ITS News

Kamis, 03 Oktober 2024
11 Februari 2020, 11:02

FGMI Ajak Mahasiswa Jelajahi Potensi Geowisata Jawa Timur

Oleh : | | Source : ITS Online

Peserta fieldtrip FGMI berfoto bersama di depan situs

Kampus ITS, ITS News – Jawa Timur merupakan provinsi yang mempunyai keragaman geologi yang sangat potensial. Dalam rangka menelusuri potensi tersebut, Forum Geosaintis Muda Indonesia (FGMI) mengadakan darmawisata yang merupakan rangkaian acara dari Experience Sharing Knowledge (ESK). Darmawisata dengan empat destinasi ini dilaksanakan pada hari kedua ESK, Sabtu (14/12).

FGMI merupakan sebuah forum yang berada di bawah naungan Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) dan beranggotakan pemuda pemudi geosaintis Indonesia. FGMI juga membawahi Seksi Mahasiswa IAGI (SM IAGI) yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia, salah satunya di Surabaya. Dalam gelaran ESK kali ini, FGMI bekerja sama dengan dua institusi yakni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya (ITATS).

Setelah sebelumnya acara serupa digelar di Yogyakarta, darmawisata kali ini memilih warisan peninggalan kerajaan Hindu-Budha yang berada di Jawa Timur sebagai destinasi. Destinasi tersebut ialah Candi Tetek, Candi Jedong, Candi Jolotundo, serta Prasasti Cunggrang di kawasan Mojokerto dan Pasuruan.

Almira Mahsa, ketua panitia ESK mengatakan empat destinasi itu dipilih karena setiap destinasi memiliki keterkaitan dengan adanya cerita sejarah kerajaan yang sama. “Selain itu, keempat situs tersebut juga memiliki sumber air dan sistem hidrologi yang sama yakni berasal dari Gunung Penanggungan,” ujar wanita yang akrab disapa Almira.

Almira menjelaskan, 15 peserta yang didominasi oleh mahasiswa ITS dan ITATS melakukan pengamatan dan diskusi mengenai lingkungan sekitar situs selama darmawisata. Dua aspek utama yang menjadi bahasan adalah geoheritage dan geoarkeologi. “Geoheritage adalah ragam geologi yang memiliki nilai sebagai suatu warisan bumi,” lanjutnya.

sedangkan geoarkeologi, sambung Almira adalah pengaplikasian ilmu kebumian dalam pencarian situs-situs terpendam maupun penentuan umur dari suatu situs. “Geoheritage dan geoarkeologi merupakan bagian dari geowisata yang dapat mengembangkan potensi wisata di Jawa Timur,” ujarnya.

Drs Mudzakir Dwi Cahyono MHum ketika memaparkan sejarah situs-situs yang dikunjungi selama fieldtrip berlangsung

Almira berharap, kegiatan ini dapat memberikan pertimbangan kepada pemerintah daerah khususnya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur. “Sebenarnya banyak potensi yang bisa dikembangkan dalam geowisata dalam segi geoarkeologi dan geoheritage dari bumi Jawa Timur ini,” imbuhnya.

Mahasiswi kelahiran Surabaya ini juga berharap dengan adanya acara ESK ini, kami ingin memberikan wawasan baru kepada mahasiswa. “Khususnya yang berminat di bidang geosains agar memiliki pengetahuan lebih bahwa bidang ini tidak hanya dimanfaatkan untuk sektor energi, akan tetapi bisa diterapkan di bidang geowisata,” pungkasnya. (ra/qin)

Berita Terkait