ITS News

Senin, 18 November 2024
21 Februari 2020, 22:02

Mengulik Persaingan Dunia Kerja Bersama Dahlan Iskan

Oleh : | | Source : ITS Online

Prof Dr (HC) Dahlan Iskan, jadi sorotan dalam acara puncak INTSHOW bertemakan Peran Teknik Instrumentasi dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0 di Ruang Sidang Utama Rektorat ITS.

Kampus ITS, ITS News – Pesatnya perkembangan teknologi memacu hadirnya inovasi untuk  memenuhi kebutuhan manusia. Berbagai temuan mulai digencarkan hingga menggeser keberadaan tenaga manusia.  Melalui Instrumentation Talk Show (INTSHOW), Prof Dr (HC) Dahlan Iskan mengajak pemuda untuk mengulik tantangan persaingan dunia kerja.

Salah satu tantangan terbesar bagi manusia adalah berkembangnya robot, sebuah perangkat mekanik yang dibuat untuk membantu tugas manusia. Menurut Dahlan, sapaan akrabnya, awal mula keberadaan robot dipicu oleh kemunculan alat pemintal benang. Sejak saat itu, perkembangan industri mesin semakin pesat terjadi. “Bahkan, kini robot dapat memasuki dunia perasaan manusia,” ujarnya.

Robot semakin banyak diproduksi untuk dunia industri. Mulai makanan hingga otomotif, semua bergantung pada robot untuk mempersingkat waktu kerja. Minusnya, banyak posisi manusia yang terganti, hingga perpindahan lapangan kerja ikut terjadi. “Profesi apa yang tetap diperlukan menjadi sesuatu yang banyak dicari,” kata Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ketujuh itu.

Melihat banyaknya bidang yang mulai dikuasai robot, laki-laki kelahiran Magetan itu menantang hadirin untuk menyebutkan pekerjaan apa yang tidak terancam keberadaannya. Berbagai jawaban yang terlontar berhasil dirangkum dalam sektor analisis, psikologis, ­operating & programming, serta yang berkaitan dengan energi baru terbarukan. “Yang tidak boleh ketinggalan, pekerjaan di dunia kesehatan dan pendidikan tidak akan dengan mudah tergantikan robot,” ungkapnya.

Lebih lanjut, mantan pimpinan surat kabar Jawa Pos itu menjelaskan, di masa depan manusia akan berlomba meningkatkan produktivitasnya agar tidak jatuh miskin. Kemudian, mereka akan memprioritaskan kesehatannya. Dari sana, instrumen kesehatan menjadi hal yang sangat penting. “Sehat itu mahal, pengalaman transplantasi hati membuat saya belajar betapa mahalnya kesehatan,” tambah penulis buku Ganti Hati itu.

Dahlan melanjutkan, kecerdasan intelektual juga mendapat perhatian lebih besar. Setiap pembicaraan akan mudah dibuka dengan topik pendidikan. Karena itu, dunia pendidikan akan terus dibutuhkan. “Tinggal siapa yang tereliminasi dari dunia pendidikan dan siapa yang mampu mengikuti perkembangan zaman,” sambungnya.

Ditambahkan Dahlan, selain kurikulum bahan ajar, pendidikan juga bergantung pada sistem pengajaran yang diterapkan. Dahlan menyebut sistem ajar klasikal akan mampu mengimbangi sistem individual. Dengan kata lain, tenaga pendidik sangat dibutuhkan untuk menghasilkan lulusan yang memiliki karakter tangguh. “Sejatinya masih banyak pekerjaan yang tersisa untuk manusia selagi kita berusaha,” pesannya mengakhiri diskusi. (qaf/hen)

Berita Terkait