Kampus ITS, ITS News – Pandemi Covid-19 tidak menghalangi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melebarkan sayapnya di kancah internasional. Melalui program Global Project Based Learning (GPBL) ITS berkolaborasi dengan Shibaura Institute of Technology (SIT) dalam bidang Urban and Regional Planning. Acara ini dilaksanakan secara virtual yang dimulai pada Sabtu, (3-31/10).
Faiqoh Agustin ST selaku GPBL program team mengatakan, pembelajaran melalui proyek merupakan cara strategis untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa. Kegiatan berskala global yang melibatkan mahasiswa internasional seperti ini dapat memberi nilai tambah bagi mahasiswa ITS. “Dengan segala keterbatasan di masa pandemi, kami tetap mengadakan GPBL dan telah mempersiapkan segala tantangan kedepannya,” ungkapnya.
Wanita yang akrab disapa Faiqoh ini melanjutkan, sejak awal mereka menyadari terdapat tantangan baru karena pelaksanaannya harus dilakukan secara virtual. Alhasil seluruh kegiatan seperti berdiskusi, mengirim agenda, dan sebagainya dilakukan secara virtual melalui Microsoft Teams dan Zoom. “kami harap platform ini dapat mempermudah kegiatan peserta dalam berdiskusi,” kata Faiqoh.
Menurut Faiqoh, tahun ini GPBL mengangkat tema bertajuk New Normal Requirements After Covid-19 Pandemic. Tema tersebut diambil sebab banyak sekali kebutuhan dan strategi dalam perencanaan kota dan wilayah yang harus dipersiapkan setelah masa pagebluk ini. “Saya berharap peserta dapat bekerja sama dan berpikir kritis untuk menciptakan solusi kreatif yang dapat direalisasikan kedepannya,” jelas Faiqoh
Faiqoh memaparkan, kegiatan ini diikuti oleh 21 mahasiswa Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) ITS dan 21 mahasiswa dari SIT. Nantinya, peserta akan dibagi menjadi sepuluh kelompok yang memiliki area proyek berbeda meliputi bandara, terminal, stasiun, dan kampung. “sepuluh dosen ITS dan tiga dosen SIT akan menjadi dosen pembimbing yang memberi arahan agar GPBL berjalan lebih komprehensif,” sambungnya.
Faiqoh melanjutkan, melalui program ini mahasiswa SIT juga mendapatkan pengalaman baru karena dapat bertukar budaya secara virtual. Beberapa kegiatannya yaitu, Campus Tour ITS, Learning Indonesian Language and Indonesian Dance, serta belajar manik-manik Indonesia. “Kami juga mengenalkan tari Tor-Tor dan saman serta manik manik kaca tradisional sebagai budaya Indonesia,” terangnya
Faiqoh berharap dengan GPBL, banyak karya dan inovasi baru yang dihasilkan, sehingga problematika kompleks yang terjadi di tengah masyarakat dapat terjawab secara sistematis dan baik.“Saya harap dari masalah yang ada bisa didapatkan solusi atau rancangan kreatif, serta dapat diimplementasikan di Indonesia maupun di luar sana,” pungkasnya.(meg/qin)
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan
Kampus ITS, ITS News — Proses pembuatan batik sebagai warisan tanah air seringkali melibatkan penggunaan zat pewarna sintetis yang
Kampus ITS, ITS News — Terdapat lebih dari 13.000 sumur minyak terbengkalai di Indonesia yang memiliki potensi sebagai sumber energi
Kampus ITS, ITS News — Dalam upaya memperkenalkan pentingnya sertifikasi halal, tim Kuliah Kerja Nyata pengabdian Masyarakat (KKN Abmas)