Kampus ITS, ITS News – Direktorat Kemitraan Global Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menggelar agenda tahunan Community and Technological (CommTECH) Camp Insight 2020. Pada gelarannya yang ke-14 dan dibuka secara resmi, Rabu (29/1), kegiatan berskala internasional ini berhasil menyerap animo 34 peserta dari berbagai universitas mancanegara.
Kegiatan yang dibuka oleh Wakil Rektor I ITS bidang Akademik dan Kemahasiswaan Prof Dr Ir Adi Soeprijanto MT ini rencananya diselenggarakan selama 13 hari, hingga tanggal 10 Februari mendatang.
Dalam sambutannya, guru besar Teknik Elektro tersebut memberikan dukungan penuh pada kegiatan ini karena akan ada banyak manfaat yang didapat, tidak hanya untuk ITS tetapi juga untuk peserta. Menurutnya, kegiatan ini sangat baik dalam bidang pertukaran budaya dan ide-ide baru.
“Saya harap kalian akan mendapat pengalaman yang unik, menyenangkan, dan tak terlupakan,” ujarnya di hadapan para peserta.
Direktur Kemitraan Global ITS Dr Maria Anityasari ST ME menjelaskan bahwa gelaran internasional ini terdiri atas unsur mahasiswa, dosen, dan staf dari berbagai universitas yang berasal dari 11 negara sebagai partisipan. Kesebelas negara tersebut antara lain Bangladesh, Taiwan, Australia, Thailand, Malaysia, Filipina, Belanda, Korea Selatan, Jepang, Vietnam, dan Denmark.
“Pertama-tama peserta akan diberi pengenalan dulu, lalu diminta untuk membuat project setelah mengikuti kelas yang telah dipilih,” jelasnya saat ditemui usai pembukaan.
Pada CommTECH tahun ini, Maria menyebutkan bahwa ada tiga subcourses yang dapat dipilih oleh peserta. Ketiga sub courses itu antara lain adalah Sociopreneurship in Action, The Biodiversity of Coastal Ecosystem, dan Build Your Own Boat: Designing, Building and Operating Unmanned Surface Vehicle.
Maria menuturkan bahwa CommTECH kali ini diamanahi oleh rektor ITS agar bisa lebih berdampak ke masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, CommTECH tahun ini berusaha menghasilkan luaran berupa produk atau sistem melalui ketiga topik kelas yang ada, agar nantinya luaran tersebut dapat berguna di lingkungan masyarakat.
“Kalau di tahun-tahun sebelumnya, peserta hanya belajar dan mempresentasikan, di tahun ini mereka diharuskan membuahkan produk atau sistem yang dapat diterapkan di masyarakat,” ungkap lulusan University of New South Wales, Australia ini
Lebih lanjut, Maria memaparkan bahwa di subcourse Sociopreneurship in Action, peserta akan saling bertukar pikiran, menghasilkan ide, dan membuat prototipe. Setelah itu, ide yang ada diuji untuk mengembangkan model bisnis yang tepat.
Untuk subcourse The Biodiversity of Coastal Ecosystem, peserta akan diajak berdiskusi dan menstimulasikan keanekaragaman hayati di Indonesia yang merupakan negara kepulauan. Sedangkan, di subcourse Build Your Own Boat, peserta akan membuat prototipe kapal.
Maria mengaku, CommTECH kali ini memang menemui kendala akibat munculnya kasus Virus Corona. Gemparnya dunia akibat mewabahnya virus ini menyebabkan peserta yang tadinya berjumlah 89 orang, terpaksa yang berasal dari Tiongkok mengundurkan diri karena adanya batasan bepergian sehingga menyisakan 34 orang saja.
Sebagai upaya mengantisipasi, Maria menjelaskan bahwa sebelum berangkat peserta telah diminta untuk membuat surat pernyataan kesehatan bahwa mereka tidak sakit. Sedangkan di ITS sendiri, panitia telah menyiapkan dokter dari Medical Center ITS untuk melakukan pengecekan kesehatan peserta selama berlangsungnya kegiatan. Tidak hanya itu, panitia juga telah menyiapkan masker, alkohol, serta hand sanitizer yang dapat digunakan peserta.
“Kami pun sudah bekerja sama dengan dinas kesehatan, Rumah Sakit Dr Soetomo, Medical Center ITS, dan Rumah Sakit Universitas Airlangga,” ungkap dosen Departemen Teknik Industri ini.
Meski begitu, Maria berharap CommTECH tetap dapat berjalan lancar dan menjadi jembatan bagi ITS menuju World Class University. “Mahasiswa maupun dosen asing yang datang ke ITS jelas akan membuat citra ITS di lingkup dunia bertambah, karena dianggap telah dikenal baik oleh banyak negara,” pungkasnya. (ra/HUMAS ITS)
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan
Kampus ITS, ITS News — Proses pembuatan batik sebagai warisan tanah air seringkali melibatkan penggunaan zat pewarna sintetis yang
Kampus ITS, ITS News — Terdapat lebih dari 13.000 sumur minyak terbengkalai di Indonesia yang memiliki potensi sebagai sumber energi
Kampus ITS, ITS News — Dalam upaya memperkenalkan pentingnya sertifikasi halal, tim Kuliah Kerja Nyata pengabdian Masyarakat (KKN Abmas)