Kampus ITS, ITS News — Menjadi mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kurang puas rasanya jika belum pernah pergi ke luar negeri. Didorong hal tersebut, Jamaah Masjid Manarul Ilmi (JMMI) ITS menggelar Kajian Keilmuan guna berbagi tips dan trik cara pergi ke luar negeri bagi mahasiswa.
Ghalib Abyan, pembicara dalam kajian tersebut mengungkapkan, ada banyak jalan yang dapat ditempuh mahasiswa ITS untuk bisa ke luar negeri. Salah satunya dengan mengikuti program yang diadakan International Office (IO). Ghalib menyebutkan, IO memiliki agenda seperti short program dan student exchange. Selain itu, ada pula program magang, konferensi internasional, dan kompetisi internasional yang juga dapat diikuti mahasiswa. “Tergantung kita nya mau memanfaatkan atau tidak” jelas Ghalib.
Mahasiswa Teknik Material dan Metalurgi angkatan 2016 ini menyampaikan, mahasiswa dituntut untuk memiliki pola pikir yang terbuka. Dengan berkunjung ke luar negeri, diharapkan dapat melatih pola pikir dan kemampuannya dalam menyesuaikan diri dengan budaya dan lingkungan di negara lain. “Pada tahun 2020 nanti persaingan kerja akan semakin ketat, maka pengalaman luar negeri dapat menjadi bekal bagi kita” ujar Ghalib
Dalam materinya, alumnus SMAN 13 Jakarta ini berpendapat, harus ditentukan terlebih dahulu maksud dan tujuan sebelum berangkat ke luar negeri. Contohnya saat memilih negara, harus sudah tahu apa yang ingin dilakukan dan diperoleh dari negara tersebut. “Misalnya, ingin mengetahui dan belajar kebudayaan mereka,” ujarnya.
Mahasiswa angkatan 2016 ini menyampaikan, untuk bepergian ke luar negeri harus perlu persiapan yang matang. Dibutuhkan paspor dan kelengkapan administrasi lainnya. Terlebih lagi, menurut Ghalib, bagi mahasiswa yang ingin mengikuti program dari IO ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Syarat tersebut diantaranya, IPK min 3.00,menulis motivation letter, lulus tes toefl, surat rekomendasi dan lain sebagainya. “Tidak perlu khawatir, yang terpenting adalah doa, karena doa dapat meningkatkan faktor keberuntungan kita” pesan Ghalib.
Walaupun sebelumnya Ghalib menyampaikan syarat yang harus dilengkapi adalah lulus nilai toefl, namun dia mengungkapkan bahwa tak semua program mengharuskan syarat tersebut. “Tergantung negaranya, saat itu saya ikut short program ke jepang tanpa harus menggunakan nilai toefl” ujar Ghalib.
Memang tidak dapat dipungkiri untuk bisa bepergian keluar negeri diperlukan sejumlah biaya. Namun manajer Tim Antasena ITS ini memiliki beberapa tips dan trik. Diantaranya, dengan mengajukan proposal kepada Ikatan Orang Tua Mahasiswa (IKOMA) ITS. Selain itu, dapat pula mengajukan beasiswa IO atau pada departemen masing-masing. “Proposal harus sesuai tujuan, yang terpenting adalah jujur, jangan melebih-lebihkan biaya” ungkap mahasiswa berperawakan tinggi ini.
Diakhir, Ghalib menambahkan bahwa semua yang diucapkannya bukanlah sebuah patokan. Ia berpesan, jika tidak bisa pergi dengan beberapa saran yang sudah disebutkannya, tak perlu ragu untuk mencoba cara lain. Contohnya, dengan melakukan penelitian. “Yang utama jangan mudah putus asa dan banyak-banyak berdoa” pungkas Ghalib. (dil/hen)
Kampus ITS, ITS News — Menjawab tantangan perkembangan teknologi komunikasi masa kini, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menghadirkan Program Studi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah