ITS News

Selasa, 12 November 2024
01 Desember 2019, 09:12

Alumni ITS Paparkan Urgensi Pembongkaran Anjungan Lepas Pantai

Oleh : itsjev | | Source : ITS Online

Gunawan Raharjo Muktiwibowo MSc saat menyampaikan kuliah tamu

Kampus ITS, ITS News – Indonesia merupakan salah satu negara yang pernah tergabung dalam Organisasi Negara-Negara Penghasil Minyak Bumi. Hal ini menjadikan Indonesia memiliki banyak anjungan lepas pantai. Sayangnya, banyak sekali anjungan lepas pantai yang terbengkalai dan harus segera dibongkar sebagaimana dipaparkan oleh Gunawan Raharjo Muktiwibowo MSc lewat kuliah tamunya di Gedung Research Center Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Jumat (15/11) lalu.

Anjungan lepas pantai (offshore platform) merupakan struktur atau bangunan yang dibangun di lepas pantai untuk mendukung proses eksplorasi atau eksploitasi bahan tambang (minyak dan gas bumi). Fungsi utama anjungan ini sebagai media produksi minyak dan gas bumi.

Namun, ketika anjungan tersebut sudah tidak beroperasi lagi, harus segera dilakukan pembongkaran. Hal ini dikarenakan anjungan lepas pantai yang terbengkalai terlalu lama dapat mengganggu jalur pelayaran dan mengganggu kelangsungan hidup bioata laut. “Anjungan pantai yang tidak digunakan selama lebih dari 20 tahun akan menjadi sampah laut,” ungkap Gunawan, sapaan akrabnya.

Selain itu, dampak lain yang ditimbulkan akibat keberadaan anjungan lepas pantai adalah adanya korosi yang tinggi.  Alumnus Departemen Teknik Mesin ITS tersebut menerangkan, struktur atau bodi yang terdapat pada anjungan lepas pantai sepenuhnya terbuat dari besi. “Kondisi ini apabila tidak dirawat dapat menimbulkan potensi pengkaratan atau korosi tinggi,” terangnya.

Pengkaratan besi yang terjadi dapat mengancam kehidupan biota laut karena mengandung bahan berbahaya. “Secara garis besar, pembongkaran ini dilakukan untuk menghindari potensi bahaya ledakan, racun, dan pencemaran lingkungan hidup di laut,” ujarnya.

Tidak hanya itu, pria yang berprofesi sebagai Ahli Lepas Pantai dan Dasar Laut di PT Proserv tersebut juga mengungkapkan adanya potensi infiltrasi asing dan ancaman terorisme. Hal ini dikarenakan tidak adanya pengawasan untuk anjungan lepas pantai yang terbengkalai di tengah laut. “Tidak menutup kemungkinan akan ada transaksi narkoba, perdagangan manusia, jual-beli senjata ilegal, dan lain-lain yang terjadi di sana,” jelasnya.

Disisi lain, Gunawan membeberkan bahwa biaya pembongkaran anjungan lepas tidak murah. Hal itu menjadi alasan lambatnya aksi pemerintah dalam melakukan pembongkaran terhadap anjungan tersebut. “Kami masih terus mengupayakan untuk segera melakukan pembongkaran supaya tidak mengganggu kegiatan pelayaran yang ada,” pungkasnya. (jev/bel)

Bentuk anjungan lepas pantai (sumber: chooseyourcurrent.org)

Berita Terkait