Kampus ITS, ITS News — Kerjasama tim menjadi salah satu faktor terwujudnya visi organiasai. Lewat kerjasama tim yang apik, dapat terbentuk sistem kerja yang efektif untuk mecapai tujuan. Menyadari hal itu, pendiri Waste Solution Hub, Ranitya Nurlita membagikan kiat membangun kerjasama tim yang baik.
Bagi Lita, sapaan akrabnya, mengenali diri sendiri menjadi modal utama sebelum membangun kerja sama tim. Dengan memahami potensi yang dimiliki, dapat membantu seseorang menentukan rencana hidupnya. “Adanya rencana hidup atau life plan akan mendorong seseorang untuk terus berambisi,” ujar penggiat gerakan lingkungan ini.
Nantinya, ambisi inilah yang memudahkan seseorang untuk melakukan aktualisasi diri. Yakni, keinginan untuk menggunakan semua kemampuan dirinya guna mencapai apa yang ingin ia miliki, apa yang ingin ia lakukan, hingga apa yang ingin ia tinggalkan. “Aktualisasi ini penting bagi seorang pemimpin, supaya ia terus termotivasi membangun kerjasama tim,” tambahnya.
Dalam proses aktualisasi tersebut, seseorang harus membentuk visi hidup. Visi ini akan menjadi cermin cara seseorang berpikir maupun bertindak. Dalam membentuk visi, perempuan yang akrab disapa Lita ini mengungkapkan pentingnya meraih sweet spot atau titik tengah. “Sweet spot merupakan irisan antara kemampuan, kesempatan, dan passion,” tuturnya.
Saat berhasil menentukan rencana dan visi hidup, seseorang dapat bergabung dengan organisasi yang dapat mendukung pencapaian target diri. Di sana, sangat dianjurkan untuk memupuk pertemanan, kemampuan bekerja dalam tim, dan relasi. “Di tahap ini, organisasi menjadi sarana dalam membangun kerjasama tim yang baik,” ungkapnya.
Bicara tentang kerjasam tim yang baik, Lita menyinggung adanya metode bertahap untuk merealisasikan hal tersebut. Pertama, ialah SMART atau Specific, Measurable, Attainable, Relevant, dan Time-bound. “Metode ini dapat mendorong kita menciptakan tujuan spesifik, terukur, dapat dicapai, dan memiliki rentang waktu tertentu,” tambah perempuan berkerudung ini.
Selanjutnya, ada Project Charter yang mengupas kekuatan, kelemahan, peluang, serta ancaman yang berasal dari dalam maupun luar. Ada juga metode Design Thinking dalam bentuk diagram yang menampilkan alur trial and error. “Dengan begitu akan didapatkan strategi terbaik untuk mengimplementasi proyek tim yang akan dikerjakan,” tambah pendiri wastehub.id ini.
Perempuan asal Kabupaten Bojonegoro ini juga menjelaskan tentang Bussiness Model Canvas (BMC) dan Teoori U. Melalui BMC, anggota tim dapat melihat kondisi proyek secara komprehensif. Sedangkan melalui Teori U, anggota tim akan belajar melepas ego demi terciptanya kerjasama yang ideal. “Dalam tim, kita harus bisa open mind, open heart, dan open will,” jelasnya.
Kiat ini dibagikan pada webinar bertajuk Great Leader Comes From Great Teamwork dalam rangkaian acara Chemistry Week Departemen Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) September lalu. Diharapkan setiap peserta yang hadir dapat menerapkannya dalam kehidupan sosial. (ai/hen)
Kampus ITS, ITS News — Sampah plastik sampai saat ini masih menjadi momok yang menghantui lingkungan masyarakat. Untuk mengatasi
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan
Kampus ITS, ITS News — Proses pembuatan batik sebagai warisan tanah air seringkali melibatkan penggunaan zat pewarna sintetis yang