Kampus ITS, ITS News – Di tengah pandemi Covid-19 yang mengharuskan Work from Home (WFH), semangat untuk tetap gencar menggalakkan pembelajaran bahasa asing di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Bahasa dan Budaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak pernah kendur. Bahkan saat ini UPT Bahasa dan Budaya ITS telah berhasil meluncurkan 100 e-Public Lecture Series.
Ratna Rintaningrum PhD, Manajer UPT Bahasa dan Budaya ITS menjelaskan bahwa e-Public Lecture Series merupakan program pembelajaran yang diadakan secara umum bagi para pengguna jasa layanan di UPT Bahasa dan Budaya ITS, baik yang berbayar maupun yang tidak berbayar. “Pelaksanaannya pun dilakukan secara daring dan berseri, berkelanjutan dengan materi dan audiens yang berbeda-beda,” paparnya.
Ratna mengatakan bahwa layanan UPT Bahasa ITS ini tidak boleh berhenti di tengah-tengah pandemi. Pasalnya, diakui atau tidak, kebutuhan pengguna jasa terhadap UPT Bahasa ITS sangat tinggi sejalan dengan kebutuhan kemampuan berbahasa asing. Sehingga ketika ITS mengumumkan WFH, Layanan UPT Bahasa tetap melakukan pembelajaran secara daring. “Hal tersebut ditujukan agar para pengguna jasa tetap merasakan layanan yang baik sesuai dengan hak mereka,” ujarnya.
Perempuan berkerudung tersebut mengungkapkan, berbagai upaya dilakukan untuk menyambut pembelajaran secara daring. Langkah pertama adalah mempersiapkan teknologi dengan sistem yang applicable dan bisa diakses oleh pengguna jasa layanan. Pada saat bersamaan, Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten akan diterjunkan untuk pelaksanaaan program e-Public Lecture Series.
Langkah terakhir adalah pemilihan materi yang berhubungan dengan bahasa asing. Namun sebelumnya, kata Ratna, dilakukan persiapan dan panduan secara online melalui forum chat. Berkat kegigihan dan kerja sama yang baik, akhirnya kelas-kelas online bisa diselesaikan. “Bahkan saat ini sudah mencapai lebih dari 100 series,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Ratna menjelaskan bahwa untuk tahap awal platform classroom didesain untuk pembelajaran secara asynchronous, yaitu pembelajaran online tanpa tatap muka. Pada platform ini peserta mempelajari secara mandiri materi-materi yang telah tersaji di ruang kelas. Materi disajikan dengan berbagai macam strategi tampilan yang menarik dan tidak membosankan. “Hal ini bertujuan agar mahasiswa tetap memiliki motivasi yang tinggi untuk mempelajarinya,” tandasnya.
Selain itu, menurut Ratna, sistem synchronous atau tatap muka online juga dilaksanakan dengan berbagai macam protokol pembelajaran. Materi yang diajarkan secara daring pun berbeda saat dilakukan secara offline, yakni meliputi Listening Comprehension, Structure and Written Expression, Reading Comprehension, dan tergantung dari jenis kelas yang diambil oleh pengguna. “Dari delapan bahasa asing yang tersedia, UPT Bahasa ITS hanya menyelenggarakan tiga pembelajaran bahasa asing secara daring,” ungkap Ratna lagi.
Menurut Ratna, respon yang didapat dari para pengguna pun tergolong sangat antusias. Meskipun terkadang terkendala dengan internet, tetapi mereka menantikan kelas tatap muka online agar tidak hanya belajar mandiri dari platform classroom yang disediakan. “Untuk mencapai lebih dari 100 target e-Public Lecture Series tersebut, diperlukan kerja sama yang baik antar tim di UPT Bahasa dan berbagai pihak,” tuturnya.
Untuk langkah ke depan, UPT Bahasa bersama pejabat dan pakar teknologi informasi ITS tengah mempersiapkan Test of English as a Foreign Language (ToEFL) secara online dengan menggunakan teknologi modern. “Harapan kami adalah agar platform-platform online tersebut bisa dipergunakan masyarakat luas sehingga ITS, khususnya UPT Bahasa, dapat terus memberikan kontribusinya kepada Indonesia,” pungkasnya penuh harap. (chi/HUMAS ITS)
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak henti-hentinya melahirkan inovasi baru guna mendukung ekosistem halal di
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan