ITS News

Kamis, 14 November 2024
25 Desember 2019, 23:12

Ketika Ditanya Perihal Natal

Oleh : | | Source : ITS Online

Ilustrasi lilin natal

Kampus ITS, Opini — Suka cita dan kebahagiaan menggema saat umat Kristiani merayakan Hari Natal. Selain itu, penetapan tanggal 25 Desember sebagai hari libur nasional juga menjadi kesenangan bagi umat agama lain. Dengan kata lain, baik yang merayakan maupun tidak, sama-sama menyambut hari ini dengan kesenangan.

Ketika ditanya perihal Natal, teman saya menjawab bahwa Natal adalah sebuah hadiah. Di dalamnya, terdapat sebuah arti yang lebih mendalam dari sekadar mendapatk kado semata. Baginya, Natal adalah kejutan penuh kesenangan, dibalut dengan rapi, dan tampak hangat. Natal adalah pemberian Tuhan yang penuh makna, dengan kedatangan seorang juru selamat.

Ketika ditanya perihal Natal, teman saya yang lain menjawab bahwa Natal identik dengan kehangatan. Ritus peringatan kelahiran Yesus Kristus ini menjadi wadah bagi keluarga untuk berkumpul dan bercengkrama. Bagi orang yang merayakan, lilin, pohon natal, serta kemeriahannya memiliki identitasnya tersendiri. Sebuah lilin memancarkan cahaya sebagai penerang sekitarnya. Lilin seakan menyimbolkan kedatangan Yesus sebagai penerang bagi dunia.

Ketika ditanya perihal Natal, teman saya yang lain menjawab bahwa Natal identik dengan Home Alone, sebuah film yang biasa diputar di televisi menjelang hari Natal. Di setiap serinya, Kevin, si anak yang ditinggalkan dapat berkumpul kembali bersama keluarganya. Hal ini sesuai firman Tuhan dalam Yohanes (14:18), Yesus berjanji tidak akan meninggalkan muridnya. Ia akan datang dan menjemput orang yang percaya kepada Tuhan.

Ketika ditanya perihal Natal, teman saya yang lain menjawab bahwa Natal tidak lengkap tanpa Misa tengah malam. Sebagaimana tradisi umat Kristiani, pada malam sebelum natal diadakan Misa untuk mengiringi Natal dengan lagu dan pujian untuk kemuliaan-Nya.

Ketika ditanya perihal Natal, saya akan menjawab bahwa Natal adalah gabungan dari hangat, khidmat, penuh perdamaian, suka cita, serta sarat akan persatuan dan syukur yang mendalam. Sebab hari ini, setiap orang berhak menjalankan keyakinannya sesuai UU No 29 ayat 2 UUD 1945. Akhir kata, di tengah keberagaman ini, mari merefleksikan Natal dalam kehidupan berbangsa dan bernegara untuk mewujudkan persatuan Indonesia.

Ditulis oleh:

Dya Nur Mangzila Subechi

Mahasiswa Departemen Teknik Lingkungan

Angkatan 2019

Reporter ITS Online

Berita Terkait

ITS Media Center > Opini > Ketika Ditanya Perihal Natal