan santernya ujaran kebencian dan hoax menyebarkan perpecahan. Masa telah berganti, begitu pula bentuk perjuangan. Tidak perlu angkat senjata apalagi kehilangan darah di medan perang. Indonesia butuh sosok pahlawan baru, sosok pahlawan masa kini yang berdedikasi dan berprestasi. Pun turut berkontribusi memajukan negeri.
Pemuda Indonesia harus berjiwa patriot, pantang menyerah, berkarakter, menguasai ilmu pengetahuan serta nilai kepahlawanan lain yang diwariskan. Jika dapat mengimplementasikan dengan baik, akan terbentuk bangsa yang peka dan mau membantu sesama, tidak melakukan provokasi yang dapat menimbulkan konflik dalam bermasyarakat, tidak menyebarkan berita hoax, serta tidak bertindak anarkis demi terjaganya ketentraman dan ketertiban.
Sebagai kaum terpelajar, kita harus mampu melahirkan ide dan gagasan yang dapat merubah semangat pahlawan menjadi keuletan dalam melaksanakan pembangunan. Kemudian, mewujudkan keberanian melawan penjajah sebagai inspirasi mengusir segala permasalahan bangsa. Pun, mengimplementasikan kecerdikan para pahlawan dalam mengatur strategi menjadi inspirasi untuk melakukan inovasi cerdas berdaya saing bagi bangsa dalam pergaulan dunia.
Sederhananya, telah menjadi fitrah bahwa dalam diri setiap insan tertanam nilai-nilai kepahlawanan. Oleh karena itu, siapapun dapat menjadi pahlawan. Tinggal perkara semangat juang siapa yang masih panas berkobar dan dibuktikan dengan aksi nyata.
Jangan jadikan peringatan Hari Pahlawan sebagai acara seremonial belaka. Jadikan hari bersejarah ini sebagai momentum bagi kita untuk melakukan introspeksi diri. Berkaca terhadap diri sendiri tentang seberapa jauh kita mewarisi nilai-nilai kepahlawanan yang sesungguhnya, melanjutkan perjuangan, mengisi kemerdekaan demi mencapai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang sejahtera.
Gugur satu tumbuh seribu. Maka tiada kata akhir dalam sebuah perjuangan. Yang ada hanyalah semangat juang yang diestafetkan dari tangan ke tangan. Kini, bangkitlah pahlawan. Batalkan gugurmu dengan menyerah sebelum benar-benar bertempur di medan perang. Kobarkan semangat juang, jangan biarkan padam. Tiba waktunya kita mengambil alih peran, menjadi pahlawan masa kini pembawa perubahan yang tiap langkahnya menumbuhkan semangat demi kejayaan NKRI di masa depan.
Ditulis oleh:
Tiara Hikmata Billah
Mahasiswa Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota ITS
Angkatan 2019
Reporter ITS Online
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan
Kampus ITS, ITS News — Proses pembuatan batik sebagai warisan tanah air seringkali melibatkan penggunaan zat pewarna sintetis yang
Kampus ITS, ITS News — Terdapat lebih dari 13.000 sumur minyak terbengkalai di Indonesia yang memiliki potensi sebagai sumber energi
Kampus ITS, ITS News — Dalam upaya memperkenalkan pentingnya sertifikasi halal, tim Kuliah Kerja Nyata pengabdian Masyarakat (KKN Abmas)