Kampus ITS, Opini — Suka cita dan kebahagiaan menggema saat umat Kristiani merayakan Hari Natal. Selain itu, penetapan tanggal 25 Desember sebagai hari libur nasional juga menjadi kesenangan bagi umat agama lain. Dengan kata lain, baik yang merayakan maupun tidak, sama-sama menyambut hari ini dengan kesenangan.
Ketika ditanya perihal Natal, teman saya menjawab bahwa Natal adalah sebuah hadiah. Di dalamnya, terdapat sebuah arti yang lebih mendalam dari sekadar mendapatk kado semata. Baginya, Natal adalah kejutan penuh kesenangan, dibalut dengan rapi, dan tampak hangat. Natal adalah pemberian Tuhan yang penuh makna, dengan kedatangan seorang juru selamat.
Ketika ditanya perihal Natal, teman saya yang lain menjawab bahwa Natal identik dengan kehangatan. Ritus peringatan kelahiran Yesus Kristus ini menjadi wadah bagi keluarga untuk berkumpul dan bercengkrama. Bagi orang yang merayakan, lilin, pohon natal, serta kemeriahannya memiliki identitasnya tersendiri. Sebuah lilin memancarkan cahaya sebagai penerang sekitarnya. Lilin seakan menyimbolkan kedatangan Yesus sebagai penerang bagi dunia.
Ketika ditanya perihal Natal, teman saya yang lain menjawab bahwa Natal identik dengan Home Alone, sebuah film yang biasa diputar di televisi menjelang hari Natal. Di setiap serinya, Kevin, si anak yang ditinggalkan dapat berkumpul kembali bersama keluarganya. Hal ini sesuai firman Tuhan dalam Yohanes (14:18), Yesus berjanji tidak akan meninggalkan muridnya. Ia akan datang dan menjemput orang yang percaya kepada Tuhan.
Ketika ditanya perihal Natal, teman saya yang lain menjawab bahwa Natal tidak lengkap tanpa Misa tengah malam. Sebagaimana tradisi umat Kristiani, pada malam sebelum natal diadakan Misa untuk mengiringi Natal dengan lagu dan pujian untuk kemuliaan-Nya.
Ketika ditanya perihal Natal, saya akan menjawab bahwa Natal adalah gabungan dari hangat, khidmat, penuh perdamaian, suka cita, serta sarat akan persatuan dan syukur yang mendalam. Sebab hari ini, setiap orang berhak menjalankan keyakinannya sesuai UU No 29 ayat 2 UUD 1945. Akhir kata, di tengah keberagaman ini, mari merefleksikan Natal dalam kehidupan berbangsa dan bernegara untuk mewujudkan persatuan Indonesia.
Ditulis oleh:
Dya Nur Mangzila Subechi
Mahasiswa Departemen Teknik Lingkungan
Angkatan 2019
Reporter ITS Online
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan
Kampus ITS, ITS News — Proses pembuatan batik sebagai warisan tanah air seringkali melibatkan penggunaan zat pewarna sintetis yang
Kampus ITS, ITS News — Terdapat lebih dari 13.000 sumur minyak terbengkalai di Indonesia yang memiliki potensi sebagai sumber energi
Kampus ITS, ITS News — Dalam upaya memperkenalkan pentingnya sertifikasi halal, tim Kuliah Kerja Nyata pengabdian Masyarakat (KKN Abmas)