ITS News

Senin, 18 November 2024
28 Desember 2019, 20:12

HMP Bangun Budaya Penelitian, Lewat Seminar Kepenulisan

Oleh : | | Source : ITS Online

Bayu Prasetya, SSi, Ketua Himpunan Mahasiswa Muslim Pascasarjana (HIMMPAS) saat menyampaikan kata sambutan dalam seremonial pembukaan Seminar Kepenulisan dan Publikasi

Kampus ITS, ITS NewsHimpunan Mahasiswa Pascasarjana (HMP) berkolaborasi dengan Himpunan Mahasiswa Muslim Pascasarjana (HIMMPAS) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) gelar Seminar Kepenulisan dan Publikasi pada Rabu (27/11). Seminar yang dihadiri oleh mahasiswa dari berbagai universitas ini, bertujuan mencetak peneliti dengan budaya penelitian yang baik.

Bayu Prasetya SSi sebagai ketua panitia menjelaskan pentingnya untuk menggenjot penelitian di Indonesia terutama penelitian yang dilakukan oleh perguruan tinggi. “Jika dibandingkan dengan satu universitas Malaysia, produktivitas lima perguruan tinggi terbaik Indonesia masih kalah,” ungkapnya.

Agus M Hatta ST MSi PhD sebagai pembicara dengan pokok bahasan penulisan artikel ilmiah dan etika publikasi mengatakan, baik mahasiswa maupun dosen, keduanya memiliki peranan penting dalam peningkatan kuantitas dan kualitas penelitian ilmiah. 

Agung menambahkan, kepenulisan yang baik bermula dari riset baik yang dilakukan peneliti. Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas output penelitian adalah pengalokasian waktu akademisi Indonesia untuk melakukan riset. “Oleh sebab itu, dalam menyusun artikel ilmiah perlu dibangun international context yang baik,” lanjutnya. 

Pria yang menjabat sebagai Kepala Departemen Teknik Fisika itu menjelaskan sebagai seorang peneliti, harus mampu mengorbankan hal-hal yang penting, seperti waktu. “Selain itu, peneliti harus mampu mengembangkan kemampuan multi bahasa dan komunikasi yang baik,” sambungnya.

Agung melanjutkan, semakin banyak percobaan menulis artikel ilmiah, kemampuan menulis seseorang juga akan semakin mudah mendapatkan pengakuan untuk memimpin riset dan dapat memiliki reputasi internasional. Peneliti tersebut diharapkan mampu memberikan kontribusinya menjadi mentor bagi First Stage Researcher, Recognized Researcher, dan Established Researcher.

Agus M Hatta ST MSi PhD, bersemangat menularkan ilmu kepenulisannya dalam seminar pada Rabu (27/11) di Teater A, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya

Pria asal Jombang tersebut menambahkan Setiap jurnal, punya tempat masing-masing untuk dapat terpublikasi. Bukan sesuatu yang aneh, ketika artikel ilmiah ditolak untuk dipublikasikan di tempat-tempat tertentu “Terdapat sekitar 26000 tempat untuk peneliti dapat mempublikasikan artikelnya,” tegasnya.

Dalam menentukan tempat untuk melakukan publikasi ilmiah, Agung menyatakan terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, salah satunya cakupan jurnal. “Seorang peneliti juga harus sering melakukan pengecekan di website untuk mengetahui kebermanfaatan jurnal yang dia buat,” lanjutnya.

Agung menjelaskan proses agar tulisan ilmiah dapat terpublikasi sangat panjang. Untuk meminimalisir revisi, lulusan doktoral Irlandia ini menyampaikan bahwa pendahuluan harus kuat, metode harus jelas dan terorganisir. “Tidak banyak melakukan pengulangan, dan pembahasan dilakukan secara signifikan dan punya relevansi tinggi dengan topik,” imbuhnya.

Agung menuturkan agar para peneliti tidak pernah melewatkan konsultasi kepada pembimbing atau yang lebih berpengalaman. “Tentunya juga memastikan karya ilmiah yang ditulis sesuai format dan menggunakan bahasa baku dan sesuai ejaan,” terangnya.

Selain itu Agung mengingatkan para peneliti untuk mempertimbangkan lamanya rentang waktu dari submission ke publikasi ilmiah suatu jurnal. “Biasanya akan terdapat review yang membahas lamanya waktu suatu jurnal mempublikasi karya yang telah terkumpul,” imbuhnya.

Agung melanjutkan, menulis artikel ilmiah yang baik adalah dengan banyak membaca jurnal ilmiah. “Banyak tools yang memudahkan penulisan paper. PR nya tinggal bagaimana kita membangun kerangka berpikir menjadi seorang peneliti,” pungkasnya. (qaf/qin)

Berita Terkait