Kampus ITS, ITS News – Perkembangan dunia industri perlu dipahami mahasiswa sebagai bagian dari pengetahuan dunia kerja. Mengambil topik Overview Mega Pertamina dan Pengenalan Tahapan Proyek, Teknik Fisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggandeng Direktur Pengembangan PT Kilang Pertamina Balikpapan menggelar kuliah tamu untuk menambah pengetahuan mahasiswa mengenai megaproyek.
Djoko Koen Soewito menuturkan bahwa megaproyek Pertamina timbul begitu ada masalah yang dirasa pelik. Salah satu contohnya dapat dilihat dari keberadaan kilang yang sudah tua dengan teknologi masa lampau yang masih beroperasi. “Kilang-kilang yang dibangun sejak 1999 itu perlu diperbaharui. Nantinya, dengan sistem yang ada saat ini, kita akan dapat memproses minyak bumi dengan lebih efisien,” ungkapnya.
Pria yang juga menjabat sebagai koordinator proyek RDMP RU-V Balikpapan dan Lawe-Lawe PT Pertamina (Persero) ini menyebut, megaproyek Pertamina dapat terjadi dengan beberapa syarat. Salah satu syarat utamanya dengan melihat apakah megaproyek itu strategis. Selain itu, harus dilihat apakah hasilnya mampu menjawab tantangan energi yang ada.
Lebih lanjut, ia menjelaskan beberapa tahapan pada megaproyek Pertamina. Pertama adalah pre-feasibility study. Pada tahap ini, perusahaan akan mengkaji aspek kelayakan dari sebuah proyek. Setelah itu, dilakukan licensor selection yang mana perusahaan memilih teknologi yang akan digunakan, sesuai dengan ekonomi dan keandalannya.
Tahap selanjutnya yaitu pemilihan konsultan sekaligus penentuan desain utama proyek. Ketika desain proyek mulai terbentuk, akan muncul pula estimasi biaya yang akan digunakan. Tahapan inilah yang menjadi acuan bagi para direksi untuk menyetujui atau bahkan menolak proyek.
Ketika proyek tersebut telah disetujui dan ditandatangani oleh sebagian besar direksi, tahapan berikutnya adalah penyeleksian kontraktor dengan pemilihan yang cukup ketat. Biasanya, kontraktor yang dipilih merupakan pihak yang sudah memiliki pengalaman terkait proyek tersebut. “Atau, minimal menguasai lima puluh persen dari sistem,” tambah Djoko.
Begitu kontraktor sudah didapat, dilakukan commitioning and start up. Pada tahap tersebut dilakukan tes untuk material dan sistem operasi secara bersamaaan untuk memastikan mereka bekerja dengan baik. “Barulah setelah semua tahapan-tahapan terlampaui, proyek ini dapat dimulai,” imbuhnya.
Kendati berasal dari Teknik Fisika, Djoko menyebut bahwa lulusan Teknik Fisika tidak kalah dari jurusan lain dalam bidang perminyakan. Terlebih lulusan ITS terkenal ulet dan memiliki kerja tim yang bagus. “Lulusan kita tidak kalah dengan jurusan lain, pelajari secara menyeluruh apa yang diajarkan dan jangan lupa soft-skill untuk menjadi lulusan kompeten yang siap berkompetensi di dunia industri,” imbuhnya. (dya/hen)
Kampus ITS, ITS News — Tak henti-hentinya, tim riset Nogogeni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali mencetak prestasi dalam ajang
Kampus ITS, ITS News — Menjawab tantangan perkembangan teknologi komunikasi masa kini, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menghadirkan Program Studi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi