Kampus ITS, ITS News – Dalam budi daya ikan bandeng, kualitas air tambak memegang peranan penting dalam keberlangsungannya. Permasalahan ini, lantas diangkat oleh Laboratorium Fisika Rekayasa, Departemen Teknik Fisika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) sebagai inspirasi dalam merancang alat monitoring kualitas air.
Menurut Koordinator Divisi Proyek Laboratorium Fisika Rekayasa, Viko Dian Nano beserta timnya, kualitas air tambak yang kurang baik menjadi tengara dari banyaknya ikan bandeng yang mati dan hasil panen yang tidak optimal. Hal akan tersebut semakin parah ketika cuaca sedang tidak menentu. “Oleh karena itu tercetus ide membuat alat monitoring kualitas air, sebagai langkah awal dalam penanganan masalah dalam budi daya ikan bandeng,” ujarnya
Lebih lanjut, Viko menjelaskan ada tiga unsur utama yang mesti diperhatikan dalam mengukur kualitas air tambak. Mulai dari suhu, salinitas/kadar garam, hingga dissolved oxygen (DO) atau kadar oksigen. Untuk mengukur suhu dan kadar garam dalam air, alat ini dilengkapi dengan sensor suhu/termometer serta perantara elektroda karbon di dalamnya. Dan dengan perpaduan keduanya yang tentu sudah di-coding pada mikrokontroller, akan dapat digunakan untuk melihat tingkat DO dalam air.
Sedangkan untuk cara kerjanya, cukup dengan memasukan prope alat ini ke dalam wadah yang sudah berisi sampel air dari tambak. Jangan lupa sambungkan alat ini dengan sumber tenaga listrik, supaya lampu indikatornya dapat memberi tanda dari kondisi air tersebut. “Apabila lampu indikator menunjukan warna hijau, maka air tambak sudah dalam kondisi yang baik” ujarnya
Alat ini pun, lantas diimplementasikan langsung kepada para petani bandeng yang ada di Desa Banjar Kemuning, Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo. Selain pengenalan dan penyuluhan soal tata cara penggunaannya, Viko dkk juga akan rutin mendampingi para petani untuk perawatan alat ini.”Kami akan siap datang dan membantu, jika terjadi kendala saat memnggunakan alat ini,” ungkap mahasiswa angkatan 2016 tersebut.
Dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini, Viko mengungkapkan ada sekitar 30 alat yang dibagikan kepada para penambak di daerah tersebut. Yang mana kesemua alat itu dibuat sendiri oleh para anggotanya selama kurang lebih satu bulan. “Ide ini diinisiasi sejak awal semester ini, dan pada saat itu pula kami segera menggarapnya beserta dengan alatnya,” tuturnya.
Meski sempat menemui kendala seperti proses perizinan yang panjang dari pihak birokrasi, serta keterbatasan waktu para anggotanya yang notabene masih berstatus mahasiswa. Tapi semua usaha tersebut terbayar lunas, kala melihat antusias masyarakat terhadap alat buatan putra-putri terbaik Kampus Pahlawan Masa Depan ini. “Kami berharap dengan adanya alat ini, permasalahan yang sering dialamai para petani bandeng dapat teratasi dan meningkatkan produktivitasnya,” pungkas pria asal Malang tersebut. (naj/yok)
Kampus ITS, ITS News — Menjawab tantangan perkembangan teknologi komunikasi masa kini, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menghadirkan Program Studi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah