ITS News

Senin, 18 November 2024
01 Desember 2019, 13:12

Alumni SIxERS Bekali Mahasiswa Studi Lanjut ke Jepang

Oleh : itsri | | Source : ITS Online

Dr Dimas Anton Asfani ST MT membagikan pengalamannya berkuliah di Jepang pada acara SixERS

Kampus ITS, ITS News – Melanjutkan kuliah keluar negeri merupakan keinginan semua orang. Hal tersebut yang dipaparkan Dr Dimas Anton Asfani ST MT ketika membagikan pengalamannya dalam berkuliah di Jepang guna memotivasi mahasiswa untuk melakukan hal yang sama dalam acara Study in Japan 2019 Academic Seminar (SixERS). Acara yang dihelat di Auditorium Research Center ini berlangsung pada Kamis (20/11)

Dimas menuturkan, berada di lingkungan internasional atau bahkan di luar negeri merupakan hal yang sangat penting. Dengan berada di luar negeri kita bisa melihat negara kita dari sudut pandang yang berbeda. “Selain itu dapat mengetahui penyebab kenapa negara tujuan lebih baik daripada negara kita,” ujar pria yang akrab disapa Dimas

Dimas melanjutkan, banyak kebiasaan yang dilakukan oleh orang Jepang yang membuat negara ini jauh lebih baik dari Indonesia. Salah satunya adalah budaya mengantri yang sangat tertib di Jepang. “Bayangkan jika hal itu ada di negara kita, maka Indonesia bisa menjadi lebih baik,” sambung pria yang mengambil gelar doktor di  Kumamoto University (KU), Jepang.

Dosen Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) ini mengaku bahwa cukup sulit untuk bisa berkuliah ke luar negeri. Dimas menjelaskan, bagian tersulitnya adalah seleksi masuk dan seleksi beasiswa. Pada bagian ini, persiapan harus matang agar bisa bersaing untuk meraih kesempatan kuliah di luar negeri. “Karena setelah lolos seleksi tersebut, kemungkinan besar untuk melangkah ke tahap selanjutnya terbuka,” tuturnya

Menurut Dimas, berkuliah diluar negeri juga tidak semenakutkan yang dipikiran banyak orang. Dimas memaparkan, dirinya nyaman ketika berkuliah di Negeri Sakura meskipun berada di lingkungan yang asing. Sebab, universitasnya sangat membantu dalam perkembangan mahasiswanya. “Jika para mahasiswa memerlukan bantuan maka para tutor yang mendampingi mahasiswa internasional akan membantu mereka dengan maksimal,” lanjutnya.

Menjadi mahasiswa S3 dengan beasiswa penuh dari pemerintah Jepang, tak membuat Dimas gundah. Buktinya Dimas juga mengikuti berbagai kegiatan yang difasilitasi oleh Kumamoto University seperti melakukan eksperimen di sebuah power simulator di Kyushu Electric Power dan mengikuti International Student Conference on Advanced Science and Technology (ICAST).

Kumamoto University juga memiliki komunitas-komunitas yang dapat digunakan sebagai tempat berbagi para mahasiswa internasional seperti Kumamoto International Center (KIC), Kumamoto Islamic Center sebagai tempat beribadah dan berkumpul bagi mahasiswa muslim. “Tentunya Indonesia Student Community yang menjadi tempat berbaginya para mahasiswa yang berasal dari Indonesia,” tegasnya.

Dimas berharap banyak mahasiswa Indonesia yang terus mencari pengalaman internasionalisasi, entah dalam bentuk kuliah, pertukaran pelajar, pertukaran budaya, ataupun penelitian. “Saya setuju kalau kita harus belajar keluar, dalam bentuk apapun untuk memperluas wawasan kita,” pungkasnya. (ri/qin)

Peserta dalam mengikuti kegiatan SIxERS

Berita Terkait