Kampus ITS, ITS News — Peningkatan kualitas pertanian masih menjadi fokus pengembangan dalam negeri. Sepakat dengan hal itu, Departemen Manajemen Bisnis Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggelar Alumni Talks untuk menambah wawasan agribisnis mahasiswa, Jumat (6/12).
Menjadi salah satu pembicara kunci, Bayu Dwi Apri Nugroho STP M Agr Ph D, mengajak mahasiswa untuk mencapai Pertanian 4.0 berbasis Internet of Things (IoT). Salah satu pengembang PT. Mitra Sejahtera Membangun Bangsa (MSMB) itu, turut mengenalkan software ciptaannya, yakni Agriculture Technology (RiTx). “Software ini dapat mengatasi beberapa masalah pertanian, seperti mengukur keadaan tanah, cuaca, serta memberikan informasi yang akurat pada petani,” ungkap Kepala Lab Teknik Fisika Hayati, Universitas Gadjah Mada (UGM) itu.
Setuju dengan hal tersebut, Wayan Supadno, seorang petani yang juga purnawirawan Tentara Nasional Indonesia (TNI) turut memberi wejangan wirausaha di bidang agribisnis. Dalam kesempatan itu, wayan menceritakan perjalanan bisnis yang ia mulai dari titik nol dan penuh pengorbanan. “Dulu saya memulai agribisnis hanya dengan modal seratus ribu rupiah,” tuturnya.
Bapak tiga orang anak ini mengungkapkan, motivasinya memulai usaha di bidang pertanian dikarenakan berbagai faktor. Seperti, jumlah kemiskinan, jumlah pengangguran, kesenjangan sosial, hingga kegiatan impor pangan Indonesia dari luar negeri. “Semua itu karena kurangnya jumlah pengusaha di Indonesia,” ungkapnya.
Berangkat dari hal tersebut, Wayan ingin mahasiswa Departemen Manajemen Bisnis ITS ini dapat langsung mengaplikasikan ilmunya dalam membuka bisnis, lebih-lebih dalam bidang agribisnis. “Bisnis itu perlu praktik nyata, tidak sekedar teori belaka,” ujarnya.
Lebih lanjut, CEO PT. Sirtanio Organik, Ahmed Tessario Ekanuramanta ST M MT turut membuka wawasan mahasiswa. Baginya, suatu bisnis harus didasari oleh modal, baik dalam hal batin maupun materi. Tak hanya sekedar menjual sesuatu, berbisnis pun juga memerlukan rumus. “Ada empat rumus penting dalam berbisnis,” imbuhnya.
Pria yang juga menjabat sebagai CEO PT. Satu Atap Indonesia itu memaparkan, keempat hal tersebut didasari keilmuan, inovatif, berstrategi dan tahu keuntungan yang akan didapat. Sehingga, tidak sekedar menjual barang dagangan, tetapi pebisnis memiliki nilai yang jelas. Baik produk yang ditawarkan, maupun pelanggan dan pasar yang dituju. “Pertanian merupakan pasar yang menjanjikan mengingat bahwa Indonesia adalah negara agraris,” jelas alumni S1 Teknik Kimia ITS tersebut.
Terakhir, Kepala Sub Direktorat Inovasi Kerjasama dan Kealumnian (IKK), Dr Ir Arman Hakim Nasution M Eng mengharapkan, generasi milenial dapat membuat pertanian lebih efisien dan menguntungkan dengan lebih mengandalkan teknologi, inovasi, dan kewirausahaan. Terlebih, bidang agribisnis dapat membantu memerangi kemiskinan dan menyediakan ketahanan pangan. “Memang tidak mudah, tetapi itu menantang imajinasi, keberanian, kreativitas, dan kepedulian pada sesama,” pungkas Dosen Departemen Manajemen Bisnis tersebut. (ai/hen)
Kampus ITS, ITS News — Tak henti-hentinya, tim riset Nogogeni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali mencetak prestasi dalam ajang
Kampus ITS, ITS News — Menjawab tantangan perkembangan teknologi komunikasi masa kini, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menghadirkan Program Studi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi