ITS News

Minggu, 29 September 2024
20 Desember 2019, 21:12

ITS Tegaskan Pentingnya Wawasan Fintech bagi Mahasiswa

Oleh : itsmis | | Source : www.its.ac.id

(Dari kiri) Dr Ir Arman Hakim N MEng, Dr Ir Boedi Armanto MSc, dan Drs Lourentius Aris B MM ( Vice President PT Bank Mandiri) saat memberikan wawasan Fintech bagi mahasiswa ITS

Kampus ITS, ITS News – Penggunaan Financial Technology (Fintech) di era Revolusi Industri 4.0 kini semakin gencar tak terbendung hampir di semua kalangan masyarakat. Merespon hal tersebut, Fakultas Bisnis Manajemen dan Teknologi (FBMT) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menekankan pentingnya perdalam ilmu Fintech bagi mahasiswa lewat Focussed Group Discussion (FGD), Senin (16/12), di Ruang Sidang Rektorat ITS.

Dekan FBMT ITS Prof Dr Ir Udisubakti Ciptomulyono MEngSc memaparkan, saat ini mahasiswa, khususnya yang memiliki minat bisnis, penting untuk mengenal Fintech lebih dalam. Baik itu perkembangan, prospek, hingga tantangan ke depannya. Dosen yang kerap disapa Udi ini menuturkan, hal tersebut penting agar kesempatan berwirausaha bagi mahasiswa dapat lebih besar dan siap bersaing di level nasional.

Udi melanjutkan, Fintech sendiri ialah inovasi dari bidang jasa keuangan yang sedang tren di Indonesia. Fintech memberikan pengaruh kepada masyarakat secara luas dengan memberikan akses terhadap produk keuangan, sehingga transaksi menjadi lebih praktis dan efektif. “Fintech sendiri dikategorikan oleh Bank Indonesia (BI) menjadi jembatan antara investor dan pencari modal, pembanding berbagai produk keuangan, perencana keuangan digital, serta sebagai dompet elektronik,” papar dosen Manajemen Teknik ini.

Melanjutkan Udi, Dr Ir Boedi Armanto MSc selaku pembicara FGD ini mengatakan bahwa gencarnya penggunaan Fintech sendiri akan memberikan ragam manfaat. Di antaranya ialah proses bisnis lebih akurat, jangkauan bisnis lebih luas, durasi penyampaian informasi lebih cepat dan efisien. “Tidak hanya itu, hadirnya Fintech juga mampu mendorong ekonomi masyarakat hingga memperluas akses modal bagi para wirausahawan,” ungkap Boedi.

Staf Ahli Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ini melanjutkan, Indonesia sudah memiliki modal yang sangat besar untuk mendukung perkembangan Fintech. Menurut Boedi, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sejumlah 45 juta orang Indonesia telah dikategorikan sebagai konsumen aktif dan akan menikmati bonus demografi 2030.

Para pembicara dan peserta FGD tentang perkembangan, prospek, dan tantangan Financial Technology (Fintech) bagi mahasiswa ITS usai acara

Ditambah lagi, lanjut Boedi, pengguna internet sudah mencapai 150 juta jiwa (tumbuh 13 persen setiap tahun). Dengan rata-rata dari mereka menghabiskan waktu 8,5 jam lebih untuk mengakses internet. “Hal ini tentu akan menjadi modal besar bagi wirausahawan manapun, dan peluang besar bagi penyedia jasa Fintech,” ujarnya antusias.

Jika melihat situasi saat ini, Boedi berkata bahwa masih terdapat 70 persen dari 50 juta Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia tidak memiliki akses pembiayaan ke bank. Di era teknologi ini, Boedi berpendapat bahwa teknologi harus dimanfaatkan sebaik mungkin. “Oleh karena itu pemerintah harus mendorong UMKM untuk menjadi digital, sehingga mendapatkan akses pembiayaan,” tandasnya menyarankan.

Boedi menjelaskan, saat ini terdapat 144 perusahaan Fintech yang resmi terdaftar di OJK. Pada Oktober 2019 sendiri terdapat peningkatan lebih dari 100 persen dalam aktivitas pinjam-meminjam melalui Fintech. “Perkembangan aktivitasnya (Fintech, red) saat ini sangat pesat, jika wirausahawan khususnya dari generasi muda tidak mengikuti perkembangan ini, maka akan tertinggal dan lebih sulit bersaing,” tutur Boedi mengingatkan.

Di ITS sendiri, salah satu dosen Manajemen Bisnis Dr Ir Arman Hakim Nasution MEng, sepakat jika mahasiswa harus mulai memperhatikan Fintech lebih dalam lagi. Tidak hanya sebagai pengguna, Arman berharap agar mahasiswa dapat mengembangkan Fintech sendiri. Dengan mengembangkan Fintech yang telah ada dan memberi inovasi sesuai kondisi sekitar.

“Jika konsumen atau pengguna dapat lebih mudah dipertemukan dengan kebutuhan mereka, maka Fintech rancangan mahasiswa akan memiliki nilai lebih dibanding yang lain,” harap Kepala Subdirektorat Kerjasama dan Kealumnian ITS ini yakin. (dik/HUMAS ITS)

Berita Terkait