ITS News

Selasa, 30 Juli 2024
18 Juni 2020, 14:06

Arsiparis Berprestasi ITS Gaet Juara Pertama Lomba Karya Tulis Kearsipan

Oleh : itsmeg | | Source : ITS Online

Agus Santoso SSos MMed Kom, pemenang juara pertama pada Lomba Karya Tulis Kearsipan Arsip UGM 2020, saat memberikan training kearsipan.

Kampus ITS, ITS News – Pandemi Covid-19 yang sedang melanda saat ini, tak menurunkan semangat Agus Santoso SSos MMed Kom selaku Kasubbag Kearsipan di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya untuk terus menorehkan prestasi. Kali ini, Agus berhasil mengharumkan nama ITS dengan meraih tempat pertama pada Lomba Karya Tulis Kearsipan Arsip UGM 2020, yang diumumkan pada Rabu, (3/6) lalu.

Melalui tulisannya yang berjudul “Peran Lembaga Kearsipan Daerah dalam Pelestarian Sumber Kearifan Lokal”, pria yang akrab disapa Agus ini ingin menyampaikan bagaimana lembaga kearsipan daerah dapat menerapkan strategi khusus untuk melestarikan sumber kearifan lokal yang merupakan bagian dari khazanah arsip statis.

Kepada ITS Online, Agus menuturkan bahwa lembaga kearsipan daerah yang dinaungi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan adalah lembaga yang dibentuk oleh setiap daerah untuk mengelola segala bentuk informasi dan arsip, khususnya arsip statis. Oleh karena itu, potensinya sangat besar untuk terlibat dalam pelestarian sumber kearifan lokal.

“Saat ini isu pelestarian sumber kearifan lokal telah banyak disuarakan oleh para pemerhati budaya dan akademisi di bidang pengelolaan informasi dan sejarah, terutama di era globalisasi informasi yang sangat rentan mengikis nilai-nilai budaya bangsa,” ujar pria yang pernah menjadi juara pertama sebagai Arsiparis Berprestasi Tingkat Nasional oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) ini.

Agus mengutarakan ada berbagai macam kearifan lokal yang sangat penting untuk diarsipkan, baik yang sudah berwujud maupun yang belum. Kearifan lokal berwujud seperti naskah sejarah, naskah kuno, koleksi audio visual bernilai sejarah, dan sejenisnya pada dasarnya sudah siap diarsipkan. “Untuk kearifan lokal yang belum berwujud seperti sistem sosial, bahasa, dan lain-lain harus dieksternalisasikan ke dalam bentuk dokumen terlebih dahulu,” paparnya.

“Pada tulisan saya ini, saya menyampaikan beberapa strategi khusus yang dapat diambil dan diterapkan oleh lembaga kearsipan daerah,” ungkap Agus. Strategi tersebut antara lain adalah perumusan kebijakan berbasis preservasi, eksternalisasi sumber kearifan lokal, peningkatan partisipasi masyarakat, serta pemanfaatan teknologi informasi.

Gambaran strategi khusus yang dapat dilakukan lembaga kearsipan daerah untuk melestarikan sumber kearifan lokal.

Dari segi partisipasi masyarakat, tantangan globalisasi dan rendahnya kesadaran masyarakat terhadap arsip masih berpengaruh pada upaya lembaga kearsipan daerah dalam melestarikan sumber kearifan lokal. “Pemerintah melalui Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) sudah sering menggaungkan Gerakan Nasional Sadar Arsip, karena kunci utama kesuksesan pengelolaan arsip adalah kepedulian masyarakat,” jelasnya.

Lebih lanjut, Agus menekankan pentingnya para pegiat arsip untuk menunjukkan eksistensinya. Tunjukkan bahwa arsip itu penting untuk setiap organisasi, baik itu melalui prestasi dan karya, maupun kehadiran langsung seorang pegiat arsip. “Dari situ masyarakat akan mulai tergerak untuk ikut serta menghargai arsip, profesi arsip, dan fungsi dari arsip itu sendiri,” tambah Agus.

Dalam pengelolaan arsip di sebuah organisasi, termasuk perguruan tinggi, tidak hanya dibutuhkan kemampuan teknis, tetapi juga harus ada perspektif dan pendekatan keilmuan. “Melihat latar belakang pendidikan saya yang berasal dari Ilmu Informasi dan Perpustakaan, pendekatan yang saya sampaikan pada tulisan ini lebih ke arah manajemen informasi dan manajemen arsip,” tutur pria yang pernah menjadi juara pertama sebagai Arsiparis Berprestasi tingkat ITS ini.

Agus pun menyampaikan, ilmu kearsipan selalu dinamis dan tidak hanya berkutat pada hal menyimpan saja. Menulis dari kacamata keilmuan adalah bagian dari strategi untuk meningkatkan pengetahuan dalam mengelola arsip. “Wawasan pengelola arsip akan berkembang seiring dengan proses menulis dan membaca, dan tentunya tidak melepaskan kemampuan teknis dalam hal mengarsip,” ucap Agus.

Pria dengan segudang prestasi ini juga menekankan bahwa para pengelola arsip di ITS harus menghargai profesinya dan menunjukkan bahwa profesi arsip layak diperhitungkan. “Harapan saya semoga Kearsipan ITS terus berkembang dan membawa manfaat positif bagi ITS, serta terus berkiprah dan berinovasi dalam pelayanan maupun kemajuan arsip nasional” pungkasnya. (meg/lut)

Berita Terkait