ITS News

Kamis, 03 Oktober 2024
25 November 2019, 22:11

Edufest Bahas Kondisi Pendidikan Indonesia

Oleh : itsdil | | Source : ITS Online

Para pemateri berdiskusi membahas pendidikan Indonesia.

Kampus ITS, ITS News — Pendidikan merupakan aset penting untuk menyiapkan penerus bangsa. Namun, hingga saat ini pendidikan Indonesia dinilai masih kurang merata. Membahas hal tersebut, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) gelar Education Festival (Edufest), Minggu (17/11).

Kepala Dinas Provinsi Jawa Timur periode 2015-2019, Dr Saiful Rachman MM M Pd menyampaikan, pendidikan Indonesia saat ini sedang dihadapkan pada beberapa isu. Pertama, adanya penurunan jumlah siswa jenjang Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Menurutnya, hal tersebut disebabkan oleh kultur yang masih kental. “Maksudnya, masih banyak orang tua yang menganggap pendidikan tidak penting untuk anak mereka,” ujar Saiful

Melanjutkan penjelasannya, masalah yang dihadapi adalah kualitas dan kuantitas guru pengajar yang tidak sama. Beberapa guru memiliki tingkat pendidikan yang berbeda di setiap daerah A. Di sisi lain, hingga saat ini sarana dan prasarana yang kurang memadai masih terus menghantui. Hal ini diyakini akibat kurangnya dana yang digunakan untuk menyokong pendidikan Indonesia. “Intinya semua masalah ini disebabkan kurang meratanya fasilitas pendidikan,” ungkap alumnus Universitas Negeri Malang (UNM).

Sependapat dengan Saiful, Laksmi Puspitowardhani mengatakan, pendidikan Indonesia haruslah berimbang antara kualitas dan kuantitasnya.  Jika diibaratkan dengan jungkat -jungkit, maka harus ada keseimbangan diantara kedua belah sisi. “Tidak hanya jumlah tempat belajar yang diperhatikan, tapi mutu nya juga harus diperhatikan” imbuh Laksmi.

CEO Bina Edukasi Indonesia ini mengungkapkan, pendidikan layaknya sebuah puzzle yang acak dan berantakan. Dibutuhkan waktu, pemikirin dan kerja sama antar pihak untuk menyatukan potongan puzzle tersebut.  “Sama halnya dengan puzzle , kita harus bekerjasama untuk meningkatkan kualitas pendidikan,” ujar Laksmi.

Dalam menyelesaikan isu tersebut keduanya memiliki sudut pandang masing-masing. Menurut Saiful yang berlatar belakang pemerintahan, permasalahan ini dapat diselesaikan dengan beberapa kebijakan pemerintahan seperti pemerataan dan perluasan akses pendidikan dan peningkatan mutu pendidikan melalui penguatan tata kelola. “Tentu saja kebijakan-kebijakan tersebut dapat diselesaikan apabila ada strategi yang menyokong” ujar Saiful.

Melanjutkan penjelasannya, Saiful memaparkan beberapa strategi yang dapat digunakan oleh pemerintah untuk mendukung kebijakan. Diantaranya, menanamkan wajib belajar 12 tahun hingga setara SMA. Selanjutnya adalah menyediakan layanan, sarana, dan prasarana pendidikan terutama bagi mereka yang berada di daerah pinggiran. Selain itu, menjalin kerja sama dengan beberapa sektor untuk menunjang tata kelola pendidikan juga perlu dilakukan. “Yang terpenting adanya kerjasama antara pemerintah dan masyarakat untuk menciptakan pendidikan Indonesia yang lebih baik” ungkap Saiful

Di sisi lain, Laksmi menyampaikan tiga hal penting yang harus dilakukan untuk memperbaiki pendidikan Indonesia. Pertama, adanya kolaborasi dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah, masyarakat, hingga media. Kedua, adanya keharusan untuk memikirkan dampak kedepan dari program pendidikan yang akan ditetapkan. Terakhir, visi masa depan harus terus direncanakan. “Visi dengan dampak yang besar akan berhasil jika semua pihak ikut berkolaborasi,” jelas Laksmi.

Pada akhir acara, baik Saiful maupun Laksmi berpesan kepada mahasiswa untuk membentuk kerja sama yang harmonis. Kerja sama yang dimaksud berupa kontribusi mahasiswa sesuai  bidangnya masing-masing. “Ambil peran yang  sesuai dengan kemampuan kalian, maka percayalah semua akan berhasil” pungkas Laksmi. (dil/hen)

Antusiasme peserta menanggapi isu pendidikan di Indonesia.

Berita Terkait