Kampus ITS, ITS News — Kemerosotan ekonomi lokal akibat ditinggalkannya makanan tradisional oleh masyarakat semakin mengkhawatirkan. Sebagai upaya untuk mengatasi persoalan ini, Departemen Teknik Sistem dan Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyuguhkan berbagai makanan tradisional untuk mahasiswanya pada Unifier Day, Selasa (28/1).
Sekretaris Departemen I Teknik Sistem dan Industri, Nani Kurniati ST MT PhD menyebutkan bahwa rendahnya apresiasi pada produk lokal seringkali dilakukan oleh generasi muda. Hal tersebut tampak dari banyaknya generasi muda yang lebih menyukai makanan modern ketimbang makanan tradisional.
Menurut Nani, anak muda yang didominasi oleh mahasiswa seringkali menganggap makanan tradisional tidak cukup menarik dan berkelas. Ini dibuktikan oleh padatnya pengunjung gerai–gerai makanan modern (waralaba makanan asing) di pusat perbelanjaan. “Dampaknya gerai–gerai makanan tradisional mulai ditinggalkan seolah-olah tidak memiliki daya tarik,” Ujar Nani.
Oleh karenanya, dalam kegiatan yang baru kali pertama digelar ini disuguhkan makanan berupa Polo Pendem. Polo Pendem sendiri merupakan makanan tradisional Jawa yang berupa umbi-umbian yang buahnya berkembang di dalam tanah. Polo pendem yang disajikan berupa jagung, kacang, dan umbi-umbian yang sudah direbus sebelumnya.
Meski Ia yakin tidak semua mahasiswa akan tertarik hidangan tersebut, Ia tetap optimis jika para mahasiswa akan menyukai hidangan tersebut ketika sudah mencicipinya. Pasalnya, menurut Nani kebanyakan mahasiswa tidak begitu tertarik dengan makanan tradisional seperti Polo Pendem karena belum pernah mencobanya.
Tak semata-mata hanya ingin menghidangkan makanan tradisional, departemen yang baru saja berubah nama ini dari Departemen Teknik Industri menjadi Departemen Teknik Sistem dan Industri ini memilih menghidangkan Polo Pendem dikarenakan hidangan tersebut juga merupakan sumber karbohidrat yang bermanfaat untuk tubuh.
“Karena memiliki kandungan yang sama seperti nasi, tentunya makanan tradisional seperti ini (Polo Pendem, red) pun cocok dijadikan sebagai makanan pokok” sahutnya.
Nurhadi Siswanto ST MSIE PhD, Kepala Departemen Teknik Sistem dan Industri yang turut hadir dalam kegiatan ini juga berharap mahasiswanya dapat mencintai produk lokal seperti makanan tradisional. Dengan demikian ekonomi lokal dapat berkembang dan menekan jumlah impor makanan.
Dalam kegiatan yang diikuti oleh seluruh civitas academica Departemen Teknik Sistem dan Industri ini juga terdapat senam pagi, kerja bakti, simulasi tanggap bencana, dan open talk akademik dan kemahasiswaan. Melalui serangkaian kegiatan ini Nurhadi berharap rasa kebersamaan dan guyub rukun bagi seluruh peserta dapat terjalin. (sof/rur)
Kampus ITS, ITS News — Menjawab tantangan perkembangan teknologi komunikasi masa kini, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menghadirkan Program Studi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah