Kampus ITS, ITS News – Tampil unik dan berbeda, kali ini Departemen Teknik Mesin Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyelenggarakan kontes TikTok. Kompetisi yang diadakan beriringan dengan Open Talk Program Internasional Mesin ITS ini diharapkan dapat menjadi angin segar sekaligus menarik minat masyarakat untuk bergabung dan mengenal lebih dekat Departemen Teknik Mesin ITS.
Ir Julendra Bambang Ariatedja MT, dosen Departemen Teknik Mesin ITS, memaparkan bahwa kontes TikTok ini merupakan strategi untuk membuat webinar Open Talk Program Internasional Mesin ITS yang terkesan formal menjadi lebih menarik, terutama bagi anak muda masa kini.
Ia juga menambahkan bahwa meskipun kontes ini ringan, tetapi terdapat pembelajaran di dalamnya. “Bentuk lombanya tidak hanya sekadar lomba, tetapi perlu melalui learning curve dan ada edukasi-mandiri,” ucapnya penuh semangat.
Dosen yang akrab disapa Julendra ini menyampaikan bahwa keberhasilan TikTok tergantung dari dua komponen, yaitu kebebasan bermanfaat dan topik yang kuat. “Pada kontes TikTok yang kami adakan ini, kebebasan yang bermanfaat tentu ada, selain itu juga topik harus fokus dan tidak hanya sekadar mempromosikan Mesin ITS. Perlu dipresentasikan dahulu ke peserta agar produk video TikToknya sesuai,” jelasnya.
Kontes TikTok ini dirancang dalam tiga tahap singkat, pertama adalah peserta mendaftar dan mengirim kreasi bebas TikToknya. Selanjutnya, pemilihan kreasi yang bisa berdampak positif yang kemudian dipamerkan di webinar yang diadakan Departemen Teknik Mesin ITS. “Jadi selain berisi informasi menarik tentang program internasional Teknik Mesin ITS, dalam webinar juga ditampilkan gambaran video kreatif-positif yang kami mau untuk dijadikan inspirasi membuat video kedepannya,” ungkap Julendra.
Yang terakhir adalah tahap berkreasi sesungguhnya. Peserta didorong berkreasi sebanyak-banyaknya dalam membuat video TikTok dengan bekal bahan-bahan di webinar, dengan disertai tagar-tagar positifnya. “Kriteria utamanya adalah positif, atraktif, inovatif, serta dapat mengenalkan dan mempromosikan Departemen Teknik Mesin ITS baik secara langsung maupun tidak langsung,” paparnya.
Ia pun menambahkan, video akan menjadi pertimbangan bila berupa informasi, do-it-yourself, creative dance, unique photography, dan innovative trick. “Untuk jumlah views dan like hanya akan menjadi pertimbangan, bukan kriteria utama,” imbuh dosen yang pernah menempuh pendidikan di Universitas Teknologi Petronas ini.
Departemen Teknik Mesin ITS berharap, dengan adanya kontes ini dapat menjadi ajang promosi, khususnya untuk calon mahasiswa baru. Selain itu juga diharapkan hal ini bisa menjadi ajang bagi peserta untuk meningkatkan kemampuan teknik dan seni bervideo TikTok yang kreatif-positif. “Karena kami berharap kontes ini menjadi penyebab tumbuhnya video-video TikTok positif, maka pendaftaran kami buka seluas-luasnya dan untuk umum, bukan sekadar civitas academica saja,” ujar Julendra.
“Hingga saat ini sudah banyak lomba TikTok yang diadakan berbagai perusahaan dalam mempromosikan produk maupun merek mereka, tetapi masih sedikit kontes TikTok yang bernuansa akademik, self-education dengan tetap mempertahankan kesederhanaan, kebebasan, atraktif, positif, dan terutama promotif,” pungkas Julendra. (meg/id)
Kampus ITS, ITS News — Kebijakan pemerintah untuk menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen telah memicu
Kampus ITS, ITS News – Tim MedPhy.Edu Laboratorium Fisika Medis dan Biofisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menciptakan Fantom
Kampus ITS, Opini — Dengan kemajuan teknologi di era modern ini, media sosial kini telah menjadi bagian integral dalam kehidupan
Kampus ITS, Opini — 20 tahun telah berlalu sejak Tsunami Aceh 2004, tragedi yang meninggalkan luka mendalam sekaligus pelajaran