Kampus ITS, ITS News – Dalam rangka menunjang kompetensi dan kualitas laboratorium pendidikan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggelar seminar dengan tema Peningkatan Kompetensi Profesi Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP) dalam Mendukung Peran Laboratorium di Era Revolusi Industri 4.0. Acara yang digelar di Gedung Research Center, Kamis (12/11) ini telah diselenggarakan secara rutin selama lima tahun terakhir.
Wakil Rektor (WR) III Bidang Sumber Daya Manusia, Organisasi, dan Teknologi dan Sistem Informasi ITS, Dr Eng Ir Ahmad Rusdiansyah M Eng menuturkan, saat ini, ITS tengah mengalami krisis PLP atau laboran. Pasalnya, total PLP yang dimiliki ITS hanya berjumlah 44 orang. “Jumlah tersebut masih terhitung kurang untuk 39 departemen yang ada di kampus perjuangan ini,” ujar pria yang kerap disapa Ahmad tersebut.
Lebih lanjut, pria berkacamata tersebut menambahkan, perlunya sebuah terobosan baru untuk mengatasi hal tersebut. Tak hanya itu, saat ini, ITS memiliki teknisi Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak 35 orang. Sedangkan teknisi untuk non-PNS berjumlah 40 orang. “Ini sangat mendorong antusiasme saya dalam meningkatkan kompetensi teknisi PLP,” jelasnya.
Ahmad menambahkan, tak hanya teknisi, fungsional umum juga diharapkan dapat menjadi Tenaga Kependidikan (Tendik) yang baik. Fungsional umum ini biasanya berperan sebagai seorang laboran, pranata komputer, ataupun yang lainnya. “Oleh sebab itu, pentingnya meningkatkan kemampuan bagi teknisi maupun fungsional umum,” tambahnya.
Membayangkan perkembangan revolusi industri 4.0 yang begitu pesat dan memiliki dampak besar, alumnus Departemen Teknik Industri (DTI) ITS tersebut mengajak para dosen, tendik, serta laboran untuk terus mengikuti arus perkembangan teknologi. “Jika kita tidak mengikuti perkembangan teknologi, maka akan sulit dalam berkompetisi mencari hal-hal yang baru,” papar pria yang mendapatkan gelar doktor di Tokyo Institute of Technology ini.
Ahmad berharap agar kampus perjuangan ini dapat mensosialisasikan kebijakan tentang PLP yang harus memiliki kemampuan dan kompetensi yang unik. Selain itu, PLP yang notabene merupakan profesi yang memiliki keterkaitan erat terhadap masa depan mahasiswa, maka perlu bertanggung jawab mengenai pelaksanaan setiap penelitian atau eksperimen mahasiswa. “Begitu pula dengan penelitian dosen maupun tendik,” imbuhnya.
Dikatakan oleh Ahmad, kebijakan lain yang perlu ditargetkan ITS dalam waktu singkat yaitu meningkatkan kesetaraan tendik PNS dan non-PNS. Terutama dalam segi kesempatan untuk menjadi PLP. “Termasuk menargetkan dan membentuk peraturan yang dapat memayungi karir dan jabatan tendik untuk non-PNS,” tambahnya.
Ahmad melanjutkan, pentingnya membentuk peraturan bagi tendik non-PNS dengan segera mungkin. Sebab mereka juga memiliki kesempatan berkarir yang sama dengan tendik PNS. “Termasuk bila nantinya terdapat pelatihan atau pengembangan, mereka memiliki kesempatan yang sama untuk ikut di dalamnya,” lanjutnya.
Di akhir sambutannya, Ahmad berharap ITS sebagai Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH) harus berpikir lebih komprehensif dalam mengatasi kekurangan PLP. “Semua Institusi khususnya yang concern dalam bidang teknik harus memiliki perhatian terhadap PLP, karena laboran merupakan hal yang sangat penting,” terangnya.
Hal tersebut sama seperti yang diungkapkan Mulyono SH MM, Kepala Subdirektorat Karir Tendik Kementerian Riset dan Teknologi Republik Indonesia (Kemenristekdikti). Mulyono mengatakan, dirinya berharap agar dapat meningkatkan karir dan kompetensi para PLP di Indonesia.
Sebagai lanjutan dari hal tersebut, pria yang akrab disapa Mul ini mengatakan akan diadakannya diklat Jabatan Fungsional (Jabfung) yang diutamakan bagi orang-orang yang memiliki Nomor Induk Tenaga Kependidikan (NITK). “Selain itu, para PLP juga harus aktif dalam mencari kegiatan-kegiatan yang dapat mendukung peningkatan kompetisinya,” imbuhnya.
Mul melanjutkan, Kemenristekdikti akan berusaha bekerja sama dengan Biro Sumber Daya Manusia (SDM) agar PLP di tiap institusi dapat memadai. “Saat ini PLP memiliki tingkat karir yang terbagi menjadi empat tingkat. Diantaranya pemula atau pelaksana pemula, terampil atau pelaksana, mahir (pelaksana lanjutan, red), dan penyelia,” tambahnya.
Menurut Mul, rencananya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) tahun depan akan disusun ulang. Khususnya mengenai uji kompetensi inpassing yang mengatur PLP. Uji kompetensi ini nantinya akan diadakan dengan rata-rata kelulusan portofolio yaitu 65 dengan persentase sebesar 40 persen. “Serta tes tulis dengan persentase 60 persen,” pungkasnya. (chi/qin)
Kampus ITS, ITS News — Tak henti-hentinya, tim riset Nogogeni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali mencetak prestasi dalam ajang
Kampus ITS, ITS News — Menjawab tantangan perkembangan teknologi komunikasi masa kini, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menghadirkan Program Studi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi