Kampus ITS, ITS News – Prestasi gemilang kembali diraih Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dari bidang keilmiahan, yakni Prof Drs Ec Ir Riyanarto Sarno MSc PhD yang berhasil menduduki peringkat 1 pada pemeringkatan Scopus. Kabar gembira ini diumumkan oleh Kemenristek/BRIN melalui video conference, Kamis (28/5) kemarin.
Selain pemeringkatan Scopus, pada konferensi tersebut juga disampaikan 500 daftar peringkat kinerja ilmuwan Indonesia 2020 berbasis Science and Technology Index (SINTA). Selain nama Prof Riyanarto Sarno dari Departemen Teknik Informatika, terdapat 23 nama dosen peneliti ITS lainnya yang masuk dalam 500 besar dengan kinerja terbaik.
Agus M Hatta ST MSi PhD, Direktur Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat ITS menyebutkan bahwa dari 23 nama peneliti tersebut, dua di antaranya masuk dalam 20 besar. “Salah satunya Prof Riyanarto, yang juga mendapat posisi pertama di pemeringkatan Scopus,” ungkapnya.
SINTA sendiri merupakan inovasi sistem informasi iptek yang tujuannya mengukur inovasi sistem networking para peneliti. “Hasil akumulasi score tahun ini, Prof Riyanarto sukses mencapai nilai 6.893 dan mendapat peringkat keempat,” ujar dosen yang kerap disapa Hatta ini.
Sementara itu, Prof Riyanarto Sarno menjelaskan bahwa SINTA merangkum data publikasi konferensi dan jurnal, serta kualitas berdasarkan kriteria index Scopus. Selama tiga tahun terakhir, jumlah publikasinya yang berhasil terindeks Scopus ada sebanyak 48 artikel dan 142 conferences.
Dalam hal publikasi ilmiah, peraih SINTA Award 2019 di kategori Penulis Ilmiah Terproduktif ini menyebutkan bidang apa saja yang menjadi interest-nya. “Di antara bidang-bidang itu adalah yang berkaitan dengan bidang Artificial Intelligence dan Machine Learning,” tuturnya. Lebih spesifik, imbuhnya, yang bertujuan untuk diimplementasikan di bidang Medical, Enterprise, Process Mining, dan Business Process Management.
Upaya untuk mempergiat kegiatan ilmiah ini dilakukan Riyan, sapaan akrabnya, dengan sering memberikan pendampingan kepada mahasiswanya, baik di tingkat sarjana, magister, maupun doktoral, agar ikut giat melakukan penelitian. “Kemudian, penelitian tersebut dapat menjadi bahan publikasi dan dimanfaatkan oleh mahasiswa atau peneliti lain,” bebernya.
Di samping itu, Riyan mengatakan bahwa kunci dari riset dan publikasi ilmiah ini adalah fokus dan giat berkolaborasi. Selaras dengan apa yang disampaikan dosen lulusan News Brunswick University, Kanada ini, Hatta pun menuturkan bahwa ITS mendukung penggalakkan kegiatan penelitian di lingkungan kampus, seperti dengan menjalin mitra kerja baik dari dalam maupun luar negeri.
Atas pencapaiannya mengantongi ranking satu Scopus dari 197.490 peneliti yang ada di Indonesia, huru besar berkacamata itu berharap dapat menjadi motivasi dosen, peneliti, dan mahasiswa, khususnya di ITS, supaya meningkatkan kegiatan penelitian untuk menemukan invensi dan inovasi. “Harapannya, berangkat dari sana akan muncul publikasi ilmiah dan karya itu dapat dihilirkan menjadi produk yang bernilai ekonomi,” pungkas Riyan penuh harap. (qaf/HUMAS ITS)
Kampus ITS, ITS News — Teknologi pascapanen memiliki peranan penting dalam menjaga mutu hasil panen sebelum dipasarkan. Peduli akan
Kampus ITS, ITS News — Dalam misi memperkenalkan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kepada masyarakat umum, setiap tahunnya ITS
Kampus ITS, ITS News — Semakin tingginya kebutuhan listrik rumah tangga menyebabkan perlu adanya inovasi sumber energi terbarukan sebagai
Kampus ITS, ITS News — Kesalahan yang sering terjadi pada optimalisasi sistem mesin menjadi fokus Institut Teknologi Sepuluh Nopember