ITS News

Selasa, 05 November 2024
29 Januari 2020, 20:01

Dukung Ketahanan Pangan, ITS Buka Puslit Agri-Pangan dan Bioteknologi

Oleh : itsmis | | Source : www.its.ac.id

Kepala Pusat Penelitian Agri-Pangan dan Bioteknologi ITS Dr rer nat Ir Maya Shovitri MSi

Kampus ITS, ITS News – Menyikapi sasaran pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 tentang peningkatan kuantitas dan kualitas pangan dan obat untuk kesejahteraan masyarakat berbasis penelitian, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mendirikan Pusat Penelitian (Puslit) Agri-Pangan dan Bioteknologi. Setelah diresmikan per Januari 2020, pusat penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan dan melebarkan peran aktif ITS di bidang penelitian terkait dengan ketahanan pangan dan obat.

Kepala Pusat Penelitian Agri-Pangan dan Bioteknologi ITS Dr rer nat Ir Maya Shovitri MSi mengungkapkan bahwa mengawali tahun 2020 ini, ketahanan dan industri pangan dan obat menjadi salah satu isu yang menantang. “Karena menyangkut dengan kebutuhan primer masyarakat Indonesia,” ujarnya.

Dikatakan Maya, pusat penelitian ini merupakan wujud realisasi akan harapan bahwa kebutuhan pangan dan obat tersebut dapat dipenuhi secara internal tanpa bergantung pada komoditas impor. Harapannya, pusat penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan teknologi yang mampu meningkatkan kuantitas dan kualitas komoditas pangan dan obat untuk pemenuhan kebutuhan internal Indonesia tanpa bergantung pada komoditas impor, serta berpotensi kuat meningkatkan jumlah komoditas ekspor sebagai sumber devisa negara.

Dalam pusat penelitian ini, jelas Maya, ITS yang merupakan institusi pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat dengan berbasis sains, teknologi dan seni, dapat turut berkiprah dengan beberapa topik penelitian. “Di antaranya adalah aplikasi bioteknologi untuk peningkatan kualitas produk, teknologi pengolahan sumber pangan dan obat baru, teknologi rekayasa lingkungan sub-optimal, dan teknologi mekanisasi pertanian.” beber dosen Departemen Biologi ini.

Sebagai salah satu langkah awal, pusat penelitian baru ini akan mengadakan Focussed Group Discussion (FGD) dengan Departemen Bioteknologi Universitas Chulalongkorn, Thailand dan beberapa rekan dari dinas dan industri terkait pangan dan bioteknologi. “Ke depannya, pusat penelitian ini juga akan terus menggandeng mitra dari luar ITS di level regional, nasional maupun internasional untuk memformulasikan dan merealisasikan topik penelitian yang potensial untuk dilakukan secara bersama,” ungkapnya.

Di antara laboratorium yang akan berkontribusi nyata adalah Laboratorium Bioteknologi, Zoologi, Botani dan Mikrobiologi yang ada di Departemen Biologi ITS, laboratorium Biotechnology di Chulalongkorn University, Thailand, serta laboratorium Biology Engineering di Korea University.

Planlet kultur jaringan tanaman sagu (Metroxylon sagoo. Rotb.) yang dibuat oleh Departemen Biologi ITS guna memperbanyak tumbuhan dengan kualitas yang sama

Mengenai siapa saja yang dapat bergabung dalam kegiatan pusat penelitian baru ini, Maya menerangkan, fokusan pengembangan pangan di pusat penelitian yang dipimpinya tersebut tidak hanya pada bidang teknologi dan penelitian berbasis sains, melainkan terbuka pula untuk lingkup studi lainnya seperti bidang seni dan sosial. “Pada seni misalnya, rekan yang tergabung dapat berkontribusi dalam desain pengemasan produk makanan itu sendiri,” imbuhnya.

Oleh karena itu, menurut anggota Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi ini tujuan pembentukan pusat penelitian ini adalah menyatukan penelitian yang terkait agri-pangan dan bioteknologi dari berbagai departemen di lingkungan ITS, menjadi suatu produk unggulan. “Untuk memudahkan koordinasi dan sinkronisasi tema penelitian,” pungkasnya.

Untuk masa depan dari Pusat Penelitian Agri-Pangan dan Bioteknologi ITS, Maya percaya bahwa kerjasama dan komitmen para peneliti dari semua lini keilmuan yang ada di ITS akan sangat berkontribusi dalam realisasi tujuan pendirian pusat penelitian tersebut.

Dalam hal ini, Maya juga mengungkapkan, publikasi bereputasi nasional dan internasional merupakan salah satu parameternya. “Luaran tersebut akan sangat berdampak progresif dan agresif terhadap pengakuan nasional dan internasional terhadap ITS sebagai institusi pendidikan dan penelitian ternama yang berkontribusi dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat,” tandasnya. (mia/HUMAS ITS)

Berita Terkait