Kampus ITS, ITS News — Kewajiban perguruan tinggi untuk mengabdi kepada masyarakat sebagaimana tertuang dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi agaknya diilhami betul oleh Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik, kesadaran ITS dalam mengabdi tersebut diwujudkan kepada masyarakat Lombok Barat, awal Maret ini.
Tepatnya di kawasan Dusun Kumbi, Desa Pakuan, Lombok Barat tempat mahasiswa ITS melakukan kegiatan KKN selama dua minggu. Dr Dra Agnes Tuti Rumiati MSc, Ketua Sustainable Development Goals (SDG) Center ITS mengungkapkan, dusun tersebut berdekatan dengan kawasan Taman Hutan Rakyat (Tahura) Nuraksa.
“Sebagai kawasan yang memiliki potensi wisata yang sangat besar, dusun tersebut (Dusun Kumbi, red) sangat tepat untuk dijadikan sebagai lokasi KKN” ujarnya.
Perempuan yang kerap disapa Tuti ini menyebutkan, Tahura Nuraksa merupakan kawasan yang memiliki beberapa lokasi yang dapat dijadikan sebagai tempat wisata, di antaranya adalah Air Terjun Segenter, Gua Pengkoak, Danau Biru, kawasan perkemahan, dan keberagaman flora fauna. “Modal alam yang amat banyak ini tentunya sayang sekali jika dibiarkan begitu saja,” tuturnya.
Kendati demikian, Tuti menyayangkan masyarakat di kawasan tersebut masih kurang memanfaatkan potensi yang ada. Menurut Tuti, mereka belum mampu mengembangkan daerah tersebut menjadi kawasan wisata. Oleh karena itu, ITS mengadakan KKN Tematik di sana dengan tujuan membantu mereka untuk menjadikan kawasan tersebut menjadi daerah wisata.
Dosen Departemen Statistika ITS ini menjelaskan, ITS tidak hanya ingin menjadikan daerah tersebut menjadi kawasan wisata saja, tetapi juga terdapat edukasi di dalamnya. Hal tersebut lantaran kawasan tersebut juga memiliki sisi geologi dan flora langka yang menarik untuk diteliti. Tidak hanya itu, adanya kawasan perkemahan juga berpeluang untuk dijadikan sebagai salah satu sarana edukasi guna mengenal alam lebih dekat.
Perempuan berhijab ini juga mengatakan bahwa sebelum memulai KKN Tematik, ITS bersama masyarakat sekitar menggelar acara soft launching. Acara tersebut sengaja melibatkan masyarakat sekitar dengan tujuan untuk memberi pengetahuan kepada mereka dalam mengadakan sebuah acara. Tidak hanya itu, hal ini juga menjadi tantangan bagi mahasiswa untuk bisa bekerja sama dengan masyarakat sekitar.
“Soft launching ini acara yang cukup besar, karena dihadiri oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan beberapa instansi lainnya,” ungkapnya.
Tuti memaparkan, dalam KKN Tematik yang diikuti oleh sepuluh mahasiswa pengambil mata kuliah Wawasan Teknologi (Wastek) ini beberapa tahapan telah dilakukan. Di antaranya adalah survei tempat, pemetaan potensi, pendekatan masyarakat, dan diskusi bersama masyarakat. Menurutnya pendekatan masyarakat menjadi hal tersulit, karena perbedaan pola pikir dan budaya yang ada.
Lanjut Tuti, ia mengungkapkan, KKN yang telah dilakukan dari bulan Februari tersebut akan terus berlanjut hingga satu tahun kedepan. ITS berencana akan membuat master plan untuk kawasan Tahura Nuraksa. Master plan ini dapat membantu mengarahkan masyarakat dalam menata kawasan Tahura Nuraksa.
“Misalnya, penempatan area berjualan, penempatan jalan menuju air terjun, penempatan kawasan peristirahatan, dan lain sebagainya,” imbuh perempuan berkacamata ini.
Tidak hanya itu, Tuti melanjutkan bahwa masyarakat juga akan diberi pembinaan tentang potensi-potensi alam yang ada. Hal tersebut dilakukan karena ITS berharap agar masyarakat sekitar juga dapat menjadi seorang pemandu wisata. “Tentu saja itu juga dapat meningkatkan pendapatan mereka, “ katanya.
Perempuan lulusan Departemen Statistika ITS ini berharap agar KKN Tematik dapat berjalan lancar dan memberikan manfaat untuk mahasiswa serta masyarakat sekitar. Lewat KKN Tematik ini diharap dapat memunculkan jiwa kepemimpinan dan kepedulian dari mahasiswa. Selain itu, hal ini juga diharap dapat mengenalkan nama ITS di masyarakat.
“Saya juga berharap semoga kawasan Tahura Nuraksa dapat segera terkelola dengan baik,” imbuhnya memberi harapan,
Di akhir wawancara, Tuti juga berpesan kepada para mahasiswa ITS untuk lebih sering melakukan penelitian dan pengabdian di daerah-daerah pedesaan seperti ini. Tak hanya untuk mengurangi ketimpangan yang terjadi di Indonesia, kegiatan seperti ini juga dapat digunakan sebagai ajang untuk menggali potensi-potensi besar yang sebenarnya banyak terletak di daerah pedesaan.
“Tolong buatlah teknologi yang memang sangat dibutuhkan oleh masyarakat terutama masyarakat desa,” harapnya. (dil/rur)
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan