Kampus ITS, ITS News — Tanpa disadari, ada beberapa faktor yang dapat membatalakan keislaman seseorang. Berupaya mencegah hal tersebut, Jamaah Masjid Al-Azhar (JMAA) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggelar Daurah Goes To Campus untuk menelaah perkara yang dapat membatalkan islam.
Kajian yang diisi oleh Ustaz Budi Santoso M Pd I dan Ustaz Gemma Ilhamy M Pd I ini, bertujuan mengupas kitab Nawaqidhul Islam atau pembatal keislaman. Kegiatan bertajuk Tatkala Islamku Batal Tanpa Sadar ini hadir sebagai benteng pertahanan bagi kaum muslim. “Jangan sampai kita keluar dari Islam sedangkan kita tidak sadar,” ujar Ustadz Budi Santoso.
Sebagaimana rukun islam lainnya, kalimat syahadat yang merupakan rukun islam pertama itu juga dapat batal akibat suatu hal. Sadar ataupun tidak, bisa saja tingkah laku seseorang dapat mengarah pada hal-hal yang sifatnya membatalkan. “Itulah pentingnya kita mempelajari tentang pembatal Islam,” ucap Ustadz Budi saat pembukaan kajian tersebut.
Dalam kitab karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab ini dijelaskan, terdapat sepuluh pembatal islam yang yang paling sering dilanggar dan dilakukan oleh manusia. “Banyak terjadi kesalahan dan penyimpangan diantara sepuluh itu,” tegas Ustadz yang akrab disapa Budi ini.
Kesepuluh poin itu dimulai dengan syirik dalam beribadah kepada Allah. Lalu, menjadikan perantara antara dirinya dengan Allah dan tidak meyakini kekafiran orang-orang musyrik. “Muslim juga tidak boleh meyakini adanya petunjuk yang lebih sempurna selain dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam apalagi merasa benci dengan apa yang dibawa beliau,” jelasnya.
Kemudian, Ustadz Gemma Ilhamy M Pd I melanjutkan dengan memaparkan lima poin setelahnya. Ia pun mengupas resiko mengolok-olok agama allah, larangan atas berbagai macam sihir, serta peringatan tegas saat menolong orang musyrik yang ingin menghancurkan islam. “Jangan pula meyakini bahwa sebagian manusia tidak wajib mengikuti Rasulullah dan berpaling dari agama Allah dengan tidak mengamalkan perintahnya,” tambahnya.
Ketua JMAA ITS, Hazen Masrafat turut mengutarakan pentingnya bahasan semcam ini di kalangan mahasiswa yang notabennya berjiwa muda dan suka bersenda gurau. Pengajian dengan topik seperti ini dapat menjadi pengontrol diri dalam bersikap. “Masih banyak teman-teman mahasiswa kadang tidak sadar dengan gurauannya,” ujarnya.
Mahasiswa Departemen Teknik Infrastruktur Sipil ini berharap, kajian yang rutin diadakan setiap minggu ini dapat memebekas di hati mahasiswa ataupun masyarakat yang hadir. “Dengan turut menggandeng Surabaya Mengaji, semoga dapat menambah ilmu bagi semua yang hadir hari ini,” pungkasnya. (ai/hen)
Kampus ITS , ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus melahirkan sederet inovasi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kampus ITS, ITS News — Para peternak di Kabupaten Madiun mengalami kesulitan dalam mencari pakan ternak pada saat musim
Surabaya, ITS News — Departemen Teknik Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggelar International Seminar on Ocean and Coastal
Kampus ITS, ITS News — Guna mendukung perkembangan inovasi arsitektur di Indonesia, Departemen Arsitektur Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)