ITS News

Rabu, 13 November 2024
20 Maret 2020, 09:03

Balada Dongeng: Dari Verbal Jadi Digital (Opini Hari Dongeng Sedunia)

Oleh : | | Source : ITS Online

Ilustrasi mendongeng (Sumber: thinkstockphotos.com)

Kampus ITS, Opini — Percaya atau tidak, kenangan masa kecil yang hingga saat ini terpatri di ingatanku ialah ketika orang tuaku mendongeng untukku. Mulai dari Si Kancil hingga Timun Emas, selalu sukses mengantarku tenggelam menuju gelapnya malam. Alih-alih menjadi rutinitas istimewa antara orang tua dengan anaknya, rupanya kegiatan mendongeng kini telah jauh melenceng. Sebagaimana yang saat ini terjadi pada balita di hadapanku.

Balita itu merengek, sepertinya ia sudah mengantuk. Aku tebak, sebentar lagi sang ibu akan menenangkannya dan mungkin membacakan cerita agar ia segera terlelap. Namun, di luar dugaan, ternyata sang ibu justru menyodorkan sebuah gawai dengan video yang sudah terputar. Seketika balita itu berhenti menangis karena tertarik menyaksikannya.

Video yang sedang diputar itu ternyata adalah sebuah dongeng tradisional dari Youtube. Kulirik sang ibu, kini ia telah kembali asik dengan gawai nya sendiri, sedang sang balita telah fokus menonton dongeng yang diputar melalui gawai yang lain. Hal tersebut benar-benar terasa aneh untukku. Dongeng yang dulu disampaikan secara verbal, kini berubah menjadi digital.

Kembali kuperhatikan mereka berdua, hingga saat ini tak ada interaksi yang terjadi di antara mereka. Aku merasa ada yang salah. Tidak seharusnya gawai mengambil alih peran itu. Karena menurutku, dalam sebuah penyampaian dongeng seharusnya terjalin interaksi yang kuat antara orang tua dan anaknya.

Yang ku tahu, kegiatan mendongeng seharusnya menjadi sarana untuk menyalurkan nilai-nilai luhur dari pendongeng kepada pendengarnya. Sosok pendongeng yang dalam hal ini adalah orang tua, membawa peran penting melalui penggambaran karakter dari dongeng yang dibawakan. Masih kuingat ekspresi orang tuaku saat menirukan Sang Kancil yang rakus hingga Buto Ijo yang kelelahan berlari mengejar Timun Emas.

Meski karakter-karakter dalam dongeng kini telah tergambar jelas pada layar gawai, tetap ada hal yang kurang menurutku. Tidak ada lagi kebebasan bagi pendengar untuk mengimajinasikan karakter-karakter dari setiap cerita yang didengarnya. Aku juga masih ingat bagaimana aku mengimajinasikan gajah bertelinga lebar hanya dari gestur ayahku yang merentangkan tangan di samping telinganya.

Selain penggambaran tokoh, tak adanya interaksi tersebut juga mengakibatkan nilai-nilai moral yang terkandung dalam dongeng tidak tersampaikan dengan baik. Berkaca pada kejadian di atas, bagaimana orang tua bisa menanamkan nilai-nilai moral jikalau bukan ia sendiri yang mendongeng untuk anaknya.

Tak hanya itu, bagiku kesenian dan kemampuan berbahasa juga dapat dilatih dari kegiatan mendongeng. Seperti dongeng Ande-Ande Lumut yang sedikit memberiku gambaran tentang bagaimana berbahasa Jawa yang baik dan benar. Dari situ, dapat pula ditarik kesimpulan bahwa kebersamaan antara orang tua dan anak saat mendongeng dapat memberikan pengetahuan yang akan terus dikenang.

Fenomena anak yang kini didongengi oleh gawai membuatku iba. Jikalau gawai hanya menjadi media pengganti dan bukan sebagai reduktor interaksi, aku pasti akan mendukung aspek kemajuan teknologi dalam bidang ini. Namun sayang, dampak negatif yang kulihat justru lebih banyak ketimbang manfaatnya.

Setelah menghela nafas panjang, kubalikkan badan ku dan kulihat sesosok ibu lain sedang memangku anaknya. Kudengar sayup-sayup ibu itu sedang menceritakan kisah Putri Salju dan Tujuh Kurcaci. Oh, aku tahu dongeng mancanegara ini. Aku ikut tersenyum melihat wajah antusias anak tersebut melihat ekspresi ibunya.

Hal itu membuatku kembali optimis. Ternyata di era teknologi yang sangat maju ini, masih ada orang tua yang tetap mengedepankan interaksi langsung kepada anaknya. Semoga banyak pula yang sadar bahwa meskipun telah tiba era digital, kualitas dan manfaat mendongeng secara verbal tetap tak tergantikan.

 

Ditulis oleh:

Salsabila Aida Fitriya

Mahasiswa S-1 Departemen Biologi

Angkatan 2019

Reporter ITS Online

Berita Terkait