Kampus ITS, ITS News – Dari waktu ke waktu, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) semakin mendapatkan rekognisi global. Hal ini didukung dengan keterlibatan ITS dalam Tuning Asia Southeast (TA-SE) Project. Bersama Erasmus dan Asia University Network (AUN), Departemen Teknik Sipil ITS ikut merumuskan kurikulum teknik sipil bersama.
Kepala Departemen Teknik Sipil ITS, Tri Joko Wahyu Adi ST MT PhD, saat ditemui di ruangannya di Departemen Teknik Sipil ITS menjelaskan bahwa proyek yang berlangsung sejak tiga tahun silam ini bertujuan untuk merumuskan kurikulum bersama antara universitas di Uni Eropa dengan Asia Tenggara. Dalam pembahasan teknik sipil, Departemen Teknik Sipil ITS menjadi satu-satunya perwakilan dari Indonesia bersama perwakilan dari negara Asia Tenggara lainnya.
Pria yang akrab disapa Tri ini mengatakan, pada dasarnya, setiap negara memiliki kebijakan tersendiri terkait kurikulum yang diterapkan di negaranya. Dari kurikulum yang berbeda ini, Ia mengungkapkan bahwa ada poin-poin kompetensi yang dapat diangkat bersama. “Dalam hal teknik sipil misalnya, ada generic skill (kemampuan umum, red), di mana setiap insinyur teknik sipil wajib memiliki kompetensi dasar tersebut,” tuturnya kepada ITS Online.
Selain kemampuan umum tersebut, alumnus National Taiwan University of Science and Technology (NTUST) ini juga menyebutkan adanya specific competence (kompetensi khusus) yang berbeda di kurikulum setiap negara. Kemampuan khusus ini, dikatakan oleh Tri, dirumuskan oleh universitas dan negaranya sesuai dengan kebutuhan iklim industri. Inilah yang menjadi bahasan perumusan dalam TA-SE Project.
Yang menjadi konsentrasi negara-negara yang terlibat proyek yang resmi ditutup pada Senin (14/10) ini selanjutnya adalah bagaimana mengimplementasikan kurikulum yang telah dirumuskan bersama. Untuk tahap pertama, ia menjelaskan bahwa pertukaran pelajar dan joint degree banyak diusulkan sebagai bagian dari implementasi. Selain itu, perlu dikembangkan lebih lanjut terkait assessment metode (metode penilaian) untuk mengetahui keberhasilan proyek yang dilakukan.
Terkait Teknik Sipil ITS, menurut Tri, proyek ini akan memperbesar kesempatan mahasiswa Departemen Teknik Sipil ITS untuk mendapatkan pengalaman internasionalisasi. Menurutnya, kesamaan kurikulum dengan universitas-universitas di Asia Tenggara maupun Uni Eropa membuat proses pertukaran pelajar maupun joint degree lebih mudah. “Bukan hanya bagi mahasiswa ITS yang ingin ke luar, namun juga bagi mahasiswa asing yang ingin belajar di ITS,” terangnya.
Terakhir, Ia berharap agar mahasiswa ITS mampu mengimplementasikan proyek ini dengan sebaik-baiknya. Ia memotivasi mahasiswa ITS untuk tidak berdiam diri belajar di kampus dan negeri sendiri. Utamanya, Tri menekankan agar mahasiswa ITS dapat menjalin koneksi dengan masyarakat global. “Sekarang ke luar negeri itu mudah, apalagi kurikulum kita sudah cocok dengan mereka,” tekannya memungkasi. (fat/id)
Kampus ITS, ITS News — Tak henti-hentinya, tim riset Nogogeni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali mencetak prestasi dalam ajang
Kampus ITS, ITS News — Menjawab tantangan perkembangan teknologi komunikasi masa kini, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menghadirkan Program Studi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi