ITS News

Kamis, 03 Oktober 2024
29 November 2019, 09:11

Hadapi Era Disrupsi dengan Pikiran Terbuka dan Progresif

Oleh : itsmad | | Source : ITS Online

Armand Wahyudi Hartono, Wakil Presiden Direktur BCA saat memberikan materi dalam kuliah umum bertajuk Sukses Memasuki Dunia Kerja di Era 4.0

Kampus ITS, ITS News – Bagi mahasiswa, dunia kerja adalah salah satu tujuan nyata pascakampus yang ada di depan mata. Pembekalan dari berbagai pihak sangatlah dibutuhkan guna persiapan yang lebih matang. Hal inilah yang menjadi tujuan PT Bank Central Asia Tbk (BCA) dalam helatan kuliah umum bertajuk Sukses Memasuki Dunia Kerja di Era 4.0. Bertempat di Gedung Riset Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), kuliah umum ini membahas tentang pikiran terbuka dan progresif sebagai salah satu cara menyikapi era disrupsi,, Rabu (27/11).

Wakil Rektor II Bidang Perencanaan, Keuangan, dan Sarana Prasarana, Ir Mas Agus Mardyanto ME, PhD, dalam sambutannya mengatakan bahwa acara ini diharapkan menjadi salah satu wadah bagi mahasiswa untuk menimba ilmu di dunia kerja pascakampus. Namun menurutnya, jiwa pengusaha lah yang sebenarnya harus dipupuk dalam diri mahasiswa mulai dari sekarang, bukan hanya sebagai pekerja.

Wakil Rektor II Bidang Perencanaan, Keuangan, dan Sarana Prasarana, Ir Mas Agus Mardyanto ME, PhD memberikan sambutan dalam kuliah umum

Senada dengan Mas Mam, Armand Wahyudi Hartono, salah satu pembicara mengatakan bahwa bisnis merupakan usaha memahami kebutuhan orang lain dan memberikan solusi yang tepat. Oleh karenanya, bisnis tidak mungkin luput dari inovasi yang berkelanjutan. Menurutnya, pemunculan inovasi pun sejatinya tidak harus dalam hal besar, cukup melalui hal-hal kecil yang bermanfaat. “Kuncinya adalah selalu cari masalah, kemudian cari solusi. Begitu siklus seterusnya,” ujar Wakil Presiden Direktur BCA ini.

Terkait perubahan di era disrupsi, baginya hal ini bukanlah sesuatu yang baru. Perbedaan era merupakan sesuatu yang alamiah terjadi dan memiliki pola yang sama. Menurutnya, pemahaman yang benar dalam menyikapi era ini yakni dengan pikiran terbuka dan progresif. Tidak terpaku pada tantangan saja, namun juga memandangnya sebagai kesempatan yang terbuka lebar. “Setiap terjadi perubahan, pola pikir kita harusnya ‘bagaimana cara memanfaatkannya’, itu saja,” sambung mantan Direktur BCA periode 2009-2016 ini.

Menyikapi dampak perubahan setiap era industri, lanjut Armand, semuanya juga merupakan hal yang alamiah. Kekacauan dan stabilitas merupakan dua hal yang akan terus bergandengan setiap saat. Tanpa ada kekacauan, tidak akan ada kemajuan dengan membentuk sebuah sistem kerja baru. Tanpa stabilitas, manusia juga akan sulit hidup secara ideal. “Jadi jangan takut dengan kekacauan. Kalau gagal, harus bangkit dan buat inovasi baru. Itulah yang dinamakan berpikir progresif,” tutur lulusan University of California ini.

Bagi Armand, era disrupsi justru menguntungkan bagi manusia. Anggapan bahwa pekerjaan manusia akan hilang digantikan robot tak sepenuhnya benar. Pekerjaan yang berulang dan dilakukan secara rutin memang akan digantikan oleh sistem robotik dan Artificial Intelligence (AI). Namun, pekerjaan-pekerjaan baru sebagai penggantinya justru semakin banyak bermunculan. “Keunggulan manusia dibanding robot ada pada sisi kognitif, yaitu hubungan sesama manusia,” kata Putra bungsu dari pemilik PT Djarum, Robert Budi Hartono ini.

Oleh sebab itu, Armand berpesan agar mahasiswa mulai mengedepankan pekerjaan yang berbentuk kreasi, bukan rutinitas monoton. Pola pikir mahasiswa pun harus mulai dibangun untuk mengombinasikan antara pelayanan dan industri. “Dengan demikian, era disrupsi akan dipandang hanya sebagai alat yang mempermudah pekerjaan, bukan pesaing manusia dalam bekerja,” pungkas pria kelahiran Semarang ini. (mad/id)

Berita Terkait