Kampus ITS, ITS News – Peningkatan jumlah limbah sampah yang merusak lingkungan menjadikan kegiatan ekspor sampah banyak dilakukan dengan alasan untuk mengalihkan sampah ke negara lain. Berangkat dari isu tersebut, ketiga mahasiswa Departemen Teknik dan Sistem Industri (DTSI) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), mengembangkan sebuah inovasi platform yang dinamakan Use It.
Ialah Alif Wahyu Rodiansyah, Ifarrel Rachmanda Hariyanto, dan Muhammad Ainul Yaqin yang berada di balik tercetusnya inovasi Use It tersebut. Terobosan baru ini dilatarbelakangi oleh banyaknya limbah sampah yang tidak diolah dan dibiarkan saja, bahkan akhirnya malah dibuang ke tempat lain. “Sebenarnya banyak yang bisa mengolah, hanya saja malas,” ucap Alif.
Selaku ketua tim, Alif menuturkan secara sederhana bahwasannya platform ini bertujuan untuk memfasilitasi industri dalam mengolah limbah. Fasilitas tersebut disajikan dalam bentuk fitur di platform Use It ini, yakni fitur jual beli limbah serta fitur konsultasi dan pengolahan limbah.
Lebih lanjut mengenai Use It, mahasiswa angkatan 2017 ini menjelaskan, fitur jual beli limbah bisa digunakan untuk semua jenis limbah pada umumnya seperti limbah organik dan anorganik. Sedang untuk limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) di platform ini tidak bisa diperjualbelikan. “Sudah ada aturan yang melarang, jadi di platform kami juga mengikuti aturan yang ada,” imbuhnya.
Ia juga menjabarkan, untuk limbah B3 itu sendiri ada fitur khusus yang dibuat yaitu konsultasi dan pengolahan buat perusahaan yang tidak bisa mengolah limbahnya sendiri. “Nantinya kita akan hubungkan sama perusahaan yang bisa mengolah limbah tersebut,” ujar mahasiswa asal Surabaya ini.
Ditanya soal keunggulan dari platform yang dibuat, Alif mengungkapkan bahwa Use It ini belum ada sebelumnya. Selain itu, dulu jika ingin jual beli limbah bisa lewat media sosial facebook (FB), namun tidak ada pihak ketiga yang memfasilitasi. Sedangkan Use It ini sudah memfasilitasi masyarakat agar lebih aman, mudah, dan terpercaya. “Semudah kita buka platform seperti Tokopedia dan lain-lain,” terangnya.
Platform yang menyasar para pengepul sampah dan perusahaan ini dalam pembuatannya menemui berbagai kendala. Kesulitan dalam pembuatan aplikasi dan desain menjadi kendala terbesar. “Kami yang semuanya anak (mahasiswa, red) DSTI tidak mempunyai basic aplikasi, makanya susah,” tuturnya.
Selain itu, imbuh Alif, mereka juga terkendala oleh pengumpulan data karena butuh adanya surveyor. Ke depannya, ia berharap platform ini bakal bisa dikembangkan dan digunakan masyarakat luas. Supaya limbah yang berserakan tidak terbuang sia-sia dan merusak lingkungan.
Mahasiswa yang aktif di himpunan ini juga berharap, pemerintah ke depannya bisa merealisasikan secara langsung dan turut menawarkan Use It ini. Sementara platform ini sudah mencapai masuk di program inkubator ITS untuk dievaluasi agar lebih baik.
Di akhir, Alif mengharapkan Use It ini nantinya berdampak baik ke lingkungan, tak hanya di Indonesia tapi juga dunia, sehingga bisa mengharumkan nama ITS. Ia juga berpesan kepada mahasiswa ITS lainnya agar tidak berhenti berinovasi. “Jangan berhenti berpikir kreatif, pantang menyerahlah karena saat kegagalan datang dan kita mencoba lagi, kita pasti berkembang menjadi yang lebih baik,” tandas ketua tim pemenang ketiga pada Perbanas Entrepreneur Award 2020 ini. (bob/HUMAS ITS)
Kampus ITS, ITS News — Menjawab tantangan perkembangan teknologi komunikasi masa kini, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menghadirkan Program Studi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah