Kampus ITS, ITS News –Guna membekali mahasiswa mengenai Industri yang berwawasan lingkungan, Departemen Teknik Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dalam kuliah tamunya hadirkan narasumber dari PT ECOLAB International Indonesia. Kuliah tamu yang bertajuk “Water Treatment in Industrial Engineering” tersebut digelar di Aula Oedjoe Djoeriaman, Departemen Teknik Kimia, pada Kamis (21/11).
Rofi Arga Hardiansyah ST, narasumber dalam kuliah tamu ini menjelaskan, menurut data prediksi di tahun 2030 dunia akan membutuhkan tiga kebutuhan pokok. Ketiga hal tersebut memiliki proporsi diantaranya 30% kebutuhan pangan, 50% kebutuhan energi, dan 40% kebutuhan air bersih. “Dari data tersebut dapat diketahui bahwa kebutuhan air bersih sangat dibutuhkan untuk menunjang keberlangsungan hidup manusia di bumi,” jelasnya.
Service Engineer PT ECOLAB ini menambahkan, kebutuhan konsumsi air dibedakan menjadi tiga garis besar. Diantaranya 70% untuk pertanian, 20% untuk industri, dan sisanya untuk kebutuhan domestik. Dari hal tersebut dapat disimpulkan, Industri adalah konsumen air terbesar kedua setelah pertanian. “Karena itu dalam pemanfaatannya, Industri harus bisa menghemat dan mengelola air agar dampaknya tidak mencemari lingkungan,” tegasnya.
Rofi melanjutkan, PT ECOLAB merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang Water Treatment. Perusahaan ini memiliki tiga manajemen pengolahan air. Diantaranya pemantauan dan perawatan air secara kimiawi, solusi pengolahan air menggunakan rekayasa teknologi, dan manajemen pemeliharaan proyek. “Perusahaan kami sangat menuntut agar industri dapat mengolah air dengan baik tanpa mencemari lingkungan,” terangnya.
Alumnus Departemen Teknik Kimia ITS ini menegaskan, pengolahan air sangat dibutuhkan untuk menunjang keberlangsungan industri. Tentunya dengan pengolahan air yang baik, dapat meminimalkan produk gagal. Sedangkan pengolahan air yang buruk dapat menjadi ancaman pada industri yang memproduksi cat, kertas, tissue, dan yang lainnya. “Sebagai contoh produksi kertas, jika ada satu saja noda maka produk tersebut dinyatakan rusak dan pabrik menjadi rugi,” ungkapnya.
Mantan Presiden BEM ITS ini juga menceritakan mengenai sebuah pabrik kain yang tidak menerapkan water treatment dalam menjalan proses bisnisnya. Pabrik tersebut tidak mengolah air limbah dan langsung membuangnya ke sungai. Karena tidak memperhatikan teguran dari aparat, tempat pembuangan limbah tersebut ditutup secara diam-diam oleh aparat. ”Akhirnya air limbah tersebut tidak terbuang dan kembali ke pabrik. Akibatnya, puluhan ton kain mengalami gagal produksi,” jelasnya.
Di akhir slide presentasinya, Rofi menerangkan, Departemen Teknik Kimia memiliki banyak prospek kerja yang bagus. Selain bisa menjadi service engineer, lulusan Departemen Teknik Kimia juga bisa menjadi chemist engineer, process engineer, research and development, tehcnical and management consultant, dan lainnya. “Karena Ilmu yang kita pelajari luas dan kompleks, maka prospek kerja pun juga luas dan beragam,” pungkasnya. (sin/qin)
Kampus ITS, ITS News — Tak henti-hentinya, tim riset Nogogeni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali mencetak prestasi dalam ajang
Kampus ITS, ITS News — Menjawab tantangan perkembangan teknologi komunikasi masa kini, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menghadirkan Program Studi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi