Kampus ITS, ITS News – Pandemi Covid-19 yang tengah mewabah di Indonesia rupanya tak menyurutkan semangat mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) untuk terus berproses. Salah satunya adalah wujud kegiatan pengabdian untuk masyarakat yang dilakukan melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN) secara daring.
Rizka Umi Muslimah, salah satu mahasiswa Departemen Teknik Fisika ITS yang turut tergabung dalam KKN Reguler 2020 mengungkapkan, KKN Daring ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari program KKN Reguler ITS 2020 yang kini tak bisa dilaksanakan secara langsung di Desa Wonorejo, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri. Bersama 152 mahasiswa lainnya, Rizka melangsungkan KKN di desa sasaran secara daring.
Menurutnya, kegiatan ini tak hanya merupakan bentuk kegiatan pemberdayaan kepada masyarakat untuk menambah ilmu, melainkan juga dapat mengisi kegiatan untuk tetap produktif selama adanya protokol kesehatan physical distancing dan Work from Home (WFH). “Meskipun dilakukan secara daring, kami ingin tetap berkontribusi dalam pengembangan ekonomi, publikasi, dan promosi desa sehingga selanjutnya dapat disalurkan ke setiap Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang ada,” ujar Rizka.
Sebelumnya, ke-152 mahasiswa tersebut terjadwal harus menjalani KKN pada 14 hingga 28 Juni. Namun mengingat adanya pandemi Covid-19 yang memprihatinkan, KKN akhirnya dilaksanakan secara daring sejak 14 – 21 Mei 2020. “Selama menjalani KKN, kami berada di bawah bimbingan Bapak Herdayanto S Putro MSi dan Ibu Dra Sukriyah Kustanti MSi,” ungkapnya.
Meski tak sempat melakukan survei secara langsung ke lokasi KKN, namun Rizka bersama mahasiswa lainnya getol menghubungi serta mewawancarai perangkat desa seperti Ketua Karang Taruna dan Kepala Desa Wonorejo setempat secara daring. “Kami berusaha keras untuk melanjutkan KKN ini meskipun keadaan yang kurang kondusif,” tuturnya.
Dalam teknis pelaksanaannya, lanjut gadis kelahiran Jakarta, 7 Agustus 1999 tersebut, dirinya bersama tim menghimpun data sekunder yang diambil dari website pemerintah seperti Badan Pusat Statistik (BPS) untuk mendapatkan data-data dan gambaran mengenai kondisi desa. “Selanjutnya kami menghimpun data dari survei dan wawancara secara daring dengan kepala desa setempat,” papar mahasiswi berjilbab tersebut.
Setelah melakukan diskusi kelompok dan diskusi bersama pembimbing mengenai program kerja (proker), imbuh Rizka, dirinya kembali menghubungi kepala desa untuk meminta izin dan pendapat mengenai program kerja yang diusung. Tak berhenti sampai di situ, dirinya dan tim menyusun dan mengkoordinasikan jadwal kegiatan program kepada Pengurus Karang Taruna Desa Wonorejo.
Untuk memudahkan kegiatan KKN daring ini, Rizka dan tim memanfaatkan WhatsApp sebagai forum diskusi dengan pengurus karang taruna. Pelaksanaan KKN pun disesuaikan dengan jadwal kegiatan secara asinkron dan daring agar tidak mengganggu kesibukan pengurus. “Meskipun tidak dapat bertatap langsung dengan warga desa, namun kami tetap senang menjalani KKN daring ini,” ujarnya.
Beruntungnya, urai Rizka, warga desa setempat sangat kooperatif dan membuka tangan yang lebar untuk mahasiswa yang ingin mengabdikan ilmunya kepada masyarakat. “Saya berharap meskipun dilakukan secara daring, KKN ini dapat memberikan semangat dan manfaat kepada masyarakat,” pungkasnya.
Sementara itu, KKN secara daring juga digelar oleh 152 mahasiswa pengampu mata kuliah Wawasan dan Aplikasi Teknologi (Wastek) ITS. Kegiatan yang semula juga harus dilaksanakan di Desa Puncu Kabupaten Kediri pada pertengahan Juni ini dilaksanakan melalui bimbingan Dr Ir Hasan Ikhwani MSc dan Dra Endang Susilowati MS.
Hasan mengungkapkan bahwa salah satu bentuk modifikasi kegiatan KKN menjadi virtual adalah dengan membuat website database desa yang berisikan informasi profil desa hingga potensi-potensi yang dimiliki desa. “Website juga dapat bekerjasama dengan penyedia layanan web resmi pemerintah Indonesia,” imbuh dosen Departemen Teknik Kelautan ITS tersebut.
Pemilihan program kerja KKN berupa website ini didasari atas temuan mahasiswa bahwa ada potensi pengembangan sumber daya lokal serta sektor pariwisata dan perkebunan di Desa Puncu. “Website ini dapat memberikan informasi tentang kondisi dan situasi terkini Desa Puncu kepada masyarakat baik dari dalam desa maupun dari luar desa,” terang Hasan.
Website database Desa Puncu ini sukses dirampungkan dalam waktu satu bulan. Dalam proses pengembangannya, tim website menggunakan penyedia layanan web dari WordPress. “Kami memakai WordPress karena kami nilai lebih sederhana dan mudah dipahami sehingga akan memudahkan penggunaan kedepannya oleh aparat desa,” jelas Shania Eriadhani Astagina, mahasiswa Departemen Teknik Informatika ITS yang merupakan peserta KKN tersebut.
Website yang dapat diakses melalui https://desapuncu.wordpress.com/ ini memiliki beberapa menu berisi informasi Desa Puncu. Menu profil dan struktur desa misalnya, menu ini memberikan informasi terkini kepada masyarakat terkait administrasi desa.
Ada pula menu fasilitas layanan desa dan lembaga-lembaga desa yang menampilkan informasi untuk mengedukasi masyarakat terkait desanya. Sehingga masyarakat akan lebih mudah untuk mengakses layanan-layanan terkait di desanya.
Selain itu, masyarakat Puncu juga dapat mengakses berita harian dalam kolom berita harian warga Puncu. Website juga menampilkan data wilayah dan potensi sumber daya alam yang dapat diakses siapapun, hal ini dapat menjadi sarana branding agar desa lebih dikenal dunia luar.
Dalam proses pengembangan website, tim ternyata juga menemui sedikit kendala dimana tim belum dapat menggunakan domain desa.id milik pemerintah Indonesia dikarenakan proses pendaftaran yang sedikit rumit dan adanya proses konfirmasi yang lama dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI.
Dengan dilaksanakannya kegiatan KKN berbasis virtual ini, Hasan berharap website buatan mahasiswa ITS tersebut dapat memberikan manfaat bagi warga desa ke depannya. “Adanya website merupakan kesempatan bagi Desa Puncu untuk dapat mengenalkan desa mereka pada dunia luar. Banyak sekali informasi dan potensi desa yang telah dirangkumkan di website,” pesan dosen asal Sragen tersebut mengakhiri. (chi/rys/HUMAS ITS)
Kampus ITS, ITS News — Dalam upaya memperkenalkan pentingnya sertifikasi halal, tim Kuliah Kerja Nyata pengabdian Masyarakat (KKN Abmas)
Kampus ITS, ITS News — Tim Spektronics dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali sukses mendulang juara 1 pada ajang
Kampus ITS, ITS News — Kurang meratanya sertifikasi halal pada bisnis makanan khususnya pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM),
Kampus ITS, ITS News — Perayaan Dies Natalis ke-64 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) telah mencapai puncaknya di Graha Sepuluh