Kampus ITS, ITS News – Salah satu hal yang menjadi masalah besar dalam industri minyak dan gas adalah kecelakaan pipa gas. Hal tersebut disampaikan dalam acara International Expert Session (IES) yang dihelat oleh Direktorat Kemitraan Global, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Mengangkat tema tema Process Safety Engineering: Case Study in Columbia Pipeline Gas Explosion, kegiatan ini utamanya membahas tentang kecelakaan pipa gas di Amerika Serikat, Jumat (6/3).
Dilaksanakan di Gedung Rektorat ITS, acara IES yang pertama kali diadakan pada tahun 2020 ini secara langsung menghadirkan narasumber dari Northeast University, Dr. Ronald J. Willey. Ia adalah seorang expert dari Amerika Serikat yang juga merupakan anggota aktif dari Safety and Chemical Engineer Education (SACHE), .
Willey menjelaskan tentang kecelakaan pipa gas yang terjadi secara tragis di Massachusetts. Kecelakaan ini menyebabkan Columbia Pipeline, nama sebuah perusahaan pipa gas di Amerika Serikat, menjual distribusi gasnya ke perusahaan lain. “Kecelakaan ini sangat parah hingga menyebabkan lima rumah rusak, 22 orang termasuk pemadam kebakaran terluka dan satu orang meninggal dunia,” jelas dosen Northeast University ini.
Diungkapkan Willey, Penyebab utama dari kecelakaan ini adalah karena adanya malfungsi dalam sensor di pipa gas tersebut. Sensor ini seharusnya memberi tahu apabila tekanan di pipa sudah melebihi batas normal. “Setelah adanya kecelakaan ini, kami diharuskan untuk mengecek setiap sensor dan katup yang dipasang di pipa gas,” ungkap Willey.
Akibat dari kecelakaan ini, lanjut Willey, setiap proyek pipa gas harus diawasi oleh teknisi profesional. Setiap proyek harus mengikuti pedoman Management of Change (MOC) yang telah ditetapkan. “Pedoman MOC itu ada karena suatu alasan. Maka dari itu semua peralatan yang digunakan juga harus tercatat dalam MOC,” tuturnya.
Selain itu, regulasi yang ada di sana mengharuskan setiap rumah agar melaksanakan pengecekan pada pipa gasnya. Pipa gas di setiap rumah harus memiliki ketahanan untuk minimal tekanan gas 3 psi. “Persyaratan-persyaratan ini dilakukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan ini lagi,” sambung lelaki asal Loudon, New Hampshire ini.
Manajer Senior Urusan World Class University, Rulli Pratiwi Setiawan ST MSc, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan kegiatan untuk mengnyinergikan ITS dengan mitra-mitra industrinya. “Kebetulan kali ini pemateri yang sedang ada itu dari safety engineering, jadi kita mengundang mitra-mitra industri yang memiliki latar belakang minyak dan gas,” jelasnya.
Rulli, sapaan akrabnya, juga menambahkan bahwa kegiatan IES ini ke depannya akan mengangkat tema yang berbeda-beda. Tema yang diangkat akan disesuaikan dengan mitra-mitra yang dimiliki oleh ITS. Rulli berharap ITS dan para mitranya bisa belajar banyak dari expert yang diundang oleh ITS. “Kita juga berharap bisa tercipta adanya kerja sama dengan narasumber yang kita undang, juga agar ITS sendiri bisa terus tau tentang info yang ada dari luar,” tandasnya memungkasi. (ri/id)
Kampus ITS, ITS News — Menjawab tantangan perkembangan teknologi komunikasi masa kini, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menghadirkan Program Studi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah