Kampus ITS, ITS News – Emergency Ventilator ITS (E-VITS), purwarupa Simple and Low-Cost Mechanical Ventilator yang dikembangkan oleh Tim Ventilator Departemen Teknik Fisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), telah dinyatakan lolos uji teknis dari Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK), Kamis (21/5). Alat yang telah memenuhi standar kinerja ventilator oleh BPFK ini selanjutnya akan dipersiapkan untuk pengujian klinis.
BPFK merupakan lembaga yang berada dalam naungan Kementerian Kesehatan RI dengan tugas melakukan pemeliharaan dan kalibrasi pada peralatan medis yang digunakan fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia. Upaya tersebut untuk menjamin unjuk kerja yang akurat dan presisi (highly accurate and precise measurements) dari peralatan medis. Untuk melaksanakan tugasnya, BPFK dibekali berbagai alat ukur dengan kualifikasi sebagai kalibrator berbagai parameter fisis untuk memastikan akurasi unjuk kerja peralatan medis yang diukur.
Dalam situasi pandemi Covid-19, BPFK diberi tugas tambahan untuk melakukan pengujian kelayakan teknis berbagai jenis rancangan peralatan medis yang dikembangkan dalam rangka membantu penanganan pasien terjangkit Covid-19. Termasuk dalam hal ini untuk menguji rancangan purwarupa ventilator, yaitu alat medis yang digunakan sebagai alat bantu pernapasan bagi pasien Covid-19.
Atas dasar tersebut, sejak 5 Mei lalu, dilakukan pengujian pada purwarupa ventilator E-VITS guna memastikan sistem ventilator yang dikembangkan ITS tersebut memenuhi parameter kinerja yang dipersyaratkan BPFK. Pada kesempatan ini, Wakil Gubernur Jawa Timur Dr Emil Dardak turut mengantarkan Tim Ventilator Departemen Teknik Fisika ITS dalam rangka penyerahan E-VITS ke BPFK untuk dilakukan uji kelayakan dan keamanan teknis.
Pengembangan Purwarupa E-VITS
Ketua Tim Ventilator Departemen Teknik Fisika ITS Dr rer nat Ir Aulia Muhammad Taufiq Nasution MSc menyampaikan, purwarupa ventilator E-VITS yang diserahkan untuk pengujian telah mengalami pengembangan dari versi awal peluncuran perdananya pada 7 April lalu. “Versi awal merujuk pada proof-of-concept, yakni pembuktian akan kemampuan purwarupa mendemostrasikan dalam pemenuhan semua aspek parameter unjuk kinerja yang diperlukan dalam aplikasi klinis untuk pasien Covid-19,” ujarnya.
Dosen yang akrab disapa Olly ini menuturkan bahwa setelahnya juga dilakukan pengembangan pada purwarupa ventilator ini dengan lebih menekankan pada peningkatan ketahanan operasional sistem. “Beberapa perbaikan kami lakukan agar dihasilkan kestabilan akurasi dan presisi dari unjuk kerja yang diberikan ventilator E-VITS,” ungkap dosen Departemen Teknik Fisika ITS tersebut.
Olly dan tim berusaha keras melakukan penyempurnaan agar E-VITS mampu menghasilkan kinerja sesuai kelima aspek persyaratan BPFK, yakni pengujian keselamatan listrik; pengujian visual; pengujian keandalan; pengujian kinerja; serta ketersediaan dokumentasi terkait informasi teknis, operasional, dan pemeliharaan ventilator. “Untuk itu, sebelum diserahkan ke BPFK, kami juga telah melakukan pengujian internal secara menyeluruh untuk memastikan E-VITS telah memenuhi setiap poin pada kelima aspek persyaratan tersebut,” paparnya.
Salah satu poin penting dalam kelima aspek tersebut adalah ketahanan ventilator. Dalam hal ini, telah dilakukan pengujian keandalan pada ventilator dengan mengoperasikan alat selama 2×24 jam tanpa henti untuk memantau apakah sistem ventilator dapat menghasilkan unjuk kerja yang stabil sesuai dengan ketetapan standar. “Sistem dikatakan stabil bila selama durasi uji ketahanan ini unjuk kerjanya tetap akurat dan presisi,” jelas dosen berkacamata ini.
Sebagai acuan, keragaman nilai (variabilitas) akurasi dan presisi selama pengoperasian alat selama 2×24 jam haruslah tidak lebih dari kisaran 5 persen. Bila lebih dari nilai tersebut, alat dikatakan tidak terkontrol lagi. “Untuk itu, E-VITS telah dilengkapi dengan pengontrol yang terpadu pada semua sensor (yang telah terkalibrasi) dan aktuator, sehingga mampu menghasilkan rentang variabilitas unjuk kerja sesuai dengan yang diharapkan,” urai doktor lulusan the University of Göttingen ini.
Hasil uji BPFK menunjukkan bahwa ventilator E-VITS memiliki kinerja yang memuaskan dengan terpenuhinya semua aspek kinerja dan keselamatan. Ia menambahkan, BPFK memberikan catatan perbaikan minor guna mempersiapkan E-VITS dalam tahapan pengujian klinis terkait dengan dimensi dan perbaikan atas kualitas pelabelan untuk berbagai indikator pada casing E-VITS. “Kami telah berkonsultasi dengan BPFK, nantinya tampilan E-VITS akan didesain dengan ukuran dimensi yang lebih ramping,” pungkasnya. (tri/HUMAS ITS)
Kampus ITS, ITS News — Dalam upaya memperkenalkan pentingnya sertifikasi halal, tim Kuliah Kerja Nyata pengabdian Masyarakat (KKN Abmas)
Kampus ITS, ITS News — Tim Spektronics dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali sukses mendulang juara 1 pada ajang
Kampus ITS, ITS News — Kurang meratanya sertifikasi halal pada bisnis makanan khususnya pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM),
Kampus ITS, ITS News — Perayaan Dies Natalis ke-64 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) telah mencapai puncaknya di Graha Sepuluh