Kampus ITS, ITS News — Berakhir sudah tugas penting yang diemban salah seorang dosen Departemen Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Kamis (23/7) lalu, Departemen Teknik Sipil ITS menggelar acara perpisahan Purna 70 Tahun Prof Dr Ir I Gusti Putu Raka DEA. Acara yang dihelat di Ruang Baca Departemen Teknik Sipil ITS dan disiarkan melalui siaran Zoom ini dihadiri oleh jajaran dosen Teknik Sipil ITS serta para petinggi ITS.
Tepat bulan Mei 2020 silam, Prof Dr Ir I Gusti Putu Raka DEA telah memasuki masa purna tugas di umur 70 tahun. Menjadi bagian dari Departemen Teknik Sipil ITS merupakan sebuah kehormatan baginya. “Saya sangat senang bisa mengabdi disini, lingkungannya sangat mendukung dan semua orang bahu-membahu untuk saling membantu,” ujar lulusan Institut National des Sciences Appliquées de Toulouse (INSA Toulouse), Perancis ini.
Turut hadir dalam acara ini, Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari M Eng menyampaikan bahwa lelaki yang akrab disapa Raka ini pantas disebut sebagai live database ITS. “Pak Raka ini seperti komputer, hafal semua lika-likunya ITS mulai dari finansial, aset hidup, perkembangan, infrastruktur, sampai batas-batas wilayah ITS dengan kampus dan wilayah lain,” jelasnya.
Sejalan dengan pernyataan sebelumnya, Dr Ir Murni Rachmawati, Dekan Fakultas Teknik Sipil, Perencanaan, dan Kebumian (FTSPK) ITS mengungkapkan bahwa dengan masa kerjanya yang panjang membuat Raka memiliki pengalaman dan wawasan yang luas. Selain itu, lelaki yang pernah menjabat sebagai Ketua Jurusan Teknik Sipil ITS periode 1993 sampai 1999 ini merupakan sosok yang memiliki peran dan kontribusi yang besar untuk ITS.
“Saat kami ada rapat di Dewan Pertimbangan, beliau selalu menceritakan bagaimana keadaan ITS yang dulu. Itu semua membuat saya merasa beliau merupakan tokoh yang sangat berpengalaman dan membuka wawasan kami untuk memahami situasi ITS dari masa ke masa,” terang Murni.
Lebih lanjut, Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) ITS, Prof Dr Ir Mohammad Nuh DEA menambahkan bahwa Raka merupakan sosok yang sangat rendah hati. Mantan rektor ITS ini juga menyebutkan bahwa ia sudah termasuk ahli dan terkemuka dalam bidang keilmuannya serta dalam bidang tata kelola dan kemanusiaan. “Dengan karakter ketelitiannya pula Pak Raka mampu melihat celah-celah kosong yang belum terlihat oleh kami semua. Dan itu semua disampaikan dalam artikulasi bahasa yang enak didengar,” tulisnya dalam buku Perpisahan Purna Tugas.
Sangat banyak orang yang akan merindukan keberadaan sosok Raka di ITS, khususnya di lingkungan Departemen Teknik Sipil ITS. Beberapa kolega dari lelaki kelahiran 1950 ini sudah saling mengenal dengan baik semenjak di bangku kuliah seperti Prof Ir Noor Endah MSc PhD dan Prof Dr Ir Triwulan DEA. Bahkan ada yang merupakan mahasiswa bimbingannya seperti Ketua Senat ITS, Prof Ir Priyo Suprobo MS PhD.
Kepala Departemen (Kadep) Teknik Sipil ITS, Umboro Lasminto ST MSc pun turut memberikan rasa terima kasihnya kepada Raka atas dedikasinya selama ini. Ia pun terus mengharapkan bimbingan dan dukungan beliau dalam memimpin departemennya saat ini. “Kami sungguh berterima kasih atas dedikasi beliau, dan kami harap beliau masih mau membimbing kami para dosen junior,” tandasnya.
Raka pun berharap setelah kepergiannya, ITS dan khususnya Departemen Teknik Sipil akan bisa terus berkembang mengingat tenaga pengajarnya sudah mendapatkan kesempatan untuk pendidikan yang lebih tinggi. Tak lupa, ia juga mengharapkan semuanya dapat mengingat jasa dosen-dosen yang telah mendahuluinya dan sudah purna tugas. “Semoga tugas kita untuk mengajar dan mengedukasi mahasiswa bisa kita tunaikan dengan lebih maksimal lagi,” pungkasnya. (ri/lut)
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan
Kampus ITS, ITS News — Proses pembuatan batik sebagai warisan tanah air seringkali melibatkan penggunaan zat pewarna sintetis yang
Kampus ITS, ITS News — Terdapat lebih dari 13.000 sumur minyak terbengkalai di Indonesia yang memiliki potensi sebagai sumber energi