Kampus ITS, ITS News — Hilangnya sebagian profesi akibat revolusi industri keempat menuntut masyarakat berkeahlian instrumentasi dan kontrol sistem untuk beradaptasi. Oleh Ardiyanti Aulia, Technical Trainee di PT Yokogawa Indonesia, peserta Instrumentation Talkshow (INTSHOW) diberi wawasan tentang beberapa langkah mendasar guna menghadapi tantangan tersebut.
Melalui kegiatan yang diselenggarakan oleh Departemen Teknik Instrumentasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) pada Minggu (9/2) lalu tersebut, perempuan yang akrab disapa Diyan ini menjelaskan, agar sebuah industri dapat dikategorikan sebagai Smart Factory, industri tersebut harus melewati tiga tahapan.
“Tiga tahapan tersebut sering disebut juga sebagai piramida otomasi,” imbuh alumni Departemen Teknik Fisika ITS ini.
Lanjut Diyan, tahapan pertama pada piramida otomasi tersebut adalah penggunaan instrumen yang tepat dalam menjalankan industrinya. Sehingga untuk melalui tahapan ini industri tersebut harus menggunakan instrumen yang sesuai sehingga hanya akan didapati instrumen yang seharusnya ada.
Kemudian, untuk mencapai tahapan kedua industri tersebut harus mampu berjalan dengan normal. Diyan menjelaskan, yang dimaksudkan dengan berjalan normal ialah industri tersebut harus mampu mempertahankan posisi, tak harus selalu meningkat, namun juga tidak mengalami penurunan yang signifikan.
Dan yang ketiga ialah level dimana industri tak hanya menggunakan instrumen yang sesuai, namun segala proses yang dilakukan didalamnya dapat berjalan dengan cepat. Selain itu, pada tahapan ini, industri juga harus mampu merumuskan solusi tanpa menunggu sesuatu yang buruk terjadi.
“Tahapan yang harus dicapai untuk menghadapi persoalan hilangnya pekerjaan ialah pada level ketiga tersebut, baik industri maupun masyarakat yang akan menjajaki industri tersebut,” ungkapnya.
Berbicara mengenai otomasi industri, menurut Diyan saat ini yang diharapkan investor bukan lagi sekadar mampu menggerakkan roda keberjalanan industri secara normal. Dengan otomasi yang berjalan baik, Smart Factory diharapkan tercipta dengan tata kelola yang serba cepat dengan tingkat efisiensi yang tinggi.
“Sehingga mampu memenuhi lima indikator penting dalam dunia industri yaitu fast, entertaining, personal, seamless, dan transparent,” ujarnya.
Di akhir sesi, Diyan mengimbau agar tidak perlu merasa cemas soal perannya yang akan tergantikan. Menurutnya, di samping akan tergantikannya beberapa pelaku kerja, beberapa lapangan pekerjaan yang baru akan ramai bermunculan. Melalui video, ia bagikan tips guna mempertahankan posisi dari robot pesaing.
“Sehingga agar tidak tergerus oleh pergeseran ini, kita harus mau mempelajari hal baru, dan meningkatkan komunikasi interpersonal,” pungkasnya. (qaf/rur)
Kampus ITS, ITS News — Menjawab tantangan perkembangan teknologi komunikasi masa kini, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menghadirkan Program Studi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah