Kampus ITS, ITS News – Sebagai tindak lanjut dari rapat koordinasi Sensus Penduduk 2020 (SP2020) antara Badan Pusat Statistik (BPS) dengan Forum Pendidikan Tinggi Statistika (FORSTAT) pada 7-8 Februari 2020, BPS Provinsi Jawa Timur turut menggaet Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melalui Rapat Koordinasi Kampus (RAKORPUS), Rabu (11/3). Kegiatan yang ditujukan untuk mensukseskan SP2020 ini diikuti sejumlah sivitas akademika Departemen Statistika ITS.
Dalam sambutannya, Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Prof Dr Ir Adi Soeprijanto MT menaruh harap agar seluruh pihak yang terlibat dalam SP2020 untuk berkontribusi penuh sebagai wujud kecintaan terhadap data khususnya di lingkungan akademisi. “Mari kita mengawali langkah kita menuju satu data kependudukan dengan pendampingan sensus penduduk secara online ini,” ujar dosen Departemen Teknik Elektro tersebut.
Sosialisasi mengenai teknis pelaksanaan SP2020 ini disampaikan langsung oleh Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Provinsi Jawa Timur, Khaerul Agus SSi MM. Salah satu tujuan utama diadakannya kegiatan ini yaitu untuk menyediakan parameter demografi dan karakteristik penduduk. “Hal ini juga berkaitan dengan keperluan proyeksi penduduk dan indikator Sustainable Development Goals (SDGs),” tuturnya.
Lelaki yang akrab disapa Agus ini menjelaskan bahwa SP2020 hadir dengan format pelaksanaan yang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Dimana tahun ini diadakan dalam dua tahap yaitu pengisian data secara online dan kunjungan petugas sensus ke masyarakat secara langsung. Perubahan format itu dipilih untuk meminimalisir penduduk Indonesia yang berpotensi tidak tercatat datanya.
Dalam proses pengambilan data, pencacahan lengkap yang meliputi pengambilan data secara online dan kunjungan langsung itu terdiri dari 22 pertanyaan seputar individu, perumahan, pendidikan, dan pekerjaan. Selain itu, SP2020 juga menggunakan metode sensus kombinasi yang menggunakan data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) sebagai pedoman petugas saat terjun ke lapangan.
Setelah itu, data penduduk dibandingkan dengan catatan yang sudah diperoleh BPS saat pengambilan data secara online. Sehingga dapat diperoleh informasi yang jelas mengenai data penduduk secara de jure sesuai dengan dokumen Dukcapil serta de facto yang sesuai dengan situasi di lapangan. “Setelah pencacahan lengkap, dilakukan proses pencacahan sampel untuk mengolah data yang akan menghasilkan parameter dan indikator sosial lainnya,” papar Agus.
Menurut Agus, tantangan yang dihadapi saat ini adalah perbedaan tingkat partisipasi dari responden data. Faktor aksesibilitas internet yang berbeda antara penduduk di perkotaan dan pedesaan menjadi salah satu hal yang mempengaruhi. “Untuk wilayah Kota Surabaya sendiri sebenarnya tidak ada masalah, karena kemudahan akses internet yang ada membuat respondennya tinggi,” ungkap lelaki kelahiran 28 Agustus 1968 tersebut.
Untuk menjawab tantangan tersebut, BPS telah menggandeng 44 perguruan tinggi yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia untuk berkolaborasi bersama pada pelaksanaan SP2020. Dalam hal ini, perguruan tinggi yang mengelola departemen atau program studi statistika serta ilmu serumpun lainnya diharapkan bisa menjadi penggerak utama dalam proses sensus penduduk kali ini.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Program Studi Pascasarjana Statistika ITS, Dr rer pol Dedy Dwi Prastyo MSi mengungkapkan bahwa kampus dipilih sebagai institusi yang berperan karena memanfaatkan sumber daya mahasiswa dengan aktivitasnya yang tinggi di media sosial. “Pertukaran informasi dan komunikasi yang tersebar cepat di media sosial dirasa mampu untuk meningkatkan jumlah respon masyarakat dalam sensus penduduk secara online,” imbuhnya.
Lelaki yang kerap disapa Dedy tersebut menuturkan bahwa mahasiswa bisa bergabung dalam “Sahabat Sensus” sebagai agen yang mempublikasikan informasi mengenai SP2020. Mereka dapat mengasah kemampuannya dalam hal pengumpulan data. “Kompetensi tersebut dapat menjadi bekal persiapan diri dalam menghadapi dunia kerja khususnya di bidang Statistika,” pesan alumnus Humboldt Universitat Zu Berlin ini.
Sebagai penutup dari perwakilan mahasiswa, Ardiansyah Setyo Pambudi mengajak 133 rekan sejawatnya untuk turut mengajak kerabat atau teman sesama mahasiswa untuk bersama-sama menjalankan tugas sebagai Sahabat Sensus. “Dengan data berkualitas yang kita miliki, harapannya mahasiswa dapat menangkal hoax dan konten yang membahayakan sensus di lingkup media sosial,” pungkas Ketua Himpunan Mahasiswa Statistika (HIMASTA) ITS ini. (tri/lut)
Kampus ITS, ITS News — Menjawab tantangan perkembangan teknologi komunikasi masa kini, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menghadirkan Program Studi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah