Kampus ITS, ITS News – Melihat permasalahan kemungkinan terjadinya korosi pada logam kemasan makanan, lima mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menginovasikan suatu inhibitor sebagai penghambat korosi. Inovasi tersebut membawa mereka sebagai peraih medali perak dalam Advanced Innovation Global Competition (AIGC) di Nanyang Technological University (NTU), selama tiga hari mulai Jumat (15/11) lalu.
Adalah Ahnaf, Mochammad Yusuf Irianto, Hafildatur Rosyidah, Anugerah Putri Anafiesma, dan Ulfa Miki Fitriana. Kelima mahasiswa tersebut berasal dari Departemen Kimia ITS. Ketua tim, Ahnaf menuturkan, inovasi yang mereka kembangkan tersebut merupakan inovasi yang pernah mereka ikutkan pada Program Kreativitas Mahasiswa (PKM).
Dikatakan oleh Ahnaf, logam kemasan makanan yang terpisah dari lapisannya tentu dapat membahayakan konsumen yang mengasup makanan tersebut. Pasalnya, terdapat logam-logam tertentu dengan konsentrasi tinggi. “Ini sangat berbahaya apabila sampai terkonsumsi oleh manusia,” ungkapnya.
Ahnaf menambahkan, untuk menangani hal tersebut, saya dan tim mengembangkan suatu penghambat laju korosi pada besi dengan menggunakan inhibitor. “inhibitor ini berasal dari ekstrak tanaman, sehingga lebih aman ketika digunakan,” papar mahasiswa angkatan 2017 ini.
Ahnaf mengungkapkan, penelitian yang dilakukannya dengan tim berlangsung selama enam bulan. Selama itulah terselip banyak tantangan seperti kesalahan dalam prosedur pengujian. “Sehingga perlu dilakukan banyak iterasi (pengulangan, red),” imbuh pria kelahiran tahun 1999 ini.
Menurut Ahnaf, inovasi yang mereka kembangkan ini memiliki beberapa keunggulan. Diantaranya adalah bahan yang diperlukan mudah didapat, sehingga dapat menurunkan biaya dalam proses penciptaannya. “Selain itu, bahan digunakan ramah lingkungan,, sehingga aman bagi lingkungan dan dapat digunakan dalam jangka waktu panjang,” jelasnya.
Tak heran jika inovasi yang mereka kembangkan mampu membuat decak kagum para juri. Pasalnya, lanjut ahnaf, penelitian bimbingan Dra Harmami MSi ini merupakan satu-satunya penelitian di Indonesia. “Serta penelitian yang kali pertama dikaji,” tambahnya.
Ahnaf berharap inovasi cemerlang yang mereka kembangkan ini dapat dilanjutkan dan dapat diaplikasikan ke dalam industri pengemasan makanan seperti kaleng kemasan sarden. Selain itu, terdapat pengembangan lebih lanjut mengenai penelitian ini. “Sehingga menemukan hasil yang lebih baik dalam pengaplikasiannya,” pungkasnya. (chi/qin)
Kampus ITS, ITS News — Menjawab tantangan perkembangan teknologi komunikasi masa kini, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menghadirkan Program Studi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah