ITS News

Kamis, 03 Oktober 2024
11 Maret 2020, 22:03

HMTI ITS Persiapkan Mahasiswa Hadapi Kehidupan Pasca Kampus

Oleh : adminwebits | | Source : ITS Online

Ir Dwi Sudarsono saat memberikan materi kepada peserta L-Gain

Kampus ITS, ITS News — Ketatnya persaingan di dunia kerja menuntut alumni perguruan tinggi memiliki soft skill, kepemimpinan, dan keterampilan pemecahan masalah yang baik disamping Indeks Prestasi (IP) dan hard skill. Merespon hal tersebut, Himpunan Mahasiswa Teknik Industri (HMTI) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengadakan pelatihan mengenai persiapan pasca kampus, gelar wicara L-Gain pada Sabtu (7/3).

Bertempat di Ruang Auditorium Sinarmas, M Mukhlis Ndoyo Said ST yang didapuk sebagai salah satu pembicara mengungkapkan, kelancaran komunikasi di dunia kerja sangatlah penting dalam membantu proses kerja itu sendiri. Lanjutnya, dalam berkomunikasi ia menyarankan agar sebisa mungkin bisa memposisikan diri dan melibatkan unsur hati.

“Jika komunikasi berangkat dari hati maka ia akan sampai ke hati, itu adalah kuncinya,” ungkapnya memotivasi mahasiswa ITS.

Selain komunikasi, peran kepemimpinan juga dirasa sangat penting oleh pria yang pernah menjabat sebagai Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Institut (BEM I) tahun 2014 ini. Pasalnya, kepemimpinan merupakan suatu bentuk pengayoman kepada siapapun yang dipimpinnya.

Selain itu, ada enam poin penting untuk menjadi seorang pemimpin. Tiga poin dilakukan di awal dan tiga poin yang harus dilakukan di akhir. Tiga poin pertama adalah cinta, cita, dan cipta. Ketiga unsur tersebut akan membuat seorang pemimpin memiliki rasa, peran, dan visi.

“Sehingga, pemimpin dapat memahami kondisi yang dipimpinnya dan akan berlaku bijaksana dalam perjalanannya,” jelas Kepala Yayasan Desa Warnana ini.

Ketiga unsur yang terakhir adalah sikap mengabdi, saling percaya, dan gotong royong. Poin ini adalah bentuk pengayoman sebagai seorang pemimpin. Ketiga bagian ini merupakan proses untuk menemukan, mengenal, dan merangkul apa yang akan dituju.

“Untuk tahu itu butuh proses bukan yang di belakang tapi apa yang di depan,” ujar Ketua HMTI ITS 2012/2013.

Mukhlis Ndoyo Said ST saat memberikan pemaparan tentang kepemimpinan dan komunikasi

Berbeda dengan Mukhlis, Ir Dwi Sudarsono VP Crude Trading & Commercial of PT Pertamina memiliki pendapat lain mengenai apa yang dibutuhkan mahasiswa dalam menjadi seorang pemimpin. Menurutnya, dalam kepemimpinan seseorang harus memiliki tiga modal yang menyebabkan orang lain bertindak secara sukarela mengerjakan yang kita kehendaki.

“Keahlian teknis, keterampilan hubungan antar manusia dan keterampilan konseptual adalah ketiga modal itu,” beber Dwi.

Selain itu, alumnus Teknik Kimia ITS ini menegaskan bahwa menjadi seorang pemimpin tidak pernah lepas dari masalah. Untuk menghadapi hal tersebut dibutuhkan tiga pilar kompetensi. Mulai dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang merupakan bentuk proses, pengalaman, dan kontribusi yang dipelajari saat di perkuliahan.

“Ketiga pilar tersebut juga harus diimbangi dengan pondasi integritas, kejujuran, dan karakter,” imbuh Dwi.

Lanjutnya, sikap jujur dan kompeten menjadi kelebihan tersendiri bagi seorang pemimpin. Sebab, nantinya pemimpin harus menghadapi suatu kasus pemecahan masalah yang membutuhkan kedua sikap tersebut. Alhasil seorang pemimpin akan menemukan cara mengatasinya. Namun, menurutnya pelaksanaan di lapangan yang lebih utama dibandingkan sebuah teori.

Dwi juga menekankan pada mengatasi penyelesaian masalah untuk bisa di posisi atas suatu perusahaan.  Caranya dengan menerapkan tujuh kebiasaan seperti pro aktif, berpikiran menang-menang ataupun bersinergi salah satunya. Ketujuh kebiasaan ini akan memunculkan suatu perbedaan antar individu.

“Bagaimana cara individu menerapkannya yang akan menjadi pembeda,” lengkapnya

Di akhir sesi, Dwi menghimbau para peserta untuk menerapkan pilar-pilar yang sudah disampaikan. Sebab, pengalaman adalah guru yang paling berharga. Dwi juga berharap agar kegiatan yang melibatkan praktisi seperti ini lebih sering digalakkan. “Agar tidak sekadar teori, tetapi juga tahu praktik di lapangan seperti apa,” tandasnya. (bob/rur)

Berita Terkait